10 Kesalahan di LinkedIn yang Harus Lo Hindarin Biar Nggak Kudet!

Rian: “Bro, kok lo nggak pernah di-notice headhunter sih? Padahal pengalaman lo keren banget!”
Dito: “Ah, gue jarang buka LinkedIn, cuma update waktu lulus aja. Emang ngaruh ya?”
Rian: “Ya iyalah! Profil LinkedIn lo itu kayak etalase online. Kalau jelek, ya nggak bakal ada yang mampir!”

Nah, biar lo nggak kayak Dito, simak nih 10 kesalahan LinkedIn yang sering bikin orang gagal dapet perhatian. Jangan sampe lo ngulangin!”

1. Profil Setengah Jadi, Kayak Skripsi yang Belum Kelar

Kenapa Salah? Profil yang kosong bikin lo keliatan nggak niat. Padahal, ini kartu nama digital lo.

Fun Fact: Profil lengkap dengan foto profesional 14x lebih sering dilirik sama perekrut (LinkedIn, 2021).

Tips: Tambahin foto kece (bukan selfie di kamar mandi ya!), headline yang catchy, dan ringkasan singkat soal keahlian lo.


2. URL Kayak Plat Nomor Acak

Kenapa Salah? URL bawaan LinkedIn itu panjang dan nggak estetik. Custom URL bikin profil lo lebih profesional dan gampang dicari.

Tips: Ganti jadi sesuatu yang simple, kayak “linkedin.com/in/namalo” di pengaturan.


3. Postingan Receh atau Drama

Kenapa Salah? LinkedIn itu tempat serius, bukan buat curhat galau atau upload meme receh. Postingan yang nggak relevan bisa ngerusak reputasi lo.

Kata Pakar: “Audiens LinkedIn lebih menghargai wawasan dan profesionalisme dibanding postingan personal,” — Harvard Business Review.

Tips: Bagikan insight dari kerjaan lo, artikel keren, atau pengalaman yang bisa jadi pelajaran buat orang lain.


4. Bagian “About” Kosong atau Basi

Kenapa Salah? Bagian ini kayak trailer film. Kalau nggak menarik, orang males baca lanjutannya.

Tips: Ceritain singkat siapa lo, apa spesialisasi lo, dan kenapa orang harus hire lo. Jangan lupa tambahin keyword yang nyambung sama industri lo.


5. Jadi Silent Reader Abadi

Kenapa Salah? LinkedIn itu tempat nongkrong profesional. Kalau lo cuma scroll tanpa interaksi, lo jadi invisiblo alias nggak keliatan.

Studi: Pengguna aktif yang sering komen atau share konten punya peluang 45% lebih tinggi dapet peluang kerja (LinkedIn, 2022).

Tips: Mulai dari yang simple, kayak kasih selamat ke temen yang dapet kerja baru, atau komen positif di postingan orang lain.


6. Nambah Koneksi Kayak Orang Ngumpulin Sticker

Kenapa Salah? Banyak koneksi acak malah bikin algoritma LinkedIn lo nggak fokus.

Tips: Pilih koneksi yang relevan sama karier lo. Pas ngirim invite, tambahin pesan pendek biar lebih personal.


7. Profil Jadul Kayak Windows 95

Kenapa Salah? Profil yang nggak update bikin lo keliatan kayak nggak berkembang.

Tips: Setiap ada pencapaian baru, kayak proyek keren atau sertifikasi, langsung tambahin ke profil.


8. Lupa Minta Rekomendasi

Kenapa Salah? Orang lebih percaya sama yang udah punya bukti nyata. Rekomendasi adalah social proof lo.

Tips: Setelah kerja bareng atasan atau kolega, minta mereka kasih rekomendasi. Lo juga bisa kasih rekomendasi balik sebagai timbal balik.


9. Overpromosi Bikin Ilfeel

Kenapa Salah? Ngeluarin vibe “jual diri” tiap hari malah bikin orang kabur.

Tips: Seimbangkan konten promosi diri lo dengan insight yang bermanfaat buat audiens. Jangan melulu soal “gue” terus.


10. Nggak Pakai Keywords di Skills

Kenapa Salah? Tanpa kata kunci yang tepat, profil lo nggak akan muncul di pencarian headhunter.

Tips: Cek deskripsi kerja di bidang lo, terus ambil kata-kata kuncinya buat ditaruh di bagian skills.


Kesimpulan

“LinkedIn itu ibarat etalase toko lo. Kalau nggak ditata rapi, siapa juga yang mau mampir?” kata William Arruda, pakar personal branding. Jadi, jangan sampai lo bikin kesalahan-kesalahan di atas.
Ingat, kesan pertama dimulai dari profil LinkedIn lo. Jadi, bikin yang terbaik dan tetap aktif, bro/sis!”

 

Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn

Leave a Reply