Author: Agung Wibowo
-
Si Kucing dan Si Burung Kakatua
Di sebuah desa yang indah di tepi hutan di Indonesia, tinggallah seekor kucing bernama Kiki dan seekor burung kakatua bernama Koko. Kiki, si kucing, selalu merasa bahwa hidupnya tidak adil. Dia melihat Koko yang bisa terbang bebas tinggi ke langit dan menyanyikan lagu-lagu indah, sementara dia hanya bisa berjalan di tanah.Suatu pagi, Kiki mendekati Koko dan berkata, “Koko, aku iri padamu. Kau bisa terbang ke mana saja dan bernyanyi dengan merdu. Sementara itu, aku hanya bisa berlari di tanah dan tidak memiliki keistimewaan seperti dirimu.”Koko, yang selalu ceria, menjawab, “Kiki, setiap makhluk memiliki keistimewaannya masing-masing. Sebaiknya kita bersyukur atas apa yang kita miliki.”Kiki mengerutkan dahinya, “Apa yang bisa aku syukuri? Aku tidak memiliki sayap seperti kamu!”Koko mengajak Kiki untuk berjalan-jalan ke hutan. Mereka bertemu banyak hewan lain, seperti rusa, kelinci, dan kupu-kupu. Semua hewan itu memiliki kelebihan masing-masing. Rusa bisa melompat tinggi, kelinci cepat lari, dan kupu-kupu indah dan penuh warna.“Saksikan mereka, Kiki! Mereka juga bersyukur atas apa yang mereka miliki,” kata Koko.Dengan rasa ingin tahu, Kiki mulai memperhatikan. Dia menyadari bahwa sebagai kucing, dia memiliki kemampuan untuk berburu dengan sangat baik. Kiki bisa menangkap tikus yang mengganggu warga desa dan membantu menjaga ketentraman di kampungnya.Ketika tiba waktu makan malam, Kiki dan Koko kembali ke rumah. Si Kiki merasa lebih bersyukur. Dia berterima kasih kepada Koko karena telah membukakan matanya. Kiki berkata, “Aku sekarang mengerti. Setiap makhluk memiliki perannya sendiri. Aku bersyukur bisa membantu teman-temanku di desa.”Koko tersenyum, “Itulah yang aku maksudkan, Kiki. Bersyukur tidak hanya membuat hidup kita lebih bahagia, tetapi juga memperkuat rasa persahabatan di antara kita.”Sejak hari itu, Kiki menjadi lebih bersyukur dan menghargai kemampuannya. Dia belajar bahwa meskipun dia tidak bisa terbang seperti Koko, dia memiliki kelebihan yang bisa membuat hidupnya berarti. Dan Koko, si burung kakatua, selalu menjadi teman terbaiknya, saling mendukung dan bersyukur atas segala yang mereka miliki.Pesan MoralSetiap makhluk memiliki kelebihan dan perannya masing-masing. Penting untuk bersyukur atas apa yang kita miliki dan menghargai keberadaan teman-teman kita. -
Senyum di Tengah Sawah
Di sebuah desa kecil di Jawa, hiduplah seorang petani bernama Joko. Setiap pagi, Joko berangkat ke sawah dengan semangat. Ia percaya bahwa kebahagiaan ada dalam setiap butir padi yang ia tanam. Namun, akhir-akhir ini, Joko merasa beban hidupnya semakin berat. Sawahnya terkena hama, dan hasil panennya menurun.Suatu pagi, saat Joko sedang merawat tanaman, ia melihat seorang nenek tua berjalan lambat di tepi sawah. Nenek itu tersenyum lebar, meski wajahnya penuh keriput. Joko merasa penasaran dan menghampirinya.“Nek, bagaimana bisa nenek tersenyum di tengah kesulitan seperti ini?” tanya Joko.Nenek itu tersenyum lebih lebar. “Anakku, hidup ini bagaikan sawah. Kadang ada hama, kadang ada hujan, tetapi kita harus ingat, kebahagiaan itu seperti benih. Ia harus kita tanam dan rawat.”Joko merenung. “Tapi, bagaimana jika benih itu tidak tumbuh?”Nenek itu menjawab dengan bijak, “Kebahagiaan tidak selalu tergantung pada hasil. Yang penting adalah bagaimana kita menjalani prosesnya. Apakah kita menikmati perjalanan kita?”Joko mulai berpikir. Ia ingat saat-saat bahagia ketika menanam padi, bercanda dengan teman-teman, dan menikmati matahari terbenam di sawah. Mungkin selama ini ia terlalu fokus pada hasil, sehingga melupakan kebahagiaan yang ada di sekitarnya.“Jadi, nenek, bagaimana cara agar aku bisa lebih bahagia dalam proses ini?” tanya Joko.“Nikmati setiap detik, Joko. Berinteraksi dengan alam, berbagi cerita dengan teman, dan jangan ragu untuk tertawa meski dalam kesulitan. Ingat, ‘urip iku urup’—hidup itu bersinar. Jika kita bersinar, kita akan membawa cahaya bagi orang lain.”Joko merasa terinspirasi. Ia mulai mengubah cara berpikirnya. Ketika ia kembali ke sawah, ia tak lagi hanya melihat tanaman yang sakit. Ia mulai mengamati indahnya langit biru, mendengar kicauan burung, dan merasakan angin yang berhembus lembut.Setiap kali ia merasa lelah, ia akan mengingat senyum nenek dan nasihatnya. Ia mulai mengajak teman-teman petani untuk berkumpul, bercerita, dan saling mendukung dalam keadaan sulit. Dengan cara ini, mereka tidak hanya berbagi beban, tetapi juga kebahagiaan.Beberapa bulan kemudian, meski hasil panen Joko tidak sebesar harapannya, ia merasa lebih bahagia dari sebelumnya. Ia menyadari bahwa kebahagiaan bukan hanya tentang hasil, tetapi tentang bagaimana ia menjalani hidup dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.RenunganKetika kita menghadapi kesulitan, apakah kita lebih fokus pada hasil yang tidak memuaskan, ataukah kita mampu melihat kebahagiaan dalam proses dan interaksi kita? Sudahkah kita bersinar dan membawa cahaya bagi orang lain di sekitar kita? Mari kita renungkan, apakah kita telah menikmati setiap momen dalam perjalanan hidup kita? -
Si Kancil dan Perjalanan Menulis Buku
Di sebuah hutan yang rimbun, hiduplah seekor kancil yang cerdik bernama Kiki. Kiki dikenal sebagai hewan yang pintar dan selalu memiliki ide-ide brilian. Namun, di antara teman-temannya, Kiki merasa ada sesuatu yang kurang. Banyak hewan di hutan yang tidak suka membaca, dan Kiki ingin mengubah itu.
Suatu hari, Kiki mendengar cerita dari Burung Hantu, si bijak yang menguasai banyak pengetahuan. Burung Hantu bercerita tentang kekuatan buku dan bagaimana menulis bisa membantu meningkatkan budaya literasi di hutan. Kiki pun terinspirasi. “Jika aku bisa menulis buku, mungkin teman-temanku akan lebih tertarik untuk membaca!” pikirnya.
Kiki mulai merencanakan bukunya. Ia ingin menulis tentang petualangan hewan-hewan di hutan, berbagi pengetahuan tentang cara menjaga lingkungan dan pentingnya persahabatan. Namun, Kiki sadar bahwa menulis buku bukanlah hal yang mudah. Ia harus mengumpulkan cerita, menggambar ilustrasi, dan mengedit tulisannya.
Dengan tekad yang kuat, Kiki mulai bekerja. Ia menemui teman-teman hewan lainnya, mendengarkan kisah mereka, dan mencatat setiap cerita menarik. Kiki juga meminta bantuan Kakak Gajah, yang pandai menggambar, untuk membuat ilustrasi yang menarik. Bersama-sama, mereka bekerja keras, dan akhirnya, setelah berbulan-bulan, buku Kiki pun selesai.
Dengan bangga, Kiki mengundang semua hewan di hutan untuk acara peluncuran bukunya. Saat hari itu tiba, Kiki berdiri di depan teman-temannya dan mulai menceritakan isi bukunya. Ia bercerita tentang petualangan seru, pelajaran berharga, dan pentingnya menjaga hutan agar tetap lestari.
Setelah Kiki selesai bercerita, semua hewan terlihat antusias. Si Kelinci berkomentar, “Aku ingin membaca bukumu, Kiki!” Si Burung Pipit pun menambahkan, “Aku juga! Buku itu pasti menarik!” Kiki merasa bahagia melihat teman-temannya bersemangat.
Buku Kiki pun menyebar di seluruh hutan. Setiap hewan yang membacanya merasa terinspirasi untuk menulis dan berbagi cerita mereka sendiri. Hutan yang dulunya sepi kini dipenuhi dengan suara hewan yang berdiskusi tentang buku, berbagi pengetahuan, dan mengadakan kelompok membaca.
Kiki menyadari bahwa dengan menulis, ia tidak hanya menciptakan sebuah buku, tetapi juga membangkitkan semangat literasi di antara teman-temannya. Mereka belajar bahwa membaca dan menulis adalah cara untuk memahami dunia dan saling berbagi.
Pesan Moral
Menulis buku adalah langkah penting untuk meningkatkan budaya literasi. Dengan berbagi pengetahuan dan cerita, kita dapat menginspirasi orang lain untuk membaca dan menulis, menciptakan masyarakat yang lebih cerdas dan peka terhadap lingkungan sekitar. Budaya literasi yang baik akan membawa manfaat bagi semua. -
Si Burung Kecil dan Terapi Menulis
Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah seekor burung kecil bernama Lili. Lili memiliki bulu berwarna cerah dan suara yang merdu. Namun, meskipun tampak bahagia, Lili sering merasa kesepian dan bingung tentang dirinya sendiri. Setiap hari, ia terbang tinggi di langit, tetapi hatinya berat.
Suatu hari, Lili bertemu dengan Kakek Kura-kura, seorang bijak yang dikenal di seluruh hutan. Lili mendekatinya dan berkata, “Kakek, aku merasa kosong. Aku tidak tahu bagaimana cara merasa bahagia.”
Kakek Kura-kura tersenyum dan berkata, “Coba kamu menulis, Lili. Tulis semua yang ada di dalam hatimu. Itu bisa membantumu merasakan kelegaan.”
Lili bingung. “Menulis? Aku hanya bisa bernyanyi. Bagaimana menulis bisa membantuku?”
Kakek Kura-kura menjelaskan, “Menulis adalah cara untuk mengungkapkan perasaan. Ketika kamu menuliskan apa yang ada di pikiranmu, kamu akan mulai memahami dirimu sendiri.”
Dengan sedikit keraguan, Lili pulang ke sarangnya dan mulai menulis. Ia menulis tentang rasa sepinya, impian-impian yang terpendam, dan ketakutannya. Setiap kata yang dituliskannya membuatnya merasa lebih ringan. Ia menemukan bahwa menulis adalah cara untuk berbicara dengan dirinya sendiri.
Hari demi hari, Lili terus menulis. Ia mulai menggambar gambar-gambar kecil di samping tulisannya, menciptakan cerita tentang petualangan yang ingin ia lakukan. Dalam prosesnya, ia merasa lebih bahagia dan lebih mengenal dirinya. Ia menyadari bahwa ada banyak hal indah di dalam hatinya yang belum pernah ia ungkapkan.
Suatu ketika, saat ia sedang menulis, sahabat-sahabatnya, si Kelinci dan si Tupai, datang menghampiri. Mereka melihat Lili dengan buku kecil di tangannya dan bertanya, “Apa yang kamu lakukan, Lili?”
Lili tersenyum dan berkata, “Aku sedang menulis. Ini membantuku merasa lebih baik.”
Kelinci dan Tupai penasaran, dan Lili pun mengajak mereka untuk mencoba menulis juga. Bersama-sama, mereka mulai menulis dan menggambar. Mereka berbagi cerita dan pengalaman, dan tak lama kemudian, tawa mereka menggema di seluruh hutan.
Sejak saat itu, Lili dan teman-temannya menjadikan menulis sebagai kegiatan rutin. Mereka belajar untuk saling mendukung dan berbagi perasaan. Hutan yang dulunya sepi kini penuh dengan kebahagiaan dan suara tawa.
Kakek Kura-kura melihat perubahan itu dan merasa bangga. Ia tahu bahwa terapi menulis telah membawa kebahagiaan bagi Lili dan teman-temannya.
Akhirnya, Lili mengerti bahwa menulis bukan hanya tentang mengungkapkan perasaan, tetapi juga tentang menemukan diri sendiri dan membangun hubungan dengan orang lain.
Pesan Moral
Menulis adalah terapi yang dapat membantu kita merawat kesehatan mental dan menemukan kebahagiaan. Dengan mengungkapkan perasaan kita, kita dapat lebih memahami diri sendiri dan menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang lain. -
Lebih Sukses Karena Buku
Buku adalah kumpulan informasi, cerita, atau gagasan yang disusun dalam bentuk tulisan dan disajikan dalam lembaran-lembaran kertas atau format digital. Buku dapat berfungsi sebagai sumber pengetahuan, hiburan, atau inspirasi, dan merupakan medium penting dalam menyampaikan ide, budaya, dan sejarah dari satu generasi ke generasi lainnya. Buku juga mencakup berbagai genre seperti fiksi, non-fiksi, biografi, pendidikan, dan lain-lain.
Pentingnya Menulis Buku untuk Karier dan Pribadi
Menulis buku memberikan manfaat yang signifikan, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional, antara lain:
- Membangun Reputasi dan Kredibilitas
Menulis buku di bidang tertentu dapat meningkatkan reputasi dan kredibilitas Anda sebagai ahli. Buku menjadi bukti konkret pengetahuan Anda, yang bisa meningkatkan kepercayaan orang terhadap kemampuan dan wawasan Anda. - Meningkatkan Peluang Karier
Bagi banyak profesional, terutama di bidang akademik, konsultasi, atau bisnis, menulis buku dapat membuka pintu ke peluang baru, seperti undangan berbicara di konferensi, kolaborasi dengan perusahaan lain, hingga peluang promosi dalam pekerjaan. - Pengembangan Pribadi dan Pemikiran Kritis
Proses menulis memaksa Anda untuk mendalami topik, menstrukturkan ide, dan menganalisis konsep secara mendalam. Hal ini dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan reflektif. - Sarana Ekspresi Diri dan Kreativitas
Menulis buku adalah bentuk ekspresi diri yang mendalam. Anda dapat menuangkan pemikiran, ide, cerita, dan emosi dalam sebuah karya yang dapat dibaca oleh banyak orang. Ini menjadi ruang untuk membebaskan kreativitas Anda. - Warisan Jangka Panjang
Buku dapat menjadi bagian dari warisan intelektual yang Anda tinggalkan untuk dunia. Sebuah karya yang baik dapat terus dibaca dan memberi manfaat bagi generasi mendatang. - Sumber Pendapatan Pasif
Buku yang sukses bisa menjadi sumber penghasilan tambahan. Penjualan buku, baik cetak maupun digital, serta royalti dari terbitan dapat memberikan pemasukan yang berkelanjutan.
Persiapan untuk Menjadi Penulis Buku yang Sukses
Tidak ada “makan siang yang gratis”. Pepatah itu meskipun klise juga relevan di konteks ini. Ada begitu banyak hal yang perlu kita persiapkan untuk menjadi penulis buku yang sukses.
- Tentukan Tujuan dan Topik yang Jelas
Pertama, tentukan alasan mengapa Anda ingin menulis buku. Apakah untuk berbagi pengetahuan, membangun merek pribadi, atau hanya untuk kepuasan pribadi? Memiliki tujuan yang jelas akan membantu Anda tetap fokus sepanjang proses penulisan. - Lakukan Riset Mendalam
Sebelum mulai menulis, lakukan riset yang menyeluruh tentang topik yang Anda pilih. Buku yang kuat didasarkan pada informasi yang akurat dan kaya, yang tidak hanya berasal dari pengalaman pribadi tetapi juga dari sumber-sumber yang terpercaya. - Buat Outline yang Terstruktur
Sebuah buku memerlukan alur yang jelas agar pembaca mudah mengikutinya. Buatlah kerangka atau outline dari bab-bab yang akan Anda tulis untuk membantu mengorganisasikan ide. - Tetapkan Waktu dan Disiplin Menulis
Menulis buku adalah proyek yang memakan waktu. Tetapkan jadwal yang konsisten dan disiplin untuk menulis sedikit demi sedikit setiap hari. Mengelola waktu dengan baik adalah kunci agar proyek penulisan Anda tetap berjalan lancar. - Kembangkan Gaya Penulisan Pribadi
Setiap penulis memiliki suara atau gaya penulisan yang unik. Berlatihlah untuk menulis dengan cara yang menggambarkan kepribadian dan gaya Anda, sehingga pembaca merasa terhubung dengan tulisan Anda. - Dapatkan Masukan dan Editor Profesional
Setelah menyelesaikan draft pertama, mintalah orang lain untuk memberikan masukan. Selain itu, menggunakan jasa editor profesional dapat sangat membantu dalam memperbaiki struktur, tata bahasa, dan kejelasan pesan Anda. - Siapkan Platform Pemasaran
Di era digital, seorang penulis juga harus memahami pentingnya pemasaran buku. Bangun platform Anda melalui media sosial, blog, atau podcast untuk memperluas jangkauan pembaca. Pemasaran yang baik dapat mempengaruhi kesuksesan buku Anda.
Public Figure yang Melambung Namanya Berkat Menulis Buku
Ada berderet public figure yang melambung namanya atau semakin dikenal luas berkat menulis buku. Berikut di antaranya
- Barack Obama
Sebelum menjadi Presiden Amerika Serikat, Obama menulis beberapa buku, seperti “Dreams from My Father” dan “The Audacity of Hope”. Buku-buku ini tidak hanya meningkatkan profilnya sebagai politisi, tetapi juga memperkuat citranya sebagai pemimpin yang intelektual dan inspiratif. - Malala Yousafzai
Malala menjadi lebih dikenal di seluruh dunia setelah menulis buku “I Am Malala”, yang menceritakan perjuangannya dalam memperjuangkan hak pendidikan bagi perempuan di Pakistan. Buku ini memperluas pengaruhnya sebagai aktivis hak asasi manusia. - J.K. Rowling
Penulis seri “Harry Potter” ini menjadi salah satu penulis paling terkenal di dunia. Buku Harry Potter tidak hanya mengubah hidupnya tetapi juga menjadi fenomena budaya global, menjadikannya salah satu figur publik paling berpengaruh di bidang literatur dan hiburan. - Stephen King
Meskipun King telah menulis sejak lama, kariernya benar-benar melambung dengan buku “Carrie”, yang kemudian diadaptasi menjadi film. Karya-karyanya dalam genre horor dan fiksi telah mengokohkannya sebagai salah satu penulis paling sukses di dunia. - Michelle Obama
Mantan Ibu Negara AS ini menulis buku memoar berjudul “Becoming”, yang langsung menjadi buku terlaris dan mendapat pengakuan internasional. Buku ini memberi wawasan mendalam tentang kehidupannya dan memperkuat citranya sebagai pemimpin yang inspiratif. - Andrea Hirata
Andrea Hirata dikenal luas setelah menulis novel “Laskar Pelangi” (2005). Buku ini menjadi fenomena sastra nasional dan internasional, serta diadaptasi menjadi film yang sangat sukses. Karya ini membuat Andrea Hirata dikenal sebagai salah satu penulis Indonesia terkemuka. - Dewi Lestari (Dee Lestari)
Dee Lestari memulai kariernya sebagai penyanyi, namun namanya semakin melambung berkat novel “Supernova”, yang pertama kali terbit pada tahun 2001. Seri Supernova menjadi buku yang sangat populer dan membuatnya dikenal sebagai salah satu penulis fiksi ilmiah terdepan di Indonesia. - Tere Liye
Tere Liye adalah nama pena dari Darwis, seorang penulis produktif yang telah menulis puluhan novel seperti “Rembulan Tenggelam di Wajahmu”, “Bumi”, dan “Pulang”. Popularitas Tere Liye semakin meluas berkat karya-karyanya yang sangat digemari oleh berbagai kalangan, terutama remaja dan dewasa muda. - Habiburrahman El Shirazy
Habiburrahman dikenal luas berkat novel “Ayat-Ayat Cinta” (2004), yang menjadi bestseller dan diadaptasi menjadi film. Bukunya menggabungkan unsur-unsur Islam dengan kisah cinta, dan berhasil menarik perhatian banyak pembaca di Indonesia, serta memperkuat namanya di dunia literatur. - Najwa Shihab
Meskipun dikenal sebagai jurnalis dan presenter televisi, Najwa Shihab juga menulis beberapa buku, seperti “Catatan Najwa”. Buku ini berisi refleksi dari berbagai isu yang ia bahas dalam program televisinya. Karyanya semakin memperkuat citra Najwa sebagai figur publik yang intelektual dan vokal dalam membahas isu-isu sosial dan politik. - Raditya Dika
Raditya Dika memulai kariernya sebagai penulis blog, namun namanya semakin terkenal setelah menerbitkan buku “Kambing Jantan” (2005), yang merupakan kumpulan cerita lucu tentang kehidupannya sebagai mahasiswa di luar negeri. Kesuksesan bukunya melambungkan nama Raditya Dika, yang kemudian beralih menjadi komedian, aktor, dan sutradara. - Alberthiene Endah
Sebagai penulis biografi, Alberthiene Endah telah menulis kisah hidup sejumlah public figure Indonesia, seperti Krisdayanti dalam “My Life, My Secret”. Namanya semakin dikenal luas setelah menulis biografi BJ Habibie, “Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner”, yang menjadi buku terlaris dan difilmkan. - Goenawan Mohamad
Pendiri majalah Tempo, Goenawan Mohamad adalah jurnalis dan penulis esai terkenal. Buku kumpulan esainya, seperti “Catatan Pinggir”, memberikan pengaruh besar di kalangan intelektual dan pembaca Indonesia, menjadikannya salah satu tokoh terkemuka dalam dunia sastra dan jurnalisme.Buku-buku yang mereka tulis telah memainkan peran penting dalam meningkatkan profil mereka, baik di bidang sastra, jurnalisme, maupun dunia hiburan.
Kesimpulan
Menulis buku bukan hanya tentang menyampaikan ide, tetapi juga tentang membangun kredibilitas, mengembangkan diri, dan meninggalkan warisan. Persiapan matang, riset, dan disiplin menulis adalah beberapa kunci utama untuk menjadi penulis yang sukses. Banyak public figure yang telah membuktikan bahwa menulis buku dapat memberikan dampak besar pada karier dan reputasi mereka, memperluas jangkauan pengaruh mereka di berbagai bidang.
- Membangun Reputasi dan Kredibilitas
-
Agar Resolusi Tahun Baru Kita Terwujud
“Gue pengen lebih rajin berolahraga . . .!”
“Aku sih pengen ningkatin kualitas ibadah.”
“Saya bersumpah ingin menghentikan kebiasaan merokok!”Saya yakin Anda tidak asing mendengar sejumlah resolusi seperti di atas. Pasalnya, awal tahun baru adalah waktu yang tepat untuk membuka lembaran baru, yang mungkin menjadi alasan mengapa begitu banyak orang membuat resolusi Tahun Baru. Tahun baru memang sering kali terasa seperti awal yang baru dan kesempatan besar untuk mengubah kebiasaan buruk dan membangun rutinitas baru yang akan membantu kita tumbuh secara psikologis, emosional, sosial, fisik, atau intelektual.
Tentu saja, resolusi jauh lebih mudah dibuat daripada ditepati, dan pada akhir Maret, banyak dari kita yang telah meninggalkan resolusi dan kembali ke pola lama. Salah satu masalahnya mungkin karena kita tidak tahu bagaimana cara menepati resolusi Tahun Baru, terlepas dari niat baik kita.
Mengapa kita membuat resolusi?
Mengapa jutaan orang bertekad untuk berubah di setiap awal tahun? Serangkaian penelitian tentang apa yang disebut oleh para peneliti sebagai “efek awal yang baru” telah mengamati bagaimana penanda waktu dapat memotivasi perilaku aspiratif.Tahun baru terasa seperti awal yang baru, itulah sebabnya mengapa begitu banyak orang sering menetapkan resolusi yang tinggi pada masa-masa ini. Meskipun kebiasaan ini terkadang membuat orang menggigit lebih banyak daripada yang bisa dikunyah, mengejar resolusi juga dapat menghadirkan peluang besar untuk mengatasi kesulitan dengan kemauan, tekad, dan kecerdikan.
Persepsi tentang keberhasilan resolusi ini bervariasi. Berdasarkan temuan penelitian yang dilakukan oleh Richard Wiseman terhadap 3000 orang, hanya sekitar 12% orang yang membuat resolusi Tahun Baru merasa bahwa mereka berhasil mencapai tujuan mereka. Beberapa resolusi yang paling sering dibuat oleh kebanyakan orang adalah menurunkan berat badan, menjalankan pola makan yang lebih sehat, berolahraga secara teratur, mengelola keuangan lebih baik, berhenti merokok, bekerja lebih giat, hingga menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga.
Meskipun banyak orang merasa bahwa mereka tidak mencapai tujuan resolusi mereka, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Norcross dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa mereka yang membuat resolusi Tahun Baru memiliki kemungkinan 10 kali lebih besar untuk benar-benar mengubah perilaku mereka dibandingkan mereka yang tidak membuat target tahunan ini.
Jadi, berapa lama resolusi dapat bertahan?
Meskipun sebagian besar survei menunjukkan bahwa mayoritas orang tidak bertahan lama dengan resolusi Tahun Baru mereka, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Carlbring dan rekan-rekannya pada tahun 2020 menemukan bahwa 55% peserta menganggap diri mereka berhasil mempertahankan resolusi setelah satu tahun.Dalam studi tersebut, para peneliti menemukan bahwa orang-orang lebih berhasil dalam mempertahankan tujuan yang berorientasi pada pendekatan (seperti mengubah kebiasaan makan atau tidur) daripada tujuan yang berorientasi pada penghindaran (yang dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari sesuatu).
Meskipun resolusi tidak selalu bertahan, bukan berarti resolusi tidak layak untuk dibuat. Sebuah survei yang dilakukan oleh YouGov menemukan bahwa orang-orang yang berencana membuat resolusi Tahun Baru lebih optimis tentang masa depan.
Jurus mewujudkan resolusi
Jadi, apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kemungkinan kita untuk menepati resolusi tahun baru 2024? Berikut adalah sejumlah strategi yang dapat kita coba.Pertama, memiliki Purpose yang kuat. Resolusi yang didasarkan pada tujuan pada dasarnya memotivasi. Komitmen dan nilai-nilai yang mendalam ini melampaui keinginan di permukaan. Motivasi intrinsik yang melekat pada resolusi yang memiliki tujuan sangat penting untuk mengatasi rintangan dan bertahan bahkan ketika tantangan muncul.
Resolusi yang terarah bersifat otentik. Resolusi tersebut mencerminkan aspirasi kita dan memungkinkan kita untuk menolak tekanan eksternal atau tren sesaat. Keaslian itu membuat resolusi tersebut lebih beresonansi dan melekat di zaman yang penuh dengan distraksi ini.
Kedua, mengambil perspektif jangka panjang. Resolusi yang terarah mendorong perspektif jangka panjang. Resolusi bukan merupakan perbaikan yang cepat, namun merupakan bagian dari perjalanan yang berkelanjutan menuju perubahan yang berarti. Perspektif ini sangat penting dalam banyak tantangan sosial, seperti keberlanjutan, di mana perubahan sering kali membutuhkan upaya berkelanjutan dalam jangka panjang.
Ketiga, memilih tujuan yang spesifik. Setiap tahun, jutaan orang dewasa bertekad untuk “menurunkan berat badan”, “menjadi lebih produktif”, atau “menjadi lebih bugar” selama setahun ke depan. Alih-alih memilih tujuan yang tidak jelas seperti itu, kita dapat lebih fokus pada sesuatu yang lebih konkret dan dapat kita capai secara realistis. Dengan kata lain, pilihlah tujuan yang sangat spesifik dan dapat dicapai.
Sebagai contoh, kita dapat berkomitmen untuk menurunkan berat badan sebanyak 10 kilogram, membuat daftar tugas harian, atau berlari setengah maraton. Pastikan tujuan kita realistis dan tidak drastis. Memilih tujuan yang konkret dan dapat dicapai juga memberi kita kesempatan untuk merencanakan dengan tepat bagaimana kita akan mencapai (dan tetap berpegang teguh pada) tujuan kita sepanjang tahun.
Keempat, membatasi resolusi. Meskipun kita mungkin memiliki daftar panjang resolusi Tahun Baru yang potensial, Richard Wiseman, seorang profesor psikologi di Hertfordshire University, menyarankan agar kita memilih satu resolusi dan memfokuskan energi kita pada resolusi tersebut, daripada membagi-bagi energi kita di antara beberapa tujuan yang berbeda.
Kelima, fokus pada satu tujuan dalam satu waktu. Mencapai satu tujuan kecil saja dapat meningkatkan kepercayaan diri kita. Untuk tujuan yang lebih besar, kita dapat mempertimbangkan untuk memecahnya menjadi beberapa bagian yang dapat dikelola untuk dikerjakan satu per satu. American Psychological Association (APA) juga menyarankan untuk fokus pada satu perilaku pada satu waktu yang lebih mungkin mengarah pada kesuksesan jangka panjang.
Mengerjakan terlalu banyak hal sekaligus bisa jadi menakutkan. Hal ini bisa menjadi sangat sulit karena membangun pola perilaku baru membutuhkan waktu dan usaha yang berkelanjutan. Berfokus pada satu tujuan tertentu membuat resolusi lebih mudah dicapai.
Keenam, meluangkan waktu untuk membuat perencanaan. Jangan menunggu sampai menit terakhir untuk memilih tujuan kita. Memilih dengan bijak dan melakukan perencanaan yang matang adalah bagian penting untuk mencapai tujuan apa pun. Para ahli menyarankan agar kita melakukan brainstorming tentang bagaimana kita akan melakukan perubahan perilaku yang besar, termasuk langkah-langkah yang akan kita ambil, mengapa kita ingin melakukannya, dan cara-cara yang dapat kita lakukan untuk tetap berada di jalur yang benar.
Ketujuh, membuat rencana yang lebih rinci. Membuat rencana tertulis yang terperinci dapat membantu kita tetap berpegang teguh pada tujuan kita. Mengapa tahap ini sangat penting untuk sukses? Untuk satu hal, ini memungkinkan kita untuk mempertimbangkan taktik apa yang akan kita gunakan ketika kita menghadapi tantangan. Ketika keadaan menjadi sulit, strategi apa yang akan kita gunakan untuk tetap berada di jalur yang tepat untuk mewujudkan resolusi kita?
Jika kita mulai bekerja untuk mencapai suatu tujuan tanpa rencana apa pun, kita mungkin akan segera menyerah ketika dihadapkan pada segala macam rintangan, kemunduran, atau perlawanan. Misalnya, jika tujuan kita adalah meditasi setiap hari, apa yang akan kita lakukan jika kita melewatkan empat hari berturut-turut?
Kita bisa mulai dengan menuliskan tujuan kita, membuat daftar hal-hal yang mungkin kita lakukan untuk mencapai tujuan tersebut, dan mencatat hambatan yang mungkin menghalangi kita. Dengan mengetahui dengan pasti apa yang ingin kita capai dan kesulitan yang mungkin kita hadapi, kita akan lebih siap untuk tetap berpegang teguh pada resolusi kita dan mengatasi apa pun yang mungkin mengalihkan perhatian kita.
Kedelapan, memulai dengan langkah-langkah kecil. Mengambil terlalu banyak langkah terlalu cepat adalah alasan umum mengapa begitu banyak resolusi Tahun Baru yang gagal. Memulai diet ketat yang tidak berkelanjutan, terlalu banyak berolahraga di gym, atau secara radikal mengubah perilaku normal kita adalah cara-cara yang pasti untuk menggagalkan rencana kita. Sebaliknya, kita bisa lebih fokus untuk mengambil langkah-langkah kecil yang pada akhirnya akan membantu kita mencapai tujuan yang lebih besar.
Jika kita telah memutuskan untuk mengikuti lomba lari maraton, mulailah dengan jogging dua atau tiga kali seminggu. Perlahan-lahan, tingkatkan menjadi lari yang lebih lama dan berolahraga lebih banyak setiap minggunya.
Jika kita mencoba untuk makan lebih sehat, mulailah dengan mengganti beberapa makanan yang kurang sehat dengan pilihan yang lebih bergizi. Kemudian, atasi elemen lain dari pola makan kita, seperti menambahkan lebih banyak variasi sayuran, mengurangi ukuran porsi, dan/atau mengurangi gorengan atau makan di luar.
Meskipun mungkin terlihat seperti awal yang lambat, perubahan kecil yang bertahap ini membuat kita lebih mudah untuk mempertahankan kebiasaan sehat kita yang baru dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan jangka panjang.
Kesembilan, menghindari untuk mengulangi kesalahan yang sama. Jurus lain untuk menjaga resolusi Tahun Baru Anda adalah dengan tidak membuat resolusi yang sama persis dari tahun ke tahun. Jika kita memilih untuk meraih tujuan yang sama dengan yang pernah kita coba di masa lalu, luangkan waktu untuk mengevaluasi hasil yang telah kita capai sebelumnya. Jurus mana yang paling efektif? Mana yang paling tidak efektif? Apa yang menghalangi kita untuk memenuhi resolusi kita di tahun-tahun sebelumnya?
Pertimbangkan untuk mengubah sedikit resolusi kita agar lebih memungkinkan. Dengan mengubah pendekatan, kita akan lebih mungkin untuk melihat hasil yang nyata tahun ini.
Epilog
Kebiasaan tidak sehat atau tidak diinginkan yang kita coba ubah mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang, jadi bagaimana kita bisa berharap untuk mengubahnya hanya dalam hitungan hari, minggu, atau bulan? Bersabarlah dengan diri sendiri. Pahamilah bahwa bekerja menuju resolusi kita adalah sebuah proses. Bahkan jika kita salah langkah, kita dapat memulai kembali dan melanjutkan perjalanan menuju tujuan kita.Mungkin diperlukan waktu lebih lama daripada yang kita inginkan untuk mencapai gol-gol kita, tetapi ingatlah bahwa ini bukanlah perlombaan menuju akhir. Setelah kita membuat komitmen untuk mengubah perilaku, itu mungkin sesuatu yang terus kita kerjakan selama sisa hidup kita.
Jadi, apa resolusi Anda di tahun depan?
Selamat tahun baru 2024.