Andi: “Eh, aku lihat kamu sering aktif di LinkedIn ya sekarang? Postingan kamu juga makin berani cerita pengalaman pribadi. Nggak takut dianggap pamer?”

Budi: “Awalnya sih iya, takut. Tapi aku sadar, justru dengan genuine, aku jadi lebih connect sama orang-orang. Responsnya beda, mereka lebih engaged. Ternyata, jadi diri sendiri itu justru bikin trust meningkat.”

Pentingnya Genuity di LinkedIn: Jalan Menuju Trust dan Kesuksesan

Di era digital ini, LinkedIn bukan cuma tempat mencari kerja atau menulis CV online. Platform ini sudah berubah menjadi ekosistem profesional yang dinamis, di mana kita bisa membangun personal branding, jaringan profesional, bahkan memasarkan bisnis. Tapi, sering kali kita melihat postingan yang terasa “palsu” atau terlalu mengarah ke self-promotion. Padahal, kunci untuk menarik perhatian dan mendapatkan kepercayaan adalah satu hal sederhana: genuity.

Apa Itu Genuity?

Genuity atau keaslian adalah kemampuan untuk tampil apa adanya, menunjukkan sisi personal yang jujur, dan tidak berpura-pura di media sosial. Ini bukan berarti kita harus membuka semua masalah pribadi atau kelemahan kita, tapi lebih pada bagaimana kita bisa menunjukkan sisi manusiawi kita, tanpa berusaha menjadi orang lain.

Mengapa Genuity Penting di LinkedIn?

  1. Membangun Koneksi Emosional

    Orang lebih cenderung tertarik dan merasa dekat dengan cerita yang nyata, bukan yang dibuat-buat. Menurut teori Social Penetration dari Altman dan Taylor, hubungan antar manusia berkembang dari komunikasi yang bersifat permukaan menuju komunikasi yang lebih dalam dan personal. Ketika kita berbagi cerita nyata atau pengalaman pribadi, itu seperti membuka lapisan-lapisan diri kita kepada audiens. Ini membantu membangun hubungan yang lebih otentik dan dalam.

  2. Meningkatkan Trust

    Kepercayaan adalah fondasi dari semua hubungan profesional yang sukses. Menurut The Trust Equation dari Charles Green, trust dibangun melalui keandalan (reliability), kredibilitas (credibility), keintiman (intimacy), dan orientasi diri yang rendah (self-orientation). Dengan menjadi genuine di LinkedIn, kita menunjukkan keandalan dan kredibilitas kita sebagai individu yang dapat dipercaya, serta menciptakan kedekatan emosional. Orang akan lebih mudah percaya pada seseorang yang jujur tentang kegagalan, pelajaran hidup, dan tantangan yang mereka hadapi.

  3. Melejitkan Karier dan Bisnis

    LinkedIn bukan cuma tentang siapa yang paling pintar atau paling hebat, tapi siapa yang paling bisa terhubung dengan audiensnya. Orang yang tampil genuine cenderung mendapatkan lebih banyak engagement, karena postingannya lebih relatable. Misalnya, seorang leader yang berbagi tentang kegagalannya dalam memimpin proyek besar lebih mudah disukai daripada yang hanya menunjukkan keberhasilan tanpa konteks kesulitan. Kesan ini dapat membuka peluang baru, mulai dari koneksi bisnis, tawaran kerja, hingga kolaborasi.

Bagaimana Cara Menjadi Genuine di LinkedIn?

  1. Berbagi Pengalaman Pribadi yang Relatable

    Cerita yang kita bagi tidak perlu selalu spektakuler atau penuh prestasi. Hal-hal kecil, seperti pengalaman menghadapi kegagalan atau tantangan di pekerjaan, bisa menjadi cerita yang sangat powerful. Orang-orang lebih suka melihat sisi manusiawi dan kerentanan kita, bukan hanya kesempurnaan yang kita tampilkan.

  2. Hindari Bahasa yang Terlalu Formal dan ‘Pamer’

    Cobalah menulis dengan bahasa yang natural dan santai, seperti kamu berbicara dengan teman. Saat orang merasa kita berbicara dari hati, mereka akan lebih mudah merasakan koneksi. Ingat, LinkedIn adalah platform profesional, tapi itu bukan berarti kita harus selalu formal dan kaku.

  3. Tunjukkan Nilai yang Kamu Percayai

    Jangan takut untuk membagikan opini atau pandangan yang mungkin kontroversial, selama itu sesuai dengan nilai-nilai yang kamu anut. Orang yang genuine tidak takut untuk berbagi perspektif yang jujur, dan ini justru dapat menarik mereka yang memiliki pandangan serupa untuk terhubung dengan kita.

  4. Interaksi dengan Niat Baik

    Genuity tidak hanya soal postingan kita, tapi juga bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Saat kita memberikan komentar, pastikan itu dari hati, bukan sekadar basa-basi atau berharap gain sesuatu. Niat yang tulus akan terasa, dan orang lain akan lebih menghargai dan menghormati kita.

Contoh Nyata: Kisah Sukses dari Genuity

Contoh paling nyata adalah kisah Agus Mulyadi, seorang penulis dan editor yang sering membagikan pengalaman hidupnya secara jujur di LinkedIn. Dengan gaya bercerita yang ringan, humoris, dan apa adanya, Agus berhasil mendapatkan ribuan pengikut dan engagement yang sangat tinggi. Postingan-postingannya yang sederhana namun genuine membuat banyak orang merasa relate dan akhirnya mengikuti konten-kontennya. Dari sini, Agus mendapatkan banyak tawaran kerja sama dan proyek penulisan, memperlihatkan bagaimana menjadi asli bisa membuka banyak pintu.

Kesimpulan

Di dunia yang penuh dengan kesan pencitraan dan kepalsuan, menjadi genuine adalah sebuah kelebihan. Ketika kita bisa menunjukkan siapa diri kita sebenarnya, kita tidak hanya membangun personal branding yang kuat tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih bermakna dan saling percaya. Jika kamu ingin melejitkan karier atau bisnis melalui LinkedIn, mulailah dengan menjadi asli, tunjukkan sisi manusiawi, dan biarkan audiens melihat siapa dirimu yang sebenarnya.

Jadi, sudah siap untuk lebih genuine di LinkedIn? Mulailah dari sekarang, bagikan cerita, pelajaran, dan pengalamanmu tanpa takut dihakimi. Remember, the real you is what people want to connect with!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *