Author: Agung Wibowo

  • Ikhtiar Terbaik

    Hidup ini singkat saja, teman.
    Ya. Singkat sekali.
    Sesingkat apa? Bisa jadi 50 tahun atau 70 tahun. Lebih dari itu aku sebut sebagai bonus.
    Well, begitulah adanya.
    Sayangnya, kita seringkali menyia-nyiakan waktu. Tatkala masalah datang; kita acapkali mengeluh, menyalahkan diri, cemas, atau galau tak berkesudahan.
    Manusia memang memiliki kesempatan tak terbatas untuk mengubah nasibnya.
    Namun, sadarkah kita bahwa ada yang lebih berkuasa untuk menentukan takdir kita?
    Ya, manusia memang dituntut aktif, bukan pasif. Kita dituntut untuk berikhtiar, bukan menunggu rezeki mendatangi. Namun setelahnya, kita tak bisa mengendalikan hasilnya.
    So, ikhtiar terbaik adalah hal yang perlu kita tunaikan. Tak usah menyesali yang sudah terjadi. Tak usah mencemaskan apa yang akan terjadi.
    Jalani saja. Syukuri saja. Karena hidup hanya sekali.
    Agung Setiyo Wibowo
    Jakarta, 4 Juli 2022
  • Menulis Buku Mulai Dari Mana?

    “Cepet banget sih lu nulis buku, gimana caranya?

    Pertanyaan tersebut seringkali saya dapatkan secara virtual maupun ketika bertatap muka langsung dengan kenalan atau sahabat lama.

    Well, saya yakin dengan jam terbang. Jadi, prinsip “bisa karena terbiasa” dari dulu saya anut.

    Kembali ke pertanyaan tersebut, berikut “jawaban jujur” saya berdasarkan pengalaman beberapa tahun terakhir sebagai penulis profesional.

    Tulis yang Anda sukai

    Dengan menulis apa yang kita sukai, kita akan lebih bersemangat. Apa sih yang menjadi passion, hobi atau minat kita? Coba deh tulis. Saya yakin Anda akan jauh lebih cepat menulis apa yang Anda sukai.

    Tulis yang Anda kuasai

    Setiap orang tentu memiliki keterampilan andalan yang membuatnya bisa meraup cuan. Apa sih yang Anda kuasai? Bidang apa yang menjadi area Anda? Coba renungkan lagi profesi Anda. Aspek apa yang bisa Anda kembangkan untuk menjadi tulisan?

    Tulis yang Anda ingin ketahui

    Saya, Anda, dan kita semua memiliki keingintahuan pada bidang-bidang tertentu. Apa sih yang membuat Anda kepo? Cobalah menuliskannya menjadi sebuah buku. Karena itu pertanda Anda akan siap habis-habisan melakukan riset untuk mengabulkan “kekepoan” tersebut.

    Tulis yang dibutuhkan orang lain 

    Dunia ini tempatnya masalah. Dan buku merupakan salah satu solusi yang dapat kita tawarkan. Nah, jika Anda ingin buku Anda diterima atau laris di pasaran; Anda perlu melakukan riset. Cermati apa yang saat ini atau masa depan akan sangat dibutuhkan. Amati tren. Belajarkan untuk lebih peka dengan dunia di sekitar kita.

    Tulis yang Anda gelisahkan

    Jika uang bukan menjadi masalah, apa yang ingin Anda suarakan? Anda ingin menjadi “Pahlawan” dalam bidang apa? Bidang apa yang membuat Anda gregetan atau memancing Anda untuk turun lapangan? Pendidikan, teknologi, lingkungan, politik, kuliner, fesyen, atau apa?

    Nah, sekarang Anda sudah memiliki gambaran bukan?

    Apakah sudah memiliki ide untuk dituangkan?

    Berpikir boleh, tapi kalau kebanyakan mikir; Anda justru tidak akan mulai. Tulis aja dulu! Ngeditnya belakangan aja!

    Ayo menulis buku! 

     

  • Muara Itu Bernama Pikiran

    Hidup ini sederhana. Karena Tuhan begitu adil.

    Apa yang kita tabur, kita tuai. Apa yang kita kehendaki, menghampiri diri.
    Nah, pikiran adalah muaranya. Pikiran memicu kata-kata. Kata-kata memicu tindakan. Tindakan memicu kebiasaan. Kebiasaan memicu nasib.
    Well, pada akhirnya kualitas diri kita bergantung dari cara kita berpikir. Karena yang lain adalah cerminannya.
    Apakah pikiranmu sekarang menjauhkan atau mendekatkanmu pada impian?
    Selamat berpikir, kawan.
    Agung Setiyo Wibowo
    20 Mei 2022
  • Tes Demi Tes

    Tes.

    Ya, hidup adalah rangkaian tes.
    Tes demi tes.
    Setiap ada tes kita akan naik kelas atau tinggal kelas. Setiap tes menjadi penyaring kita untuk evaluasi.
    Namun hidup bukanlah seperti sekolah yang berakhir dengan selembar ijazah. Hidup adalah rangkaian tes dengan hasil akhir dunia atau akhirat. Selama nafas masih dikandung badan, kita akan terus diuji.
    Jadi, sudahkah kamu belajar hari ini? Maukah kamu belajar terus-menerus?  Selamat menikmati tes kawan.
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 24 Mei 2022
  • Mengapa Kita Perlu Menulis Buku?

    Buku adalah salah satu perangkat untuk membantu Personal Branding yang paling ampuh. Meskipun  kini kita hidup di abad digital, “daya magis” buku tak tergantikan. Buku telah, sedang, dan akan selalu menjadi faktor pembeda yang membuat penulisnya menonjol di tengah kerumunan.
    Namun, tidak semua orang mau atau mampu menulis buku dengan berbagai dalih.
    • Aku tidak punya waktu!
    • Saya terlalu muda untuk menerbitkan buku sendiri!
    • Gue bukan ahli dalam hal apa pun, siapa yang mau baca buku gue?
    • Aku bukan siapa-siapa
    • Saya tidak kaya
    • Saya tidak pandai menulis
    • Ntar aja deh kalau gue udah pensiun
    • Saya terlalu tua untuk memulai
    • Saya nggak pede Mas!
    • Saya tak berbakat nulis Mbak!
    • Saya tidak tahu bagaimana menerbitkannya!
    Mengapa kita perlu menulis satu buku setidaknya sekali seumur hidup?
    Buku adalah rahasia yang digunakan para Public Figure untuk mengembangkan bisnis mereka, membangun Personal Branding mereka, membangun kredibilitas, berbagi perspektif, dan menceritakan kisah mereka sendiri di bidang pilihan mereka – secara langsung atau tidak langsung.

    Dokumentasikan perjalanan kita segera mungkin. Karena kita saat ini hidup di abad internal yang “banjir konten”. Semakin kita mampu memengaruhi Follower kita, semakin banyak kemungkinan pelanggan maupun calon klien dan mitra yang dapat kita jangkau.

    Inilah sebabnya, kita harus menulis buku.

    Buku adalah ‘kartu nama’
    Sebagian besar dari kita tahu bahwa membuat konten itu sangat penting, terutama di era persaingan untuk mendapatkan perhatian. Jejaring dan media sosial adalah peluang besar bagi kita untuk “memamerkan” Personal Branding dan memperkenalkan bisnis kita.

    Buku kita akan menjadi kartu nama kita saat kita tidak hadir. Saat kita menerbitkan buku, itu artinya dipamerkan ke seluruh dunia. Siapa saja dan dari mana saja dapat memilih buku kita dan mengenal kita tanpa bertemu dengan kita.

    Otoritas dan Bukti Kepakaran
    Kemungkinan besar orang yang mengambil buku kita sedang mencari sumber yang kredibel untuk membantu mereka memecahkan masalah dalam kehidupan profesional atau pribadi mereka. Ketika buku kita dapat memecahkan masalah, kita secara otomatis menjadi kredibel dan dipandang ahli oleh publik.

    Menerbitkan buku adalah cara yang efektif untuk menumbuhkan status kepakaran kita dan meningkatkan kredibilitas kita di pasaran. Umumnya, sebagian besar penulis dianggap ahli. Ketika kita menulis buku tentang subjek atau bidang tertentu, orang lain menganggap mereka ahli di bidang itu.

    Bagaimana menulis buku dapat menguntungkan bisnis atau karier kita secara positif?

    Jejaring sosial untuk kesuksesan bisnis
    Menjadi penulis membantu memudahkan kita memanfaatkan Network. Oleh karena itu, kerap kali saya pergi ke acara apapun yang tidak terkait dengan buku, saya selalu membawa buku saya sebagai “cinderamata”. Harap dicatat bahwa menerbitkan buku tidak selalu hanya tentang penghasilan tambahan, tetapi platform yang lebih besar untuk menciptakan jalan bagi pendapatan multisumber.

    Media untuk mempromosikan diri
    Saya telah mengenal dan bekerja dengan pemilik bisnis atau pakar di bidang tertentu yang merupakan pembicara yang luar biasa tetapi tidak dapat mengembangkan “karier pembicara” mereka tanpa memiliki buku. Namun, begitu mereka menerbitkan buku; peluang untuk diundang sebagai pembicara, trainer, coach maupun konsultan terbuka lebar. Ini mungkin tidak berlaku untuk setiap industri; tetapi dalam kebanyakan kasus, sebuah buku benar-benar dapat meningkatkan “karier untuk berbagi”.

    Membantu membangun reputasi dan kredibilitas 
    Begitu kita menambahkan kata ‘Penulis’ di depan nama kita, semuanya berubah. Tiba-tiba, kita dapat “menonjol” dari keramaian. Kita adalah pakar yang diakui di domain kita, orang ingin mendengarkan apa yang kita katakan.

    Konsumen tidak suka ditawari
    Buku adalah cara yang jauh lebih baik untuk memanfaatkan dan meningkatkan jangkauan dan interaksi klien kita. Sebuah buku, sebagai kartu nama, adalah alasan yang bagus untuk menerbitkannya dan menjangkau klien kita tanpa terlihat seperti kita memaksakan produk atau jasa pada mereka. Saya telah mendapatkan sebagian besar klien saya saat ini karena mereka “menemukan” saya melalui buku secara online maupun dari toko buku yang dapat memberi mereka solusi untuk masalah mereka.

    Berbagai sumber pendapatan
    Menjadi penulis  memungkinkan kita memiliki sumber pendapatan lain dan mendapatkan royalti seumur hidup. Menerbitkan buku juga membantu kita dalam  dunia Public Speaking karena kita adalah penulis dengan otoritas, kredibilitas, dan keahlian.

    Tidak mudah menjadi pembicara bayaran profesional tanpa buku. Orang-orang sudah mulai berbicara karier tanpa buku. Tentu saja, sebagian besar pembicara profesional akhirnya menulis satu atau dua buku; dan ketika mereka melakukannya, biaya berbicara mereka biasanya meningkat.

    Selain berbicara, banyak konsultan dan pembicara juga mengadakan lokakarya maupun pelatihan. Selain itu, tidak sedikit yang menjadikan buku mereka sebagai dasar untuk membuat pelatihan online.

    Di luar aspek cuan, menulis merupakan salah satu cara untuk mendapatkan “amal jariyah”. Selama ada pembaca atau orang yang mendapatkan manfaat dari buku, kita terus akan mendapatkan “pahala”.

    Tidak hanya itu, buku juga bisa kita wariskan kepada anak, cucu atau keturunan kita. Bukankah mereka akan bangga jika memiliki orang tua, kakek/nenek, atau leluhur yang notabene sebagai penulis?
    Jadi, kapan Anda ingin menulis buku pertama Anda?
    Apa yang membuat diri Anda belum menerbitkan buku?
    Apakah Anda telah berjuang untuk menulis buku akan tetapi kesulitan menyelesaikannya?
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 21 April 2023
  • Waktu Terus Melaju

    Waktu.

    Apa yang pertama terlintas di benakmu?
    Apapun itu, kita diberikan waktu yang sama setiap hari.
    Sayangnya, kita seringkali menyia-nyiakam waktu. Duh ruginya …
    Waktu terus melaju. Kita semestinya tahu apa yang kita mau.
    Waktu terus melaju. Pastikan waktumu membuatmu semakin dekat pada tujuam hidup dan Tuhanmu.
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 30 Mei 2022