Author: Agung Wibowo

  • Arti Kemenangan Anwar Ibrahim bagi Malaysia

    Sebelas tahun lalu, saya melakukan “safari” akademik di negeri jiran selama sepekan. Saya menjadi salah satu pembicara di dua konferensi internasional di Universitas Sains Malaysia (USM) Penang dan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) Bangi secara beruntun.

    Dalam “lawatan” akademik tersebut, saya masih menyempatkan diri untuk memenuhi jamuan makan malam di rumah salah satu politisi paling berpengaruh di Malaysia yaitu Anwar Ibrahim. Sungguh suatu kehormatan bagi saya yang di tahun itu masih tercatat sebagai mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Paramadina disambut oleh sangat apik oleh Anwar Ibrahim di kediamannya yang terletak di bilangan Damansara, pinggiran Petaling Jaya — tidak jauh dari Ibu Kota Kuala Lumpur.

    Yang tak terlupakan, saya mendapatkan “fasilitas” antar-jemput oleh Asisten Pribadi Anwar Ibrahim dari tempat saya menginap di kompleks asrama UKM ke Damansara. Suatu kebahagiaan sekaligus kebanggaan tersendiri bagi saya pribadi karena di tahun itu saya masih merintis sebagai Analis Asia Tenggara.

    Di sepanjang jamuan makan malam, saya menyempatkan diri untuk berjejaring dengan para politisi dari pihak oposisi yang dikomandoi Anwar Ibrahim. Yang cukup mengagetkan; saya mendapati begitu banyak politisi Malaysia berdarah Jawa, Minangkabau, Aceh, Mandailing, Banjar, Bugis, hingga Bawean. Meskipun mereka sudah lahir dan dibesarkan di Semenanjung Melayu, mereka tidak melupakan “akar” leluhurnya yaitu Indonesia.

    “Drama” Perjalanan Politik Anwar Ibrahim
    Dato’ Seri Utama Haji Anwar bin Ibrahim  adalah seorang politisi Malaysia yang belum lama ini diangkat  sebagai Perdana Menteri Malaysia. Pencapaian tersebut merupakan buah dari penantian panjang yang sarat dengan drama. Pasalnya, beliau sudah begitu lama berada di barisan oposisi sejak diberhentikan dari Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) oleh seniornya sekaligus mentornya kala itu yaitu Mahathir Mohamad pada 1998.  Anwar Ibrahim lantas tidak menyerah begitu saja. Beliau membentuk partai baru bernama Partai Keadilan Rakyat (PKR) sebagai langkah awal reformasi di Malaysia.

    Anwar Ibrahim memulai karier politiknya sebagai anggota UMNO hingga puncak kesuksesan menjadi Wakil Perdana Menteri Malaysia di bawah pimpinan Perdana Menteri Mahathir Mohamad. Pada tahun 1999, ia divonis hukuman penjara atas tuduhan korupsi dan sodomi. Mahkamah Federal Malaysia di kemudian hari membatalkan semua vonis atasnya dan Anwar dibebaskan dari penjara pada tahun 2004.

    Setelah dipecat dari UMNO, Anwar Ibrahim membesut Partai Keadilan Rakyat (PKR), sebuah partai oposisi di Malaysia, dan memimpin koalisi oposisi Pakatan Rakyat dan Pakatan Harapan. Pada periode 2015-2018 , ia kembali dipidana penjara atas vonis sodomi lainnya dan dibebaskan pada tahun 2018.

    Setelah koalisi yang ia pimpin memenangkan kursi terbanyak di Parlemen pada pemilihan umum Malaysia 2022, Anwar Ibrahim diangkat menjadi Perdana Menteri Malaysia ke-10 pada tanggal 24 November 2022. Sebuah catatan sejarah bagi negeri tetangga karena sebelumnya diiringi “drama” ngototnya Muhyiddin Yassin yang tidak menerima kemenangan Anwar Ibrahim begitu saja.

    Singkat cerita, Muhyiddin yang sebelumnya menjadi Perdana Menteri selama 17 bulan dan memimpin koalisi Perikatan Nasional rupanya memperoleh 73 kursi parlemen. Sementara itu koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar Ibrahim meraup 82 kursi di parlemen. Sayangnya, perolehan dua koalisi tersebut gagal mencapai ambang batas 112 kursi dari total 222 kursi parlemen Malaysia untuk membentuk pemerintahan baru. Alhasil, terciptalah kebuntuan politik karena partai-partai dalam dua koalisi tersebut gagal mencapai konsensus.  Untungnya, Raja Malaysia langsung “gerak cepat” untuk menunjuk Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri baru sebagaimana diatur Konstitusi Federal untuk meredakan gejolak di tengah masyarakat.

    Anwar Ibrahim: Simbol Malaysia baru?
    Kemenangan Anwar Ibrahim bisa saya katakan sebagai “simbol” perubahan peta dinamika politik negeri jiran. Pasalnya, selama puluhan tahun negeri itu dikuasai oleh UMNO yang dikecam warga keturunan India dan Tiongkok karena terlalu menguntungkan warga Melayu.

    Harus diakui, selama UMNO memegang kendali negara itu, pembangunan Malaysia melesat begitu kencang. Terlebih lagi di era pemerintahan Mahathir Mohamad yang menyulap Malaysia dari negeri yang masih mengandalkan sumber daya alam menjadi negeri yang diperhitungkan di ranah ekonomi, pariwisata, industri, dan teknologi. Menara Kembar Petronas dan Putra Jaya mungkin menjadi beberapa simbol kemajuan terkuatnya.

    UMNO yang bertahun-tahun menjadi partai penguasa di Malaysia belakangan makin ditinggalkan generasi muda Malaysia karena dinilai begitu korup dan me-nomor-dua-kan warga keturunan India dan Tiongkok. Di sisi lain partai-partai oposisi yang koalisinya dipimpin oleh Anwar Ibrahim semakin menunjukkan tajinya.

    Kemenangan Anwar Ibrahim adalah simbol dari perubahan Malaysia. Sebuah negeri multiras yang bertahun-tahun menjadi bahan perundungan masyarakat Indonesia karena dinilai tak memiliki identitas. Sebuah imbas dari kebijakan negeri tersebut yang gencar “mengklaim” warisan budaya nusantara.

    Anwar Ibrahim memiliki hubungan yang sangat erat dengan jaringan politisi Indonesia. Ia kerap kali diundang sebagai pembicara dalam seminar, diskusi atau lokakarya di berbagai kota Indonesia untuk menyuarakan demokrasi, reformasi atau dinamika politik Malaysia.

    Saya yakin dengan rekam jejak yang begitu gemilangnya, Anwar Ibrahim akan berhasil memenuhi harapan masyarakat Malaysia untuk menjadikan negara itu lebih maju. Dan sebagai warga negara Indonesia, saya menaruh ekspektasi yang tidak kalah besarnya kepada beliau agar hubungan “kakak-adik” antara Indonesia-Malaysia sebagai negeri serumpun makin lengket.

    Dalam imajinasi saya, isu-isu bilateral seperti buruh migran tak berdokumen hingga “perebutan” alias “perang klaim” warisan budaya nusantatara antara Jakarta dan Kuala Lumpur makin berkurang di masa pemerintahan Perdana Menteri Malaysia yang baru. Saya sangat yakin Anwar Ibrahim mampu menjadi lokomotif reformasi Malaysia yang sesungguhnya.

    Selamat saudara-saudaraku di Malaysia yang telah memiliki Perdana Menteri baru. Dan selamat menjalankan amanah Pak Anwar!

  • Ambisimu, Ambisiku

    Salah satu penentu kesuksesan seseorang adalah ambisi. Semakin besar ambisi, semakin besar pula peluang untuk sukses.

    Faktanya, kadar ambisi manusia beragam. Kita tak bisa menghakimi atau mengukur ambisi sesama dengan kaca mata kita.
    Yang pasti, ambisi mencerminkan nilai-nilai yang kita yakini. Penting bagi kita untuk jujur dengan diri sendiri.
    So,  sudahkah kamu mengetahui ambisi sendiri? Selamat memperjuangkan ambisi.
    Agung Setiyo Wibowo
    Jakarta, 19 November 2022
  • Refleksi

    Dunia bergerak begitu cepat. Setiap orang seakan-akan tiada henti mengejar mimpi. Selesai satu urusan, urusan-urusan lainnya silih berganti menghampiri.

    Terkadang kita lupa istirahat. Atau lupa mengukur kemajuan. Kita justru selalu disibukkan untuk memikirkan apa yang belum kita miliki dan dapatkan.
    Kawan, tak ada salahnya berhenti sejenak. Untuk refleksi. Selamat mencoba dan menikmati.
    Agung Setiyo Wibowo
    Jakarta, 20 November 2022
  • Seni Melawan Ketakutan

    “Semua yang Anda inginkan ada di sisi lain dari ketakutan.” ~Jack Canfield

    Hidup dalam ketakutan adalah sesuatu yang telah saya alami sejak kecil.

    Ya, saya belajar sejak belia untuk memindai bahaya. Bagaimana suasana hati semua orang? Apakah orang dewasa baik-baik saja hari ini? Saya akan diam dalam upaya untuk menjaga diri saya aman.

    Tanpa saya ketahui, antara usia konsepsi dan tujuh tahun sistem saraf saya sedang diprogram. Saya belajar untuk waspada tingkat tinggi, selalu memindai bahaya, dan menjadi sangat waspada dan sangat sensitif terhadap suasana hati orang lain.

    Terkadang kekuatan super saya ini membuat saya tetap aman sebagai seorang anak. Ayah saya tidak akan selalu kehilangan kesabaran jika saya cukup pendiam. Ibu saya akan tersedia bagi saya jika saya merasakan suasana hatinya dan memberinya kenyamanan.

    Saat saya tumbuh, kekuatan super saya ini menyebabkan masalah bagi saya.

    Saya akan khawatir sepanjang waktu tentang ribuan cara yang berbeda untuk menghindari kesalahan.

    Saya tidak dapat menikmati momen dan apa yang saya miliki saat ini karena otak saya akan memindai masalah berikutnya.

    Saya tidak bisa tidur.

    Kecemasan saya seperti monster dalam pikiran saya yang termakan oleh semua skenario bagaimana-jika, dan sebagai hasilnya saya tidak bisa bergerak maju.

    Kecemasan ini menghentikan saya dari mencoba hal-hal baru, menantang diri sendiri, menyembuhkan dari masa lalu, berubah, dan berkembang.

    Saya akan “dilumpuhkan” oleh ketakutan untuk berbuat salah. Saya merasa terjebak, frustrasi dengan diri saya sendiri, dan penuh dengan kebencian diri karena menjalani kehidupan yang membuat saya sengsara.

    Titik balik saya dalam memandang ketakutan terjadi ketika saya mengambil “jeda” selama lebih dari setahun dalam misi Sabbatical. Saya akhirnya menyadari bahwa ketakutan ini ada di kepala saya—99 persen hal yang saya khawatirkan tidak terwujud menjadi kenyataan. Pikiran cemas saya tidak membuat apa pun menjadi lebih baik, tetapi pikiran itu merusak apa yang saya miliki saat ini.

    Berikut adalah beberapa langkah yang telah membantu mengurangi kecemasan, ketakutan, dan kewalahan serta membantu menumbuhkan kehidupan yang bahagia.

    1. Beri nama suara cemas dan khawatir di kepala Anda itu.
    Ini menciptakan pemisahan antara Anda dan suara. Anda bukanlah pikiran Anda. Ini adalah suara dari ego Anda yang peduli dengan kelangsungan hidup, dan Anda memiliki pilihan untuk mendengarkan atau memilih pemikiran yang lebih memberdayakan. Namun, suara ini bisa merasakan bahaya yang nyata, jadi dengarkan untuk melihat apakah itu risiko bagi Anda saat ini atau potensi risiko yang bisa terjadi.

    Jika nyata, maka tentu saja ambil tindakan setelah menarik napas dalam-dalam. Jika tidak, lanjutkan dengan langkah-langkahnya.

    2. Begitu Anda mendengar suara itu, kenali itu sebagai tanda bahwa sistem saraf Anda tidak teratur dan beralih ke mode lawan-atau-lari.
    Kemudian pilih untuk berhenti sejenak dan tarik napas dalam-dalam. Pernapasan yang koheren dapat membantu menenangkan respons ini. Ini berarti tarik napas dalam-dalam melalui hidung, kembungkan perut selama lima detik, dan buang napas sambil mengempiskan perut selama lima detik.

    3. Buat daftar alat yang dapat Anda gunakan saat pikiran dan tubuh Anda akan mengalami mode “bagaimana jika”.
    Ini mungkin berarti berbaring di rumput, menari mengikuti lagu favorit Anda, mengetuk EFT (teknik kebebasan emosional), melakukan pose yoga, atau membuat jurnal untuk melepaskan rasa takut. Begitu Anda memperhatikan suara itu, lakukan sesuatu dari daftar.

    4. Ulangi mantra untuk menenangkan sistem saraf Anda.
    Temukan pernyataan yang membantu menenangkan Anda dan ulangi saat suara kecemasan kembali. Favorit saya adalah “Jika X terjadi, maka saya akan menghadapinya.”

    5. Dapatkan saat ini.
    Apa yang bisa Anda dengar? Apa yang bisa Anda lihat? Apa yang bisa Anda cium? Apa yang bisa Anda rasakan? Saya suka pergi keluar rumah ketika saya melakukan ini. Misalnya ketika mengajak anak jalan-jalan ke taman, menikmati segelas Kopi Gayo di kedai langganan, dll.

    6. Letakkan tangan Anda di hati Anda dan ingatkan diri Anda bahwa Anda aman.
    Mungkin tidak terasa seperti itu. Tetapi perasaan bukanlah fakta, dan pikiran Anda hanya dapat menyakiti Anda jika Anda membiarkannya.

    7. Perhatikan jika Anda telah pindah ke dalam kondisi ketakutan.
    Ketika kita pertama kali mulai khawatir, sistem saraf kita masuk ke mode “fight-or-flight” dan adrenalin dan hormon stres dipompa ke dalam tubuh kita. Kemudian ketika semuanya terasa terlalu banyak, kita “membeku” alias tidak berdaya. Kita benar-benar tidak dapat melakukan apa pun dan putus asa.

    8. Pilih untuk membuang pikiran itu.
    Apakah ini sesuatu yang mengkhawatirkan untuk hari lain? Bayangkan memasukkannya ke tempat sampah. Atau Anda bahkan dapat menuliskannya dan meletakkannya di tempat sampah secara fisik.

    9. Mulai perhatikan kondisi mental Anda sepanjang hari.
    Apakah Anda tenang atau dipicu oleh kekhawatiran? Apakah Anda merasa tidak berdaya? Atau apakah jantung Anda memompa, sehingga respons stres Anda diaktifkan dan Anda berada dalam “mode fight-or-flight”?

    10. Tulis apa yang Anda syukuri saat ini.
    Memperhatikan apa yang berjalan dengan baik saat ini dapat melucuti rasa takut.

    Perlahan-lahan, langkah-langkah ini dapat membantu Anda mengatur, menghilangkan rasa takut, dan membiarkan sistem saraf Anda pulih. Anda mungkin tidak aman sebagai seorang anak, tetapi Anda memiliki kekuatan untuk merasa aman sekarang.

    Anda memiliki kekuatan untuk mengubah keadaan Anda dan menghilangkan pemicu yang menciptakan kembali perasaan tidak aman itu.

    Ketakutan Anda pada tubuh Anda bisa sangat nyata dan memberi Anda informasi bahwa mungkin hubungan, pekerjaan, atau lingkungan tertentu tidak aman untuk Anda. Perhatikan dan buat langkah kecil untuk menciptakan kehidupan yang membuat Anda merasa aman, karena ini adalah dasar kebahagiaan. Berikan diri Anda apa yang Anda rindukan sebagai seorang anak.

    Perubahan, pertumbuhan, dan penyembuhan bisa terasa menakutkan dan tidak aman, tetapi saat Anda mengambil langkah kecil tersebut untuk menciptakan diri Anda yang lebih sehat, kepercayaan diri dan harga diri Anda akan tumbuh. Otak Anda akan mendapatkan bukti baru bahwa Anda aman, dan pikiran yang mengkhawatirkan itu perlahan akan hilang. Kekhawatiran baru mungkin datang, tetapi Anda bisa mengulangi prosesnya.

    Langkah-langkah ini membantu saya berhenti menjalani kehidupan yang kecil dan dalam ketakutan serta memungkinkan saya mengejar impian besar saya—menemukan cinta, mengembangkan karier, dan berani menulis lebih dari 30 buku dalam enam tahun terakhir.

    Pikiran cemas tidak lagi menahan saya. Saya hanya menonton mereka dengan rasa ingin tahu dan mengetahui langkah-langkah yang perlu saya ambil untuk melewatinya. Saya mengambil kembali kekuatan saya yang hilang sebagai seorang anak, dan saya tahu Anda juga bisa!

  • Wahhh, Gramedia Lagi “Banjir” Diskon

    Hai teman-teman.  Apa kabar?

    Kapan kamu terakhir kali berkunjung ke Gramedia?

    Buku terakhir apa yang kamu beli?

    Ada kabar gembiran nih. Gramedia lagi promo-promo gilaan ya. Tak terkecuali untuk beberapa buku gue yang pernah terbit di sana.

    Nah, berikut beberapa buku gue yang bisa brosis beli dengan harga promo.

    Tunggu apa lagi? Yuk kunjungi Gramedia!

  • Motivasi dalam Situasi Kepepet

    Kepepet?

    Ya, satu kata ini sering kita dengar dalam seminar atau training. Banyak yang bilang, kepepet mampu mendongkrak motivasi. Benarkah?
    Bergantung orangnya. Dalam kondisi terdesak, biasanya kita memang mengeluarkan segala potensi untuk bertahan hingga bangkit. Namun, apakah semua orang begitu?
    Belum tentu. Kuncinya adalah kesadaran diri untuk mengubah nasib.
    So, apakah dirimu kepepet saat ini? Selamat berkarya sahabatku.
    Agung Setiyo Wibowo
    Jakarta, 7 November 2022