Author: Agung Wibowo

  • Apa Adanya

    Hidup ini misterius. Karena kita tak pernah tahu skenario yang disiapkan Tuhan.

    Yang pasti  hidup ini penuh kejutan. Dengan segala dinamikanya.
    Hidup ini penuh warna. Suka duka datang silih berganti.
    Itu mengapa kebahagiaaan adalah pilihan. Karena semua bergantung sikap kita.
    Tak usah risaukan esok. Tak usah sesali yang telah terjadi.
    Apa adanya saja. Di mana pun kita berada.
    Selamat berjuang kawan.
    Agung Setiyo Wibowo
    Jakarta, 30 Juni 2022
  • Dijalani Aja

    Hidup itu hanya sekali. Ya, hanya sekali, kawan.

    Sayangnya, kita seringkali menyia-nyiakan hidup ini. Entah membuang waktu untuk hal yang tak berfaedah atau terjerembab dalam hal negatif yang merugikan.

    Hidup memang ujian.

    Dikatakan ujian karena jika kita mampu melewati berbagai tantangannya, kita akan “naik kelas” atau “naik derajat”. Sebaliknya, jika kita gagal; kita tentu akan merugi.

    Hidup  itu berwarna. Ada suka, ada duka, Ada tawa, ada lara.

    Seperti pelangi, hidup akan membosankan jika sewarna. Menyadari hal itu, kita semestinya sadar bahwa segala hal yang terjadi di dunia ini bukanlah kebetulan.

    Tugas kita sejatinya hanyalah menjalani sebaik yang kita bisa. Biarkan Allah yang menilai. Karena toh pada akhirnya, segala hal yang kita lakukan itu ada “harga”-nya. Kita akan menerima rapor kelak.

    Kawan-kawanku semua. Mari jalani hidup ini dengan penuh syukur. Tak usah resah dengan apa yang terjadi esok. Jangan sesali apa yang terjadi kemarin.

    Jalani saja masalah yang kita temui. Nikmati prosesnya. Dan cintai dirimu.

     

    Salam bahagia.

    Agung Setiyo Wibowo

    Jakarta, 27 Juni 2022

     

    Sumber foto: https://unsplash.com/

  • Hawa Nafsu yang Menghancurkan

    Hawa nafsu.

    Apa yang ada di benakmu dengan kata itu?

    Bagiku, hawa nafsu adalah musuh yang perlu ditaklukkan.

    Karena hawa nafsulah yang membuat kita menjauh dari Tuhan.

    Hawa nafsulah yang membuat kita menuruti kesenangan sesaat, menuruti ego, atau melupakan kebenaran.

    Hawa nafsulah yang mendorong kita untuk menunda ibadah, iri, dengki, dendam, marah dan seterusnya.

    Hawa nafsulah yang membuat kita terlalu cinta dunia.

    Hawa nafsulah yang membuat kita lupa bahwa hidup ini hanya sesaat.

    Hawa nafsulah yang membuat kita hancur.

    Hawa nafsuku, hawa nafsumu. Sudahkah kamu mampu mengendalikannya dari waktu ke waktu?

    Dari buaian hingga liang lahat?

     

    Agung Setiyo Wibowo

    Banjarmasin, 19 Juni 2022

  • Berdamai dengan Ketidaksempurnaan

    “Tidak ada orang yang sempurna.”

    Ungkapan itu nampaknya begitu sering kita dengar. Namun toh, maknanya tak lekang dimakan zaman.

    Tidak jarang, kita memang menuntut kesempurnaan. Akibatnya, kita dihadapkan pada kekecewaan. Ujung-ujungnya bahagia semakin menjauh dari diri.

    Ketidaksempurnaan itu lumrah. Karena bukankah kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta? Wajar dong bila kita tidak sempurna dalam banyak aspek.

    Jika kita menuntut kesempurnaan, percayalah kita akan sulit untuk meraih kebahagiaan. Karena kita tidak mungkin bisa mengendalikan peristiwa atau situasi yang ada di hadapan kita. Yang bisa kita lakukan hanyalah menyikapi semua itu.

    Ini tentu berlaku dalam segalanya. Dari aspek mengurus rumah tangga, bisnis atau pekerjaan.

    Daripada menuntut kesempurnaan, mengapa kita tidak mensyukuri ketidaksempurnaan menjadi kesempurnaan versi kita? Bukankah cara pandang memengaruhi segalanya?

    Kesempurnaan bukan syarat kebahagiaan. Karena bahagia itu tanpa syarat.

    Terimalah ketidaksempurnaan dengan ikhlas. Karena dari situ kita menjadi sadar akan kesempurnaan.

    Jadi, sudahkah kamu berdamai dengan ketidaksempurnaan?

     

    Agung Setiyo Wibowo

    Bandung, 16 Juni 2022

     

     

    Sumber gambar: tinybuddha.com

  • Bahagia Itu . . .

    Bahagia.

    Satu kata ini saya yakin paling didambakan setiap orang. Dari tukang parkir hingga presiden. Yang jomblo, yang beranak. Yang di pedesaan ataupun yang di megapolitan.

    Ya. Segala hal yang kita lakukan merupakan cerminan dari itu. Karena bukankah kita mengerjakan apa saja yang menurut kita bisa membawa kebahagiaan?

    Sayangnya, kita sering terbuai dengan kebahagiaan palsu. Benda mewah yang kita beli, jabatan yang kita duduki, ketenaran yang dapat, cuan yang kita raih, dan seabrek hal duniawi lain ternyata tidak serta merta menjadikan diri kita bahagia.

    Bahagia itu pilihan. Tidak ada hubungannya dengan benda atau kejadian yang menghampiri kita. Bahagia justru bergantung dengan sikap kita.

    Bahagia bisa kita raih di mana saja, kapan saja, dan dalam kondisi apa saja. Karena kuncinya adalah ikhlas dengan apa yang terjadi pada diri kita. Tidak lain adalah menerima apapun yang Tuhan berikan kepada kita. Jika kita runut lagi ujungnya adalah bersyukur.

    Nah. bagaimana dengan Anda? Apakah saat ini Anda bahagia?

    Jika ya, selamat ya. Tapi jangan lengah, karena kebahagiaan itu diperjuangkan. Itu sejalan dengan ujian yang kita lalui, masalah yang kita selesaikan, atau tindakan yang kita tunaikan.

    Jika belum? Teruslah berjuang, kawan. Karena hidup adalah perjalanan. Tidak ada yang abadi. Semua serba sementara. Karena segalanya datang silih berganti, datang dan pergi.

    Selamat menyelami kebahagiaan.

     

    Agung Setiyo Wibowo

    Jakarta, 7 Juni 2022

  • Tenang …

    Dunia berjalan begitu cepat. Semua orang kelihatan sibuk. Terlepas kualitas produktivitasnya.

    Ya, inilah realita. Manusia seperti dikejar “setoran” untuk mengejar apa yang disebut dengan kesuksesan. Sayangnya, semua hanya fatamorgana.
    Terburu-buru. Mudah tersulut emosi. Duh …
    Kawan, hidup ini singkat sekali. Daripada “grusa-grusu”, tenanglah …
    Ketenanganmu membuatmu “eling”. Untuk hidup di saat ini. Apapun keadaanmu.
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 12 April 2022