Saat ini kita berada di abad digital. Era ini menawarkan akses informasi gratis tanpa batas. Kita disuguhkan berbagai konten sesuai dengan yang kita mau.
Kita bisa mungkin lebih suka konten-konten ringan namun menarik secara audioviual melalui TikTok, Instagram atau YouTube. Bisa jadi, kita lebih suka konten-konten lebih serius yang menawarkan insight mendalam seperti buku.
Apapun itu, sebagai konsumen kita diberikan pilihan sangat beragam.
Hadirnya internet harus kita akui tidak mengubah wajah industri perbukuan. Kini industri menghadapi penurunan konsumen yang luar biasa meskipun ada riset lebih lanjut untuk memvalidasi. Di sisi lain, hadirnya berbagai platform media sosial telah lebih banyak menelurkan kreator konten daripada penulis buku. Karena generasi saat ini konon tidak terlalu suka yang serius.
Bagi Anda yang ingin survive di industri perbukuan, kita perlu memutar otak agar karya yang kita hasilkan tidak sekadar terbit. Kita perlu berupaya ekstra agar buku kita bisa diterima pasar dengan baik.
Untuk mewujudkan buku yang laris, setidak-tidaknya kita perlu memenuhi tiga aspek. Kita perlu menulis apa yang kita sukai, apa yang kita kuasai, dan apa yang dibutuhkan pasar.
Dengan menulis apa yang kita sukai, kita mengikuti minat dan passion kita. Ini mendorong kita untuk memberikan yang terbaik karena kita merasa itulah bidang kita. Itulah apa yang membuat kita bekerja layaknya bermain. Ide-ide terbaik kita akan muncul karena tak ada beban.
Dengan menulis apa yang kita kuasai, kita bisa jauh lebih kredibel di mata pembaca. Karena kita menuliskan apa yang menjadi keahlian. Kita menuliskan apa yang mencerminkan keterampilan, pengetahuan, kepakaran atau profesi kita. Ini membuat proses penulisan juga lebih mudah.
Dengan menulis apa yang dibutuhkan pasar, buku kita dapat menyuguhkan solusi. Ini membuat kita membuat buku yang mengisi gap. Artinya, kita hanya merancang buku yang menyelesaikan masalah orang banyak. Kita menawarkan nilai tambah, bukan sekadar mengikuti idealisme kita. Sehingga, potensi pembelinya jauh lebih tinggi karena ada permintaan.
Nah, sebisa mungkin buku-buku yang kita tulis memenuhi 3 unsur itu. Kuncinya, kita perlu rajin mengamati di sekitar. Kita perlu lebih peka. Kita wajib riset secara serius. Karena buku-buku terlaris lahir dari dorongan riset pasar, bukan karena asumsi penulis.
So, buku apa yang ingin Anda tulis dalam waktu dekat?
Depok, 25 Maret 2024
Leave a Reply