Aku nggak akan bohong: pernah banget gue merasa gagal.
Lulus kuliah dengan statistik OK, kerja keras kirim ratusan lamaran, bikin portofolio. Tapi entah kenapa—seringnya jawaban “terima kasih atas minat Anda”.
Kenyataannya, gue mikir: “Kenapa bukan gue yang dipanggil?”
Gue merasa kayak pesepakbola cadangan—standby, tapi nggak pernah dapat giliran main.
Beberapa tahun lalu, saya punya momen jujur yang agak memalukan tapi juga penting. Saya duduk di depan laptop saya—tertarik, punya ide, sudah buka dokumen baru—tapi setelah beberapa menit… saya hanya menatap layar kosong sambil berpikir, “Apa yang mau saya tulis?” Dan akhirnya saya pikir: ah sudahlah. Saya tutup laptop dan pergi makan es krim.