Author: Agung Wibowo

  • Menerima Apa Adanya

    “Urip iku nerimo ing pandum”. Begitulah salah satu wejangan masyarakat Jawa yang masih diamini hingga kini.

    Menerima bukan berarti pasrah atau pasif. Tapi ikhlas dan mensyukuri setelah mengupayan sebaik mungkin.
    Mengapa itu penting? Karena kebanyakan orang tidak bahagia karena tidak menerima realita yang dianggap tak sesuai ekspektasi.
    Bagaimana denganmu hari ini? Jangan lupa bahagia.
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 23 September 2022
  • It’ Time for Slow Living

    Dunia bergerak begitu cepat. Semua orang terlihat sibuk. Demi mengejar apa yang disebut dengan sukses.

    Lantas, haruskah kita selalu terburu-buru. Atas nama waktu?
    Tak salah. Tapi ada kalanya kita juga perlu melambat. Menikmati karunia Illahi yang tak terhitung.
    Slow living. Bukan berarti malas-malasan. Tapi adalah cara untuk mengekspresikan diri.
    Berhentilah sejenak kawan. Melambatlah jika diperlukan sebelum kita diharuskan terburu-buru.
    Agung Setiyo Wibowo
    Jakarta, 27 September 2022
  • Menerima Kenyataan

    Belum lama ini saya terkejut dengan salah satu tragedi olahraga paling mematikan di Asia Tenggara. Fanatisme yang tidak diingingi kematangan mental mengakibatkan ratusan nyawa melayang. Duka untuk Indonesia.

    Kejadian itu mengingatkanku dalam konteks pribadi. Untuk bisa menerima kenyataan yang diberikan Tuhan. Karena bukankah kita tak bisa mengendalikan segalanya? Yang bisa kontrol adalah sikap kita.
    Sudahkah kamu menerima kenyataan? Itu bukan berarti pasrah ya. Ikhtiar dan tawakkal harus ditunaikan.
    Amor fati.
    Jakarta, 3 Oktober 2022
  • Membudayakan Slow Living

    Slow Living entah kita sadari atau tidak telah menjadi tren besar. Tapi pesan dasarnya adalah tentang mengkonsumsi lebih sedikit dan mengambil pendekatan yang lebih lambat untuk kehidupan sehari-hari.

    Gerai makanan cepat saji misalnya. Dewasa ini banyak yang telah menawarkan menu vegan dan aplikasi yang tak terhitung jumlahnya untuk membantu kita bermeditasi dan mengurangi waktu online kita.

    Marie Kondo adalah contoh lainnya. Wanita Jepang yang dijuluki the tidies woman in the world itu semakin digandrungi masyarakat di berbagai belahan dunia karena metode merapikan rumah yang dikenal dengan Konmari. Tak mengejutkan bila kian banyak saja orang-orang yang memilih hidup lebih minimalis karena inspirasinya.
    Dan siapa yang tidak memiliki botol air yang dapat digunakan kembali?

    Tampaknya semua orang berjuang untuk kehidupan yang lebih sederhana, berkelanjutan, dan bermakna. Dorongannya adalah menuju kesederhanaan, entah itu merapikan atau melangsingkan rencana perjalanan liburan kita.

    Di Instagram, tagar seperti #theartofslowliving menggambarkan cangkir teh yang mengepul di atas seprai. Mereka menunjukkan kesenangan hidup sederhana yang dimaksudkan untuk dinikmati. Dan mereka bahkan mungkin menginspirasi kita untuk menyisihkan handphone sejenak.

    Namun, apa sesungguhnya Slow Living itu?

    Definisi Slow Living
    Slow Living adalah pola pikir yang mana kita menyusun gaya hidup yang lebih bermakna dan sadar dengan apa yang paling kita hargai dalam hidup. Itu berarti melakukan segala sesuatu dengan kecepatan yang tepat. Alih-alih berusaha melakukan sesuatu dengan lebih cepat, kita berfokus untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik. Seringkali, itu berarti memperlambat, melakukan lebih sedikit, dan memprioritaskan untuk menghabiskan jumlah waktu yang tepat untuk hal-hal yang paling penting bagi pribadi.
    Dengan memperlambat dan dengan sengaja menempatkan nilai-nilai sejati kita di “jantung” gaya hidup kita, Slow Living mendorong kita untuk hidup dalam kesadaran diri dan membuat keputusan yang sadar dan terarah demi tercapainya kebahagiaan.

    Slow Living menyangkal bahwa sibuk sama dengan sukses atau penting. Ini berarti hadir dan “merayakan” kualitas daripada kuantitas, hidup dengan tujuan, sadar dan penuh makna. Dengan cara ini kita dapat   memberikan ruang untuk refleksi dan kesadaran diri. Karena detik demi detik waktu kita tidak lagi semata-mata dikejar-kejar lagi atas nama deadline atau mengejar target.

    Slow living berarti hidup lebih baik, bukan lebih cepat.

    Bermula dari Slow Movement
    Slow Living adalah bagian dari Slow Movement yang dimulai pada 1980-an di Italia. Menghadapi pembukaan McDonald’s di jantung kota Roma, Carlo Petrini dan sekelompok aktivis membentuk Slow Food, sebuah gerakan yang membela tradisi makanan setempat. Gerakan itu kini memiliki pendukung di lebih dari 150 negara dan terus melindungi tradisi gastronomi, mempromosikan pembayaran yang adil bagi produsen, mendorong kenikmatan makanan berkualitas baik dan terlibat dalam upaya keberlanjutan.
    Carl Honoré, salah satu penulis dan pembicara paling terkenal tentang Slow Movement, membantu membawa konsep Slow Living ke arus utama pada tahun 2004 dengan penerbitan bukunya In Praise of Slowness. Honoré mengeksplorasi bagaimana Slow Food memicu gerakan Slow Living yang lebih luas dengan ‘lambat’ sekarang diterapkan ke bidang kehidupan lain yang telah mengalami percepatan besar, termasuk pekerjaan, pengasuhan anak, dan waktu luang.

    Sejak buku itu diterbitkan, kecepatan hidup kita hanya terus meningkat, begitu pula kesadaran akan gerakan hidup lambat. Hari ini, perjalanan lambat, mode lambat, kebugaran lambat, berkebun lambat, interior lambat, desain lambat, pemikiran lambat, berita lambat, dan kerja lambat adalah contoh cabang lebih lanjut dari gerakan hidup lambat. Semakin banyak orang yang mengakui bahwa lebih cepat tidak selalu lebih baik.

    Dengan semakin banyak orang yang “dipaksa” untuk memperlambat dan menyederhanakan gaya hidup, minat terhadap Slow Movement telah meningkat selama pandemi Covid-19. Faktanya, Google melaporkan peningkatan 4x dalam jumlah video YouTube dengan judul ‘slow living’ pada tahun 2020 vs 2019. Peningkatan tersebut menunjukkan keinginan untuk terhubung kembali dengan hobi, alam, dan diri kita sendiri yang bermakna.
    Manfaat Slow Living
    Slow Living sejatinya menawarkan begitu banyak manfaat. Di antaranya adalah sebagai berikut.
    Pertama, memberikan lebih banyak “Me Time”. Dengan memotong aktivitas yang mengalihkan perhatian Anda (misalnya terlalu lama memelototi media sosial) atau aktivitas yang tidak memuaskan kita, kita akan mendapatkan kembali waktu untuk perawatan diri.
    Kedua, membuat kita lebih “waras”. Slow Living berarti menjadikan kita lebih sadar, lebih mampu mengendalikan stres dan lebih mendorong kita untuk menghargai momen demi momen. Kita akan “terhanyut” untuk menikmati proses, tidak sekadar mengejar hasil akhir dalam menunaikan segala sesuatu.
    Ketiga, membangun hubungan yang lebih kuat. Mengurangi stres, mendapatkan lebih banyak “Me Time”, dan hidup dengan penuh kesadaran dapat membantu meningkatkan waktu berkualitas kita bersama orang-orang yang paling kita sayangi.
    Keempat, menyelaraskan diri dengan alam. Slow Living berarti peduli dengan alam. Kita akan menjadi lebih sadar akan dampak negatif dari gaya hidup yang mencemari bumi. Oleh karena itu saya begitu bangga dengan masyarakat Bali dengan Tri Hita Karana-nya yang menyelaraskan hidup dengan Tuhan, alam dan sesama manusia. Dengan menyeimbangkan ketiga unsur tersebut, kita dapat berpacu untuk melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi.
    Kelima, menjalani panggilan hidup. Slow Living berarti menempatkan nilai-nilai diri kita di jantung gaya hidup kita, menemukan integrasi kehidupan kerja yang lebih baik dan meluangkan waktu untuk apa yang paling penting bagi diri sendiri, yang dapat mengarah pada kehidupan yang lebih terarah. Karena bukankah hidup yang tak bertujuan tak pantas diperjuangkan?
     
    Kesalahpahaman Masyarakat 
    Meskipun dinilai begitu berfaedah oleh para pakar, pemahaman masyarakat terhadap Slow Living — khususnya di Indonesia, masih perlu ditingkatkan lagi. Pasalnya sebagian orang masih ada yang menyamakannya dengan lamban, malas atau tidak produktif.
    Carl Honoré sering menyebutkan perbedaan antara ‘”lambat yang baik” dan ‘lambat yang buruk’. Perbedaannya adalah bahwa “lambat yang baik” adalah tentang mengurangi kecepatan secara sadar untuk melakukan sesuatu dengan kecepatan yang tepat untuk mencapai hasil yang lebih baik, sedangkan “lambat yang buruk” mungkin sesuatu di luar kendali kita, seperti antrean panjang atau kemacetan lalu lintas. Di sisi lain, ada juga “cepat yang baik” dan “cepat yang buruk”. Kecepatan bisa menjadi hal yang mengasyikkan dan menggembirakan dalam situasi yang tepat, tetapi terburu-buru dalam menjalani hidup, sekadar melihat-lihat permukaan, adalah kebalikannya.
    Slow Living bukan hanya untuk mereka yang tinggal di pedesaan. Namun sejatinya bisa diterapkan oleh masyarakat di perkotaan. Karena memang tidak bertentangan dengan menjadi sukses atau produktif. Sebaliknya, ini tentang menghayati gagasan kesuksesan kita sendiri dan memprioritaskan apa yang paling penting bagi hidup kita.
    Slow Living tidak berarti bebas atau anti-teknologi. Ini berarti memastikan teknologi melayani kita, tidak mengganggu kita, dan mengakui perlunya waktu untuk “hibernasi” sejenak dari layar gadget.
    Tips Slow Living 
    Ada begitu banyak tips untuk menerapkan dan membudayakan Slow Living. Berikut di antaranya versi saya.
    Pertama, meminimalkan apapun. Salah satu manfaat utama dari meminimalkan barang-barang kita adalah dapat membantu kita “memperlambat” hidup kita. Misalnya, dengan mengurangi jumlah gangguan visual yang “bersaing” untuk mendapatkan perhatian dari kita.
    Dengan lebih sedikit hal yang bersaing untuk fokus kita, menjadi lebih mudah untuk menghargai setiap momen, terlibat sepenuhnya dalam apa pun yang kita lakukan saat itu.

    Selain itu, dengan mengurangi kepemilikan barang-barang, kita juga dapat menyederhanakan aspek lain dari rutinitas. Misalnya, tidak menghabiskan waktu mengelola lemari penuh pakaian memberi kita lebih banyak kesempatan untuk aktivitas penghilang stres seperti berjalan-jalan atau mendengarkan musik.

    Pada akhirnya, dengan menyingkirkan hal-hal yang membebani kita, kita menciptakan lebih banyak waktu dan ruang bagi diri  sendiri untuk mengalami saat-saat bermakna dalam hidup dengan kecepatan yang lebih lambat dan lebih disengaja.

    Kedua, sering mengunjungi ruang terbuka. Sangat penting untuk memiliki beberapa lokasi luar ruangan di mana kita dapat memperlambat dan mengambil napas untuk diri sendiri dan keluarga kita guna mengelola stres hidup di tengah era digital yang “bising”.  Tidak ada salahnya untuk kita coba mengunjungi lebih banyak ruang terbuka seperti taman, perpustakaan, museum, kebun, atau sawah untuk mempraktikkan ini.
    Ketiga, memulai rutinitas harian secara perlahan. Jika kita sering merasa terburu-buru sejak mengawali hari, tak ada salahnya untuk mencoba kebalikannya. Ketika kita “memperlakukan” pagi dengan berderet-deret daftar tugas yang perlu diselesaikan, kita mungkin menjadi tidak sabar, stres, dan fokus untuk memeriksa hal-hal dari daftar tersebut — alih-alih meluangkan waktu untuk menikmati momen demi momen.
    Semuanya berubah ketika kita memberi diri sendiri cukup waktu pagi. Kita dapat menikmati setiap teguk kopi atau teh, menikmati sarapan, olahraga ringan untuk menerapkan Slow Living. 

    Kita bahkan mungkin mengerti bahwa kita dapat menyelesaikan lebih banyak sepanjang hari karena kita tidak terburu-buru terus-menerus dalam keadaan stres. Jadi jika kita hidup perlahan dan menikmati setiap momen, mulailah dengan memberi diri sendiri rutinitas pagi yang lambat.

    Keempat, menghindari multitasking. Jika kita seperti kebanyakan orang, kita mungkin bangga bisa menyelesaikan banyak tugas sekaligus. Tetapi kenyataannya adalah bahwa multitasking justru kontraproduktif. Ketika kita mencoba melakukan terlalu banyak hal sekaligus, perhatian kita menjadi tersebar, dan kita cenderung membuat kesalahan.
    Multitasking membutuhkan biaya. Di rumah atau di tempat kerja, gangguan menyebabkan pilihan yang buruk, kesalahan yang menyakitkan, dan stres yang tidak perlu. Di sisi lain, monotasking memungkinkan kita untuk memfokuskan semua perhatian kita pada satu tugas, membuat kita lebih produktif dan tidak rawan kesalahan. Misalnya, jika kita sedang mengerjakan proyek untuk pekerjaan, matikan notifikasi email atau Whatsapp kita sehingga kita tidak terus-menerus terganggu oleh pesan masuk. Dan jika kita menghabiskan waktu bersama anak-anak, simpanlah ponsel dan beri mereka perhatian penuh.

    Ini mungkin tampak seperti perubahan kecil, tetapi dapat membuat perbedaan besar dalam kualitas pekerjaan kita dan kedalaman hubungan kita. Jadi, jika kita merasa kewalahan dengan semua hal yang ada di daftar tugas kita, cobalah memperlambat dan mengerjakan satu tugas pada satu waktu. kita mungkin akan terkejut betapa jauh lebih efektifnya diri kita.

    Kelima, menyempatkan diri untuk jeda. Hari-hari kita penuh dengan kewajiban dan komitmen, dan otak kita selalu bersenandung dengan ide dan gangguan. Untuk mengatasi kecepatan ini, sisihkan waktu untuk meditasi atau jeda.
    Dengan berlatih meditasi di pagi hari, kita dapat memulai hari dengan perasaan tenang dan fokus. Hal ini memungkinkan kita untuk menjalani hari dengan jelas daripada melakukan aktivitas sehari-hari dengan perasaan terburu-buru dan stres.

    Demikian pula, meluangkan beberapa saat di awal atau akhir hari kerja yang sibuk dapat membantu kita mempertahankan fokus dan menangani tugas dengan tenang dan efisien.

    Saat kita menarik napas dalam-dalam sebelum rapat atau presentasi penting, kemungkinan besar kita akan tetap positif, membumi, dan percaya diri; sedangkan jika kita pergi ke acara penting dengan perasaan bingung atau gelisah, itu dapat merusak kemampuan kita untuk tampil baik.

    Dan ketika kita menemukan banyak waktu untuk meditasi jauh dari pekerjaan atau sekolah – baik itu saat duduk di taman favorit atau di teras rumah – momen berharga itu memungkinkan kita untuk berhenti sejenak di tengah jadwal yang padat, mengisi ulang “baterai mental”, dan terhubung kembali dengan alam.

    Singkatnya, dengan menemukan waktu singkat sepanjang hari untuk menenangkan pikiran, kita dapat memperlambat, menghargai kesenangan hidup yang sederhana, dan merasa lebih siap untuk menghadapi apa pun yang menghadang.

    Bagi pemeluk Islam, meditasi tentu bisa kita gantikan dengan salat lima waktu. Akan jauh lebih efektif jika kita menyempatkan setiap hari dengan salat tahajud di sepertiga malam terakhir.
    Bagi pemeluk agama lain, yoga juga bisa dicoba. Aktivitas ini sudah terbukti membantu menurunkan stres, meningkatkan kesehatan jantung, memperbaiki postur, menurunkan berat badan dan seabrek manfaat lainnya.
    Dan akhirnya, Slow Living bukanlah perbaikan cepat, ini adalah perubahan pola pikir yang membutuhkan waktu dan akan terus berubah seiring perubahan yang paling penting bagi hidup kita. Seperti yang ditulis Brooke McAlary dalam bukunya SLOW: “Ini bukan balapan dengan garis start dan finish. Ini lambat, tidak sempurna, disengaja dan berkembang.”
  • Butuh Jasa Ghostwriter? Kamu Perlu Pahami Ini

    Ghostwriter membantu orang sibuk atau non-penulis menceritakan kisah yang ingin mereka bagikan kepada dunia. Entah mereka membantu orang-orang terkenal dalam menceritakan kisah hidup mereka, membantu wirausahawan sibuk berbagi wawasan bisnis mereka, atau membimbing penulis yang kurang terampil melalui proses mewujudkan konsep, Ghostwriter bekerja keras, dan mereka berkomitmen kepada Anda untuk menulis buku.

    Bagaimana Anda bisa yakin bahwa seorang Ghostwriter tepat untuk proyek Anda? Bagaimana Anda mengidentifikasi Ghostwriter yang tepat untuk membantu Anda mewujudkan buku impian Anda?

    Kapan harus menggunakan Ghostwriter?
    Bagaimana Anda tahu jika menggunakan Ghostwriter profesional untuk proyek Anda masuk akal?

    Beberapa keuntungan paling signifikan dari menyewa seorang Ghostwriter adalah tulisan berkualitas tinggi, penghematan waktu, dan kemungkinan besar proyek akan selesai sesuai keinginan Anda. Seorang penulis untuk orang lain yang baik akan membantu memastikan bahwa ide-ide Anda bisa dituliskan dengan baik dan tidak hanya tinggal di kepala Anda selamanya.

    Anda dapat menggunakan Ghostwriter untuk proyek dengan ukuran berapa pun. Beberapa Ghostwriter berspesialisasi dalam proyek-proyek kecil. Misalnya, mereka mungkin menulis buku biografi, novel, pengembangan diri atau postingan blog untuk orang-orang yang memiliki keahlian khusus tetapi tidak memiliki waktu, keterampilan menulis, atau pengalaman SEO untuk membuat postingan yang menghasilkan prospek untuk blog perusahaan. Ghostwriter bahkan dapat membantu membuat profil media sosial atau postingan LinkedIn yang menarik untuk para Direktur yang sibuk.

    Penulis untuk orang lain juga dapat dipekerjakan pada proyek-proyek besar seperti penulisan buku fiksi atau nonfiksi berdurasi penuh. Misalnya, seorang wirausahawan yang sibuk mungkin memiliki konsep menarik yang ingin mereka tawarkan sebagai buku bisnis yang diterbitkan sendiri untuk dijual di Amazon, namun mereka mungkin menyewa penulis untuk orang lain untuk melaksanakannya.

    Bagaimana menemukan dan mempekerjakan seorang Ghostwriter?
    Jika Anda siap untuk mencari penulis lepas untuk membantu proyek Anda, berikut adalah beberapa langkah yang harus Anda ikuti untuk memilih dan mempekerjakan penulis lepas yang tepat, yang paling cocok untuk mencapai tujuan Anda:

    • Tentukan proyek Anda
    • Tentukan anggaran Anda
    • Cari Ghostwriter
    • Setujui biaya dan persyaratan proyek
    • Mulailah dan pertimbangkan kemitraan jangka panjang

    Tentukan proyek Anda
    Langkah pertama adalah memahami dengan jelas apa yang diperlukan dalam proyek Anda. Apakah proyek tersebut akan berupa fiksi atau nonfiksi? Berapa banyak konten yang telah Anda kumpulkan, dan apakah Anda siap membagikannya kepada penulis? Apakah Anda memerlukan penelitian khusus untuk meletakkan dasar bagi proyek Anda?

    Sebelum menginvestasikan waktu dan uang Anda, Anda juga harus memahami dengan jelas apa yang ingin Anda capai dengan produk akhir. Anda dapat menemukan penulis untuk orang lain dengan pengalaman relevan dalam penerbitan mandiri, SEO, atau keterampilan khusus lainnya yang dapat membantu membedakan mereka sebagai yang paling cocok untuk pekerjaan tersebut.

    Mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu Anda menyesuaikan kebutuhan Anda dengan pengalaman calon kolaborator Anda.

    Tentukan anggaran Anda
    Anda harus memiliki gambaran yang jelas tentang kisaran anggaran Anda sebelum mulai mencari Ghostwriter. Penulis berpengalaman mengenakan biaya yang bervariasi. Namun, Anda harus memiliki gagasan yang jelas dan akurat tentang jumlah yang dapat Anda bayar pada awalnya—atau jumlah yang bersedia Anda bayarkan—sebelum memulai pencarian.

    Memiliki anggaran juga akan berguna jika Anda berencana memposting proyek Anda secara online untuk menarik calon penulis. Menyertakan kisaran anggaran Anda akan menghemat waktu Anda saat meninjau proposal dari penulis yang meminta bayaran lebih tinggi untuk karyanya daripada yang Anda rencanakan untuk dibayar.

    Cari Ghostwriter
    Setelah Anda menentukan proyek dan anggaran, Anda dapat mencari profesional menulis berpengalaman. Anda  dapat membaca karya-karya beberapa kandidat Ghostwriter  untuk melihat apakah gaya mereka sesuai dengan apa yang Anda bayangkan. Setelah Anda menemukan dua atau tiga penulis yang dapat Anda ajak bekerja sama, Anda akan dapat menghubungi mereka secara langsung untuk mengetahui apakah proses dan gaya komunikasi mereka cocok dengan Anda.

    Jika Anda sedang mempertimbangkan kerja sama dengan seorang Ghostwriter atau ingin memastikan kemitraan tersebut akan menguntungkan Anda berdua, Anda mungkin ingin memulai dengan memesan sampel tulisan berbayar sebelum terjun ke salah satu proyek utama Anda. Membayar sampel menunjukkan kepada penulis itikad baik Anda, dan ini memberi Anda kesempatan untuk mengevaluasi karya mereka sebelum berkomitmen pada proyek yang lebih besar bersama mereka.

    Jika Anda ingin menyelesaikan proyek buku, salah satu teknik yang mungkin Anda terapkan untuk menemukan Ghostwriter adalah dengan mencari buku yang ditulis dengan gaya yang Anda cari, lalu mencari kontaknya

    Setujui biaya dan persyaratan proyek
    Setelah Anda menemukan Ghostwriteryang tepat, inilah saatnya menyetujui biaya dan ketentuan proyek. Saat membuat persyaratan proyek, menguraikan dengan jelas hasil proyek dan persyaratan pembayaran sangatlah penting.

    Persyaratan proyek harus menentukan hal berikut.

    • Perjanjian larangan pengungkapan informasi rahasia. Setiap kontrak penulisan untuk orang lain harus memuat NDA untuk memastikan bahwa penulis tidak mengungkapkan sifat hubungan atau informasi lain apa pun tentang karya yang akan datang kepada pihak ketiga.
    • Penagihan dan revisi. Persyaratan penulisan proyek biasanya ditetapkan dalam salah satu dari tiga cara: harga tetap untuk proyek yang diselesaikan, per kata, atau per jam. Jika penulis perlu memberikan layanan tambahan—seperti penelitian, wawancara, SEO, atau desain grafis—hal ini juga harus dirinci dalam kontrak. Sejumlah penulisan ulang atau revisi tertentu juga harus dimasukkan sebagai bagian dari perjanjian awal.
    • Hak cipta. Kekayaan intelektual buku harus menjadi milik pembeli setelah proyek selesai dan dibayar. Cantumkan secara spesifik apakah Ghostwriter berhak mereferensikan proyek tersebut dalam portofolio karyanya atau hak untuk menggunakan konten tersebut dengan cara lain.
    • Royalti. Jika Anda terbuka untuk membagi royalti dari buku Anda dengan Ghostwriter, Anda harus menyertakan persyaratannya terlebih dahulu. Anda juga dapat mempertimbangkan untuk memanfaatkan royalti bersama untuk mendapatkan harga karya yang lebih rendah pada awalnya. Ini bisa sangat membantu jika Anda baru memulai dengan anggaran kecil. Apa pun pilihannya, jika Anda berniat membagi royalti, tuliskan detailnya ke dalam kontrak.
    • Aturan untuk penghentian. Ada kemungkinan kemitraan penulisan untuk orang lain berakhir sebelum produk jadi dikirimkan. Jika ada komplikasi yang menyebabkan proyek terhenti atau berakhir sebelum seharusnya, Anda harus dapat kembali pada seperangkat aturan penghentian yang telah disusun sebelumnya jika salah satu pihak ingin menghentikan pengerjaan proyek sebelum proyek selesai.

    Mulailah dan pertimbangkan kemitraan jangka panjang
    Setelah Anda mulai berhasil bekerja dengan Ghostwriter, pertimbangkan gagasan untuk menjalin kemitraan jangka panjang dengan mereka. Anda dan Ghostwriter mungkin telah menginvestasikan banyak waktu untuk menyempurnakan gaya penulisan. Anda dapat memanfaatkan suara yang telah Anda ciptakan dengan susah payah di media lain seperti podcast, postingan blog, atau buku masa depan.

    Berapa biaya penulis untuk orang lain?
    Tiga cara paling umum yang dikenakan penulis untuk layanan penulisan hantu adalah berdasarkan kata, per jam, atau berdasarkan proyek. Harga dasar umumnya hampir sama dengan cara apa pun yang dipilih penulis untuk ditagih.

    Jadi, bagaimana Anda mengetahui berapa banyak Anda harus membayar seorang pengarang untuk orang lain?

    • Pengalaman. Penulis dengan lebih banyak pengalaman akan mengenakan biaya lebih dari seorang pemula.Untuk biaya jasa penulisan sebuah buku di Indonesia berkisar dari Rp 20-8o juta perbuku.
    • Ruang lingkup dan kompleksitas proyek. Apakah penelitian diperlukan? Apakah penulis akan melakukan atau mengedit wawancara? Apakah penulis perlu mencari individu untuk diwawancarai? Sebuah proyek dengan garis besar yang telah ditentukan dan penelitian yang telah selesai akan memakan biaya lebih murah daripada proyek yang harus dibangun dari awal. Penulis dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menambah nilai proyek Anda akan mengenakan biaya lebih banyak sebagai kompensasi atas keahlian dan waktu yang diperlukan.
    • Keahlian khusus. Jika subjek Anda adalah bidang teknis, misalnya buku kedokteran atau teknik, Anda mungkin ingin mencari penulis yang berpengalaman dan memiliki rekam jejak yang terbukti di bidang tersebut. Para ahli di bidang teknis kemungkinan besar akan mengenakan biaya lebih banyak dan sepadan dengan biaya tambahannya.
    • Jenis konten. Penulisan buku membutuhkan lebih banyak waktu untuk menguraikan, mengoreksi, dan mengatur daripada satu posting blog, misalnya. Namun, biaya yang lebih tinggi mungkin disebabkan oleh lebih dari sekedar penambahan panjang. Seorang Ghostwriter juga dapat mengembangkan strategi blogging SEO yang menambah nilai pada proyek yang lebih kecil.
    • Audiens. Jika tulisannya menargetkan khalayak umum, harga biasanya akan lebih rendah dibandingkan konten yang ditujukan untuk khalayak dengan pemahaman tingkat lanjut tentang suatu topik. Sebagai contoh, seorang Ghostwriter yang membuat buku anak-anak mungkin mengenakan biaya kurang dari seorang penulis buku cara meretas website. Semakin teknis atau terlibat penulisannya, semakin sedikit orang yang dapat menghasilkan konten berkualitas di bidang tersebut. Tentu saja, pekerjaan akan lebih mahal jika lebih terspesialisasi.

    Pro dan kontra menggunakan penulis untuk orang lain
    Menggunakan penulis untuk orang lain untuk membuat proyek menulis Anda memiliki pro dan kontra. Mari kita bahas beberapa di antaranya:

    Kelebihan menggunakan pengarang untuk orang lain
    Anda akan menghemat banyak waktu Anda
    Anda dapat mendongkrak kepakaran Anda
    Proyek ini kemungkinan besar akan selesai tepat waktu
    Anda tidak perlu belajar menjadi pemilik bisnis dan penulis pada saat yang bersamaan
    Ini akan menghasilkan tulisan yang berkualitas lebih tinggi (jika Anda sendiri bukan seorang penulis)
    Kontra menggunakan penulis untuk orang lain
    Pengarang untuk orang lain yang baik bisa jadi mahal
    Anda mungkin kesulitan menemukan orang yang cocok dengan pemikiran Anda
    Menemukan dan memilih penulis yang tepat untuk kebutuhan Anda mungkin memerlukan waktu

    Bagaimana cara mengetahui apakah penulis untuk orang lain cocok untuk proyek Anda?
    Anda tidak hanya mencari Ghostwriter yang berbakat; Anda sedang mencari seseorang yang cocok untuk Anda dan kebutuhan spesifik proyek Anda. Sebaiknya Anda fokus mencari calon Ghostwriter yang sesuai dengan visi Anda. Ingat, pekerjaan mereka akan secara langsung mencerminkan Anda dan apa yang Anda lakukan, meskipun hanya nama Anda yang tercantum di sampul buku.

    Berikut adalah atribut utama yang harus Anda cari ketika memilih Ghostwriter yang sesuai dengan kebutuhan Anda:

    Pastikan mereka cocok dengan pemikiran dan “energi” Anda
    Carilah seseorang yang berkomunikasi dengan jelas dan tepat waktu
    Mereka harus dapat menavigasi teknologi atau metode kolaborasi pilihan Anda
    Ghoswrter harus transparan mengenai biaya atau biaya tambahan di muka
    Pastikan mereka secara konsisten menyelesaikan kiriman tepat waktu

    Nah, Apakah Anda ingin memakai jasa Ghostwriter? Atau ingin menulis buku tapi belum tahu caranya? Ingin didampingin dalam menulis buku? Hubungi saya.

    Sumber: Upwork.com

     

  • Prinsipmu, Prinsipku

    Prinsip?

    Satu kata ini aku yakin setiap orang memilikinya. Karena bukankah dalam hidup kita disuguhkan berderet pilihan?
    Nah prinsip itu memengaruhi cara kita bersikap, bertutur kata dan bertindak. Ketika kita dihadapkan masalah, prinsip ini membantu kita mengambil keputusan terbaik.
    Manusia hidup bersosial. Tentunya, setiap individu memiliki prinsip beragam. Jangan sampai kita memaksakan prinsip kita untuk diterima orang lain jika ternyata merugikan.
    Punya prinsip boleh, bahkan diharuskan. Namun, kita perlu ingat aturan agama dan sosial. Karena kita tidak hidup sendiri.
    So, apakah prinsip-prinsip yang kau pegang selama ini? Sudahlah kau berpegang teguh padanya?
    Agung Setiyo Wibowo
    Jakarta, 5 September 2022