Author: Agung Wibowo

  • Satu Kesatuan

    Kawan. Apakah kamu saat ini bahagia? Doaku selalu untuk kebahagiaanmu ya.

    Hidup ini begitu singkat. Karena sejatinya dunia hanyalah tempat perhentian, bukan tujuan akhir.

    Hidup itu ada sistemnya.  Tuhanlah yang mengatur semuanya dengan rapi.
    Segala sesuatu dalam dunia itu berpasangan. Ada siang, ada malam. Ada laki-laki, ada perempuan. Ada panas, ada dingin. Ada suka, ada duka.
    Jadi, jika kamu mengharapkan yang pasti-pasti saja sesuai keinginanmu, kamu akan kecewa. Karena segalanya sudah sepaket. Sudah satu-kesatuan.
    Kamu tidak bisa merasakan nikmatnya kesenangan jika tak pernah mengalami kemalangan. Kamu tak bisa mensyukuri siang, jika tak ada malam. Dan seterusnya.
    So, serahkan hidupmu kepada-Nya. Cintai takdirmu. Terimalah segala tantangan tanla ekspektasi apapun.
    Karena hidup hanya perlu dijalani.
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 5 Juli 2021
  • Ekspektasiku, Ekspektasimu

    Kawan.

    Sadarkah kamu bahwa kebahagiaanmu dipengaruhi banyak oleh ekspektasimu?
    Buktinya saja, kita seringkali kecewa bahkan depresi jika ekspektasi kita tak menjadi realita. Kita juga riang gembira tatkala ekspektasi kita terpenuhi.
    Masalahnya, kita tidak bisa mengendalikan semua hal di dunia ini. Yang bisa kita kontrol adalah sikap kita.
    Jadi, renungkan baik-baik. Apakah saat ini kamu bahagia? Jika ya, apa korelasinya dengan ekspektasi? Jika tidak, apa penyebabnya.
    Kunci bahagia itu sederhana kawan. Sah-sag saja ekspektasi kita tinggi. Namun, kemampuan menerima kenyataan tidak kalah penting.
    Intinya? Ikhlas dan syukur. Sesederhana itu. Setuju?
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 29 Juni 2021
  • Menjalani, Mensyukuri

    Hidup ini bukan sebuah kebetulan

    Ada karena kuasa-Nya
    Tawa canda, tangis duka
    Semua silih berganti
    Masalah datang dan pergi
    Begitu pun orang-orang yang kita temui
    Semua mengandung hikmah
    Jika kita mau berpikir
    Ini semua hanyalah ujian
    Untuk menyaring siapa yang bertaqwa dan tidak
    Tak usah lengah jika keberuntungan seolah-olah berada padamu
    Tak usah sedih jika seakan-akan kemalangan melekat padamu
    Tiada yang abadi
    Semua bersifat sementara
    Hidup hanya perlu dijalani
    Disyukuri sepanjang waktu
    Apapun yang terjadi
    Cintai takdirmu
    Bagaimanapun keadaanmu saat ini
    Jangan lupa bahagia
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 15 Juni 2021
  • Kebermanfaatan

    “Sebaik-baik manusia ialah yang paling banyak bermanfaat untuk sesama.”

    Ungkapan itu mungkin terdengar klise bagi banyak orang. Namun, tidak berlaku bagi saya.
    Menurutku, kebermanfaatan adalah alasan mengapa kita diciptakan. Oleh karena itu, sebisa mungkin waktu yang kita habiskan setiap detik berorientasi padanya.
    Lagipula, apapun yang kita tabur, akan kita tuai. Jadi, itu menjadi pengingat kita untuk memberikan terbaik yang kita bisa.
    Untuk bisa bermanfaat, kita perlu memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap atau kapasitas tertentu. Oleh karena itu, belajar sepanjang hayat menjadi keharusan.
    Karena hidup terlalu singkat untuk disia-siakan, kebermanfaatan menjadi kunci untuk berbahagia. Setuju?
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 7 Juni 2021
  • Makna Musibah

    Musibah.

    Apa yang ada di benakmu ketika mendengar kata ini? Apapun itu, setiap orang diuji oleh Tuhan dengan cara dan takaran masing-masing.
    Musibah tidak bisa kita kendalikan. Karena datang kapan saja, di mana saja.
    Musibah adalah ujian. Untuk “menyaring” kualitas insan. Kita bisa “naik kelas” jika cerdas dan bijak menyikapinya. Sebaliknya, kita akan berjalan di tempat atau bahkan mundur jika tidak arif menjalaninya.
    Musibah adalah pengingat bagi kita semua. Bahwa kita adalah makhluk tak berdaya di hadapan-Nya.
    Musibah adalah bukti bahwa kita hanyalah butiran debu. Itu mengapa seyogyanya apa yang kita lakukan semata-mata karena-Nya.
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 31 Mei 2021
  • Belajar Mati Selagi Hidup

    “Berupayalah untuk duniamu, seakan-akan kau akan hidup selamanya. Berupayalah untuk akhiratmu seakan-akan esok kau tiada.”

    Pernahkah kamu mendengar ungkapan di atas? Jika ya, apa tanggapanmu? Jika belum, apa komentarmu?
    Bagiku, ungkapan itu mengingatkan kita untuk hanya melakukan apapun yang bermakna. Mengingat mati menyadarkan kita untuk hidup dengan baik dan benar, secara vertikal dan horizontal.  Berandai-andai bahwa hidup di dunia bersifat abadi menyadarkan kita untuk serius mengejar mimpi.
    Ungkapan di atas menyadarkanku untuk hidup bahagia tanpa syarat. Karena sewaktu-waktu kematian datang kapan saja. Tiada guna mencemaskan, menggalaukan, atau takut dengan segala hal dalam hidup.
    Karena hidup ini begitu singkat. Jalani. Syukuri.
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 24 Mei 2021