Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah seekor burung kecil bernama Lili. Lili memiliki bulu berwarna cerah dan suara yang merdu. Namun, meskipun tampak bahagia, Lili sering merasa kesepian dan bingung tentang dirinya sendiri. Setiap hari, ia terbang tinggi di langit, tetapi hatinya berat.
Suatu hari, Lili bertemu dengan Kakek Kura-kura, seorang bijak yang dikenal di seluruh hutan. Lili mendekatinya dan berkata, “Kakek, aku merasa kosong. Aku tidak tahu bagaimana cara merasa bahagia.”
Kakek Kura-kura tersenyum dan berkata, “Coba kamu menulis, Lili. Tulis semua yang ada di dalam hatimu. Itu bisa membantumu merasakan kelegaan.”
Lili bingung. “Menulis? Aku hanya bisa bernyanyi. Bagaimana menulis bisa membantuku?”
Kakek Kura-kura menjelaskan, “Menulis adalah cara untuk mengungkapkan perasaan. Ketika kamu menuliskan apa yang ada di pikiranmu, kamu akan mulai memahami dirimu sendiri.”
Dengan sedikit keraguan, Lili pulang ke sarangnya dan mulai menulis. Ia menulis tentang rasa sepinya, impian-impian yang terpendam, dan ketakutannya. Setiap kata yang dituliskannya membuatnya merasa lebih ringan. Ia menemukan bahwa menulis adalah cara untuk berbicara dengan dirinya sendiri.
Hari demi hari, Lili terus menulis. Ia mulai menggambar gambar-gambar kecil di samping tulisannya, menciptakan cerita tentang petualangan yang ingin ia lakukan. Dalam prosesnya, ia merasa lebih bahagia dan lebih mengenal dirinya. Ia menyadari bahwa ada banyak hal indah di dalam hatinya yang belum pernah ia ungkapkan.
Suatu ketika, saat ia sedang menulis, sahabat-sahabatnya, si Kelinci dan si Tupai, datang menghampiri. Mereka melihat Lili dengan buku kecil di tangannya dan bertanya, “Apa yang kamu lakukan, Lili?”
Lili tersenyum dan berkata, “Aku sedang menulis. Ini membantuku merasa lebih baik.”
Kelinci dan Tupai penasaran, dan Lili pun mengajak mereka untuk mencoba menulis juga. Bersama-sama, mereka mulai menulis dan menggambar. Mereka berbagi cerita dan pengalaman, dan tak lama kemudian, tawa mereka menggema di seluruh hutan.
Sejak saat itu, Lili dan teman-temannya menjadikan menulis sebagai kegiatan rutin. Mereka belajar untuk saling mendukung dan berbagi perasaan. Hutan yang dulunya sepi kini penuh dengan kebahagiaan dan suara tawa.
Kakek Kura-kura melihat perubahan itu dan merasa bangga. Ia tahu bahwa terapi menulis telah membawa kebahagiaan bagi Lili dan teman-temannya.
Akhirnya, Lili mengerti bahwa menulis bukan hanya tentang mengungkapkan perasaan, tetapi juga tentang menemukan diri sendiri dan membangun hubungan dengan orang lain.
Pesan Moral
Menulis adalah terapi yang dapat membantu kita merawat kesehatan mental dan menemukan kebahagiaan. Dengan mengungkapkan perasaan kita, kita dapat lebih memahami diri sendiri dan menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang lain.