- Aku tidak punya waktu!
- Saya terlalu muda untuk menerbitkan buku sendiri!
- Gue bukan ahli dalam hal apa pun, siapa yang mau baca buku gue?
- Aku bukan siapa-siapa
- Saya tidak kaya
- Saya tidak pandai menulis
- Ntar aja deh kalau gue udah pensiun
- Saya terlalu tua untuk memulai
- Saya nggak pede Mas!
- Saya tak berbakat nulis Mbak!
- Saya tidak tahu bagaimana menerbitkannya!
Buku adalah rahasia yang digunakan para Public Figure untuk mengembangkan bisnis mereka, membangun Personal Branding mereka, membangun kredibilitas, berbagi perspektif, dan menceritakan kisah mereka sendiri di bidang pilihan mereka – secara langsung atau tidak langsung.
Dokumentasikan perjalanan kita segera mungkin. Karena kita saat ini hidup di abad internal yang “banjir konten”. Semakin kita mampu memengaruhi Follower kita, semakin banyak kemungkinan pelanggan maupun calon klien dan mitra yang dapat kita jangkau.
Buku adalah ‘kartu nama’
Sebagian besar dari kita tahu bahwa membuat konten itu sangat penting, terutama di era persaingan untuk mendapatkan perhatian. Jejaring dan media sosial adalah peluang besar bagi kita untuk “memamerkan” Personal Branding dan memperkenalkan bisnis kita.
Buku kita akan menjadi kartu nama kita saat kita tidak hadir. Saat kita menerbitkan buku, itu artinya dipamerkan ke seluruh dunia. Siapa saja dan dari mana saja dapat memilih buku kita dan mengenal kita tanpa bertemu dengan kita.
Otoritas dan Bukti Kepakaran
Kemungkinan besar orang yang mengambil buku kita sedang mencari sumber yang kredibel untuk membantu mereka memecahkan masalah dalam kehidupan profesional atau pribadi mereka. Ketika buku kita dapat memecahkan masalah, kita secara otomatis menjadi kredibel dan dipandang ahli oleh publik.
Menerbitkan buku adalah cara yang efektif untuk menumbuhkan status kepakaran kita dan meningkatkan kredibilitas kita di pasaran. Umumnya, sebagian besar penulis dianggap ahli. Ketika kita menulis buku tentang subjek atau bidang tertentu, orang lain menganggap mereka ahli di bidang itu.
Jejaring sosial untuk kesuksesan bisnis
Menjadi penulis membantu memudahkan kita memanfaatkan Network. Oleh karena itu, kerap kali saya pergi ke acara apapun yang tidak terkait dengan buku, saya selalu membawa buku saya sebagai “cinderamata”. Harap dicatat bahwa menerbitkan buku tidak selalu hanya tentang penghasilan tambahan, tetapi platform yang lebih besar untuk menciptakan jalan bagi pendapatan multisumber.
Media untuk mempromosikan diri
Saya telah mengenal dan bekerja dengan pemilik bisnis atau pakar di bidang tertentu yang merupakan pembicara yang luar biasa tetapi tidak dapat mengembangkan “karier pembicara” mereka tanpa memiliki buku. Namun, begitu mereka menerbitkan buku; peluang untuk diundang sebagai pembicara, trainer, coach maupun konsultan terbuka lebar. Ini mungkin tidak berlaku untuk setiap industri; tetapi dalam kebanyakan kasus, sebuah buku benar-benar dapat meningkatkan “karier untuk berbagi”.
Begitu kita menambahkan kata ‘Penulis’ di depan nama kita, semuanya berubah. Tiba-tiba, kita dapat “menonjol” dari keramaian. Kita adalah pakar yang diakui di domain kita, orang ingin mendengarkan apa yang kita katakan.
Konsumen tidak suka ditawari
Buku adalah cara yang jauh lebih baik untuk memanfaatkan dan meningkatkan jangkauan dan interaksi klien kita. Sebuah buku, sebagai kartu nama, adalah alasan yang bagus untuk menerbitkannya dan menjangkau klien kita tanpa terlihat seperti kita memaksakan produk atau jasa pada mereka. Saya telah mendapatkan sebagian besar klien saya saat ini karena mereka “menemukan” saya melalui buku secara online maupun dari toko buku yang dapat memberi mereka solusi untuk masalah mereka.
Menjadi penulis memungkinkan kita memiliki sumber pendapatan lain dan mendapatkan royalti seumur hidup. Menerbitkan buku juga membantu kita dalam dunia Public Speaking karena kita adalah penulis dengan otoritas, kredibilitas, dan keahlian.
Tidak mudah menjadi pembicara bayaran profesional tanpa buku. Orang-orang sudah mulai berbicara karier tanpa buku. Tentu saja, sebagian besar pembicara profesional akhirnya menulis satu atau dua buku; dan ketika mereka melakukannya, biaya berbicara mereka biasanya meningkat.
Selain berbicara, banyak konsultan dan pembicara juga mengadakan lokakarya maupun pelatihan. Selain itu, tidak sedikit yang menjadikan buku mereka sebagai dasar untuk membuat pelatihan online.
Di luar aspek cuan, menulis merupakan salah satu cara untuk mendapatkan “amal jariyah”. Selama ada pembaca atau orang yang mendapatkan manfaat dari buku, kita terus akan mendapatkan “pahala”.