Seni “Menjual Diri” di Abad Digital

Ketika kita ingin mencari guru pemasaran, hampir semua kemungkinan besar langsung menyebut Hermawan Kartajaya. Ketika orang ingin mencari pakar pendidikan anak, mungkin mereka secara spontan mengasosiasikannya dengan Kak Seto. Ketika saya, Anda, atau kita semua ingin menemukan inspiratif; bisa jadi Deddy Corbuzier menjadi nama yang pertama kali ada di pikiran kita.

Begitu pun ketika kita membicarakan brand atau merek. Ketika kita menyebut mie instan, sebagian besar dari diri kita sering kali menyebut Indomie. Ketika kita ingin membeli air minum kemasan, secara spontan kita menyebut Aqua. Ketika emak-emak ingin membeli kecap, kebanyakan mungkin akan memilih Bango.

Mengapa bisa seperti itu?

Kita hidup di zaman di mana “eksistensi digital” sama pentingnya dengan kehadiran fisik. Dengan berkembangnya platform media sosial dan komunitas online, personal branding semakin relevan untuk kita perhatikan dan terapkan.

Dewasa ini, dunia semakin terhubung dibandingkan sebelumnya, dan untuk bisa “menonjol”, “diperhatikan”, atau “diikuti” di tengah makin tingginya animo masyarakat untuk menjadi “Influencer” semakin mendorong kita untuk memiliki #PersonalBranding yang kuat. Memiliki personal branding yang kuat tidak hanya penting bagi para influencer, content creator, public figure atau pebisnis; namun sejatinya berlaku untuk semua kalangan.

Pentingnya Personal Branding
Mengapa personal branding itu penting?
Mengapa memiliki personal branding yang kuat menjadi keharusan di era digital yang penuh yang “distraction” ini?
Mengapa kita semua perlu “menjual diri” melalui personal branding?

Pertama, personal branding itu bisa mendongkrak kepercayaan dan kredibilitas kita. Personal branding adalah tentang bagaimana kita menampilkan diri kita secara online dan secara offline. Personal branding yang kuat membangun kepercayaan dan kredibilitas karena memungkinkan orang melihat keahlian, kemampuan, dan pencapaian kita. Ini membantu orang memahami ide kita dengan lebih baik dan faktor-faktor yang menentukan keahlian kita.

Personal branding kita mencerminkan siapa kita, apa yang kita wakili, apa yang kita perjuangkan, apa yang kita anggap penting, apa yang kita jual, apa yang kita yakini, dan apa yang membuat kita unik di tengah kerumunan. Di era digital, internet menjadi tempat pertama yang dikunjungi orang ketika mencari bisnis atau profesional. Membangun personal branding sangat penting karena memungkinkan kita menunjukkan keahlian dan kompetensi kita secara publik.

Kedua, membuka pintu peluang yang tak terbatas. Personal branding yang kuat membuka pintu-pintu peluang terbuka sangat lebar tanpa bats. Ketika kita telah membangun personal branding yang unggul, kita dianggap ahli di bidang kita, yang memberikan lebih banyak peluang untuk menjadi pembicara, tawaran pekerjaan, kolaborasi, kemitraan bisnis, sponsorship, dan berbagai bentuk kerja sama dalam bentuk lainnya. Personal branding memungkinkan kita menciptakan jaringan individu yang berpikiran sama dan membangun koneksi untuk melejitkan karier dan bisnis kita.

Ketiga, membangun identitas diri. Membangun personal branding berarti menciptakan identitas unik yang mewakili kita dan apa yang kita perjuangkan. Menjadi dikenal dan mudah diingat merupakan faktor penting dalam mendapatkan lebih banyak eksposur dan mengembangkan jaringan kita. Personal branding yang kuat akan membantu kita menonjol dari semakin sengitnya persaingan untuk mendapatkan “perhatian” atau sekadar Likes, Comments, Share, Subscribe, atau Follow. Ini juga membantu calon klien, investor, dan kolega mengidentifikasi kita.

Keempat, mengekspresikan diri dengan lebih leluasa. Personal branding adalah tentang jujur pada diri kita sendiri dan mengekspresikan siapa diri kita sebenarnya. Ini tentang bersikap autentik dan transparan dalam upaya Anda. Personal branding mewakili nilai-nilai, kepribadian, dan elemen yang membuat kita unik. Diri-sejati kita adalah fondasi personal branding kita. Ini adalah kunci untuk membuka peluang dan mendorong pertumbuhan dan kesuksesan.

Kelima, menciptakan legacy. Tidaklah berlebihan jika saya anggap personal branding sebagai tanda atau jejak yang ditinggalkan seseorang di dunia. Personal branding yang kuat adalah “warisan” yang kita ciptakan. Jika kita telah berhasil membangun personal branding, maka kita telah menciptakan kesan mendalam pada jaringan kita, kolega, atau klien yang kita layani. Personal branding kita mewakili perjalanan dan pencapaian kita, dan merek tersebut akan tetap ada bahkan setelah kita tiada.

Lantas, bagaimana cara membangun personal branding di era internet seperti sekarang ini?
Apa yang harus kita kita pahami dan perlu kita lakukan agar kita bisa “menjual diri” tanpa terkesan “menjual”?

Jurus Membangun Personal Branding

Pertama-tama, tunjukkan sisi positif. Dalam membangun personal branding, kita perlu menghindari apa pun yang berpotensi menimbulkan kontroversi. Kita perlu berpikir puluhan kali sebelum kita membagikan sesuatu. Jikta kita tidak memiliki sesuatu yang baik untuk dikatakan, sebaiknya kita diam.

Praktik sederhana ini memastikan kita mempertahankan personal branding yang positif di semua kalangan. Kita mungkin memang tidak bisa menyenangkan semua orang, paling tidak, kita bisa menunjukkan kepada masyarakat bahwa kita pantas untuk dihormati.

Kedua, tunjukkan nilai-nilai kita. Penting untuk konsisten baik di dalam maupun di luar organisasi kita agar autentik dan menjaga reputasi kita tetap kuat. Cara terbaik untuk melakukan ini adalah dengan membuat daftar keyakinan dan nilai terpenting kita dan mewujudkannya. Dalam konteks bisnis, ini berarti mengutamakan manusia, mulai dari karyawan hingga pelanggan.
Tanyakan pada diri kita, apa yang kita perjuangkan? Apa yang kita yakini? Di bidang apa kita ingin menjadi “pahlawan” yang menjadi solusi untuk orang banyak? Personal branding mencerminkan siapa diri kita.

Ketiga, buatlah situs web atau blog. Sebisa mungkin, buatlah situs web atau blog yang nama domainnya mewakili jasa, produk, identitas, atau personal branding kita.

Sangat penting untuk memiliki situs web atau blog pribadi meskipun kita mungkin tidak punya waktu untuk memperbaruinya secara rutin. Dengan membangun blog atau situs web dengan konten yang relevan, kita “memiliki” hasil teratas yang muncul di mesin pencari seperti Google ketika orang-orang meneliti siapa diri kita.

Kita memiliki banyak pengaruh dalam menyampaikan pesan kita kepada orang lain yang berspekulasi tentang bisnis dan kehidupan pribadi kita. Penting juga untuk melakukan upaya untuk berinteraksi kepada audiens kita secara luas. Kita perlu “eksis” dengan konten yang mewakili personal branding kita. Kita perlu mengajak berinteraksi dengan audiens agar personal branding kita semakin bergema.

Keempat, buatlah “panggung” di media sosial Sama seperti kita harus “memiliki” nama kita dalam bentuk domain, kita juga harus memiliki personal branding di media sosial. Ini berarti membuat profil di berbagai kanal media sosial sesuai dengan target audiens kita. Entah itu di YouTube, TikTok, Instagram, LinkedIn, Facebook, X dan seterusnya.

Sangat penting untuk memiliki dan melindungi nama kita secara online. Selain hadir di jaringan media sosial, pilihlah satu atau dua di antaranya untuk dijadikan fokus. Kita perlu konsisten memberikan konten yang memberikan nilai tambah pagi audiens. Kita perlu mengajak audiens berinteraksi agar mereka semakin “dekat” dengan diri kita. Kita wajib menunjukkan kepada sebanyak mungkin orang bahwa kita layak untuk mendapatkan pengikut karena kehadiran kita memberikan solusi bagi mereka.

Dengan kemajuan kecerdasan buatan (AI) saat ini, membangun profil kita di media sosial menjadi lebih mudah dari sebelumnya. Jadi, kita perlu menanggapi dengan serius dan menggunakannya sebagai sarana untuk melibatkan audiens kita secara langsung. Kita perlu membuat postingan tentang yang “relevan” dengan kebutuhan target audiens kita. Buatlah itu seautentik mungkin. Anggaplah kanal media sosial kita seperti kolam yang kita rawat. Jika kita rajin berbagi dengan tulus, maka lama kelamaan kita bisa mendapatkan “ikan” yang kita dambakan.

Kelima, teruslah konsisten untuk menguatkan “positioning” kepakaran kita. Yang terakhir, kita harus menganggap diri kita sebagai “pemimpin” di bidang yang menunjukkan siapa diri kita. Kita perlu membangun kepakaran kita melalui konten-konten baru yang kreatif, berwawasan luas, dan dikemas semenarik mungkin.

Menjadi seorang pakar berarti membagikan pelajaran kepada audiens melalui konten-konten yang out of the box, orisinil, dan “berbeda” dari pesaing kita.

Kesimpulan
Personal branding tidak hanya diperuntukkan bagi public figure, content creator, pebisnis, atau selebriti kelas atas. Membangun personal branding sangat penting bagi siapa saja yang ingin menonjol dari yang lain dan memberikan kesan di era digital.

Personal branding yang kuat membantu membangun kredibilitas, meningkatkan orisinalitas, membina hubungan, dan menciptakan legacy. Dengan membangun personal branding, kita dapat menunjukkan keahlian kita dengan percaya diri dan menciptakan landasan yang kuat untuk sukses — terlepas apapun goal yang kita tetapkan.

Menciptakan personal branding itu lebih dari sekadar memproyeksikan citra kesuksesan atau ego diri kita. Untuk benar-benar menonjol dari yang lain dan berhasil dalam dunia yang superkompetitif saat ini, penting untuk mengembangkan personal branding yang mencerminkan siapa diri kita sebagai individu dan apa yang kita tawarkan.

Membangun personal branding bukan semata-mata menciptakan “topeng”. Sehingga, apa yang kita lakukan dalam keseharian harus sesuai dan menunjukkan kesan yang ingin dipersepsikan oleh orang banyak. Karena tanpa itu, kita hanya menciptakan “citra semu” yang rapuh.

Jadi, silakan ambil langkah pertama, dan berinvestasilah dalam membangun personal branding yang mewakili diri kita dan apa yang kita perjuangkan.

Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn

Leave a Reply