“Gue pengen banget buku gue diterbitin penerbit mayor, tapi nggak tau mulai dari mana, deh!”
Pernah nggak sih lo ngedenger temen ngomong kayak gitu? Atau mungkin lo sendiri yang lagi kepikiran soal gimana caranya buku lo bisa diterima di penerbit besar? Yap, emang nggak gampang, tapi juga nggak mustahil, kok. Penerbit mayor emang punya standar yang tinggi buat nentuin buku mana yang layak diterbitin, tapi kalau lo udah tahu langkah-langkah dan strategi yang tepat, lo bisa lho bikin buku lo dilirik sama penerbit besar.
1. DO: Punya Konsep Buku yang Kuat dan Menarik
Buku lo harus punya “ruh”. Maksudnya, jangan cuma ikut-ikutan tren doang. Lo perlu punya konsep yang kuat, yang punya nilai lebih dan bisa memenuhi kebutuhan pembaca. Lo harus jelas banget tentang apa yang mau disampaikan, kenapa buku lo penting, dan siapa sih target audiensnya?
Menurut Steven Pressfield dalam bukunya The War of Art, seorang penulis harus tahu “pertempuran” yang ingin mereka menangkan. Kalau lo nulis buku karena pengen terkenal, ya lo nggak akan pernah nyampe ke tujuan. Tapi kalau lo menulis karena punya misi yang lebih dalam, pembaca bakal ngerasain itu.
2. DON’T: Kirim Naskah yang Belum Jadi
Naskah lo harus 100% selesai sebelum lo kirim ke penerbit mayor. Jangan ngandelin konsep doang atau draft kasar. Penerbit mayor butuh bukti bahwa lo serius dan buku lo udah siap diedarkan. Jangan lupa juga, bikin naskah lo rapi. Baca lagi, cek ejaan, struktur, dan alur ceritanya.
3. DO: Riset Penerbit yang Tepat
Gue ngerti banget, kadang saking excitednya pengen diterbitin, lo kirim naskah ke semua penerbit besar. Tapi ini justru bakal ngurangin peluang lo. Lo harus tahu dulu, penerbit mana yang punya visi dan misi yang sama dengan karya lo. Lo nggak bisa berharap buku novel lo diterbitin sama penerbit yang fokus ke buku ilmiah.
Misalnya, lo bisa cari tahu lewat Website penerbit, buku terbitan terbaru mereka, atau bahkan media sosial mereka buat ngeliat genre buku apa yang lagi mereka cari.
4. DON’T: Mengabaikan Proposal atau Surat Pengantar
Kalau lo mau kirim naskah ke penerbit mayor, jangan pernah remehkan proposal atau surat pengantar. Banyak penulis pemula yang cuma kirim naskah tanpa ada penjelasan soal siapa mereka dan kenapa buku mereka layak diterbitkan. Ingat, ini kesempatan pertama lo buat memperkenalkan diri!
5. DO: Bangun Personal Branding
Gue nggak bohong nih, penerbit mayor juga ngeliat seberapa besar personal branding lo. Dulu mungkin penulis nggak harus punya followers banyak, tapi sekarang, dengan adanya sosial media, penerbit lebih cenderung memilih penulis yang udah punya audiens. Bahkan kalau lo bukan siapa-siapa di dunia literasi, lo masih bisa mulai membangun audiens di platform seperti Instagram, TikTok, atau X (Twitter).
6. DON’T: Menyerah Kalau Ditolak
Penerbit mayor bakal banyak banget yang nolak naskah lo. Jangan buru-buru nyerah! Banyak penulis terkenal yang justru mendapatkan kesuksesan setelah melalui banyak penolakan. Coba aja tanya J.K. Rowling atau Haruki Murakami yang bukunya ditolak berkali-kali sebelum akhirnya diterima dan jadi bestseller.
7. DO: Cari Feedback dari Profesional
Penting banget buat dapetin feedback, apalagi dari orang-orang yang udah berpengalaman di dunia penerbitan. Lo bisa konsultasi ke editor freelance atau teman-teman yang udah pernah menerbitkan buku. Feedback ini bakal membantu lo memperbaiki kekurangan naskah sebelum lo kirim ke penerbit.
Best Practices & Lessons Learned
Banyak penulis yang sukses setelah melalui proses panjang dan penuh tantangan. Contohnya, Raditya Dika yang awalnya nulis buku dengan gaya yang kekinian banget dan relatable buat anak muda. Dengan bantuan blog dan sosial media, dia bisa membangun audiens yang loyal. Akhirnya, buku-buku Raditya Dika diterbitkan di penerbit mayor dan jadi bestseller.
Gue juga harus mention Tere Liye yang nulis berbagai buku dengan tema yang relatable dan menyentuh hati. Dia nggak cuma fokus di penerbitan, tapi juga punya branding yang kuat dan selalu konsisten.
Menurut Nancy Pearl, seorang pustakawan dan penulis terkenal, “Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan hati dan penuh pemahaman akan pembaca.” Kalau lo mau diterima di penerbit mayor, lo harus tahu siapa audiens lo dan gimana buku lo bisa menyentuh mereka.
Kesimpulan
Menerbitkan buku di penerbit mayor bukan hal yang instan. Dibutuhkan persiapan matang, kesabaran, dan kerja keras. Yang pasti, lo harus punya konsep yang kuat, naskah yang siap, serta kesediaan untuk terus belajar dan menerima feedback. Jangan takut gagal dan terus berusaha, karena setiap penolakan membawa lo lebih dekat ke penerimaan!
So, siap untuk menulis dan mengirim naskah lo? Let’s go, tunjukin dunia kalau lo punya karya yang layak dibaca!