Konsistensi dalam Berkarya: Kunci Sukses Penulis Best-Seller

“Bro, gimana sih caranya lo bisa jadi penulis best-seller? Gua nulis baru sebulan udah bosen banget, ide mentok terus!”

Pertanyaan kayak gini sering banget mampir di DM gue. Jawabannya selalu sama: konsistensi, cuy! Bukan cuma soal bakat atau ide brilian, tapi seberapa tahan lo untuk tetap nulis walau lagi gak mood, gak laku, atau bahkan gak tahu bakal dibaca siapa.

Lo tau gak, J.K. Rowling dapat 12 kali penolakan sebelum Harry Potter diterima penerbit? Bahkan Stephen King pernah buang naskah Carrie ke tempat sampah karena merasa gak pede. Tapi mereka terus nulis. Itu yang bikin mereka beda: konsisten.


Apa Itu Konsistensi? Kenapa Penting?

Konsistensi itu sederhananya “tetap jalan walau lagi susah.” Menurut penelitian dari European Journal of Social Psychology, butuh waktu rata-rata 66 hari untuk membentuk kebiasaan baru. Tapi kalau bicara karya, itu soal lifetime commitment.

Banyak yang nyerah di tengah jalan karena ngerasa progress lambat. Padahal, menurut Creative Artists Agency (2022), 95% penulis sukses itu mencapai puncak kariernya setelah 5–10 tahun berkarya terus-menerus. Konsistensi itu kayak menanam pohon: lo siram tiap hari, tumbuhnya pelan, tapi lama-lama jadi kokoh.


Tantangan dalam Konsistensi

Tapi, siapa sih yang gak pernah ngerasa stuck? Gue juga pernah. Ada masa-masa gue cuma jual belasan buku di awal karier. Kadang mikir, “Apa gue mending balik kerja kantoran aja?”

Kalau lo lagi ada di fase ini, inget kata-kata Angela Duckworth dalam bukunya Grit: “Success is a marathon, not a sprint.” Orang yang sukses bukan yang paling berbakat, tapi yang paling gigih.


Tips Menjaga Konsistensi Berkarya

Gue paham, konsisten itu gak gampang. Tapi coba deh, lo praktekin hal-hal ini:

  1. Bikin Jadwal Nulis Rutin
    “Disiplin ngalahin motivasi, bro.” Lo gak bakal nunggu mood datang, karena mood itu gak bisa diandalkan. Bikin target harian: 500 kata sehari, misalnya.
  2. Fokus ke Proses, Bukan Hasil
    Banyak penulis pemula yang terlalu mikirin “Bakal laku gak ya?” sampai lupa menikmati proses nulis. Nikmati aja. Tulisan jelek hari ini bakal jadi pelajaran buat tulisan besok.
  3. Ikut Komunitas
    Bergabung dengan orang-orang yang punya visi sama bakal bikin lo tetap semangat. Cari feedback, ikut diskusi, dan temuin support system.
  4. Evaluasi Diri
    Tiap bulan, coba lihat progress lo. Kalau hasilnya gak sesuai target, jangan kecewa. Cari tahu apa yang bisa diperbaiki.

Konsistensi Itu Berbuah Manis

Gue butuh hampir 10 tahun sampai akhirnya bisa bikin buku best-seller. Sebelum itu, gue jualan buku sendiri, door-to-door. Kadang laku, kadang enggak. Tapi semua itu jadi pelajaran.

Statistik dari Forbes bilang, hanya 1% penulis yang bisa hidup dari menulis di tahun pertama. Tapi, angka ini naik ke 25% setelah 5 tahun konsisten. Apa artinya? Lo cuma kalah kalau berhenti.

Jadi, kalau sekarang lo lagi ngerasa jalan di tempat, inget: yang penting terus jalan. Lambat gak apa-apa, asal gak berhenti.


Penutup: Lo Siap Konsisten?

Sukses itu gak datang semalam. Tapi kalau lo konsisten, percayalah, hasilnya gak bakal bohong.

“Mending lo mulai lagi dari sekarang, bro. Siapa tahu karya lo yang berikutnya bakal jadi best-seller. Ayo, gas pol nulis lagi!”

Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn

Leave a Reply