Apa yang kamu cari?
Kata ini menjadi pengingat terbaik bagiku ketika “mental block” kambuh. Aku selalu menyadarinya sepenuh hati. Meresapinya dalam-dalam.
Manusia memang sering kali lupa. Bahkan mungkin telah mengabaikan hakikat keberadaan diri mereka di dunia. Akibatnya, seolah-olah kita menjadi orang paling sengsara manakala apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan kenyataan.
Dalam hidup, ujian ada di mana-mana. Ada begitu banyak kejadian, benda dan orang yang menguji “panggilan” kita. Jadi, jika kita khilaf dengannya kemungkinan besar kita akan terjerumus pada kekecewaan, kemarahan, ketakutan, kehampaan, penyesalan, kegalauan dan seterusnya.
Selama ini mayoritas orang mengejar bayang-bayang yang melenakan. Harta, tahta, ketenaran dan mungkin masih banyak lagi. Semakin kita kejar, sejatinya mereka menjauh. Karena sesungguhnya mereka tidak esensial dalam mendukung apa yang disebut dengan kebahagiaan. Itu hanyalah permainan.
Bayang-bayang memang penuh kepalsuan. Jika kita tidak peka, seumur hidup hati kita tidak akan pernah damai. Jiwa tidak tenang.
Lantas, bagaimana seharusnya? Saatnya kita “jalan-jalan” ke dalam diri sendiri. Karena di sanalah kita dan Tuhan sejatinya menyatu.
Kebahagiaan ada di dalam diri kita. Kita hanya perlu lebih peka mengenal jati diri. Jadi, semakin kita gali ke dalam; semakin terlihat kejernihan dalam memandang hidup.
Bayang-bayang kepalsuan. Kebahagiaan semu. Melenakan. Memabukkan. Menjauhkan dirimu dari hakikat hidup. Sudahlah kamu menyadarinya?