Tips Menulis Buku untuk Pemula

“Mas, gimana sih biar bisa konsisten menulis?”

“Mas, sebaiknya menulis itu mulai dari mana?”

“Mas, share dong tips menghadapi Writer’s Block!”

Tiga pertanyaan ini begitu sering saya dapatkan di kelas-kelas pelatihan menulis saya. Pun ketika bertemu dengan orang-orang baru.

Sederhana saja. Sama seperti keterampilan lain, menulis itu dipraktikkan – tidak cukup dibicarakan. Di sini berlaku hukum “jam terbang”. Semakin kita sering mengasahnya, semakin mahirlah kita.

Oke, saya jawab mulai dari pertanyaan pertama ya.

“Mas, gimana sih biar bisa konsisten menulis?”

Jawabanku: Milikilah ritual menulis. Anggap saja menulis itu ibarat ritual yang setiap hari Anda praktekkan.

Kebayang kan jika setiap pagi kita menikmati sarapan lalu melewatkannya?

Gimana perasaan Anda jika Anda terbiasa mengendarai mobil sendiri ketika berangkat ke kantor lalu tiba-tiba harus naik KRL?

Merasa berdosa nggak jika Anda terbiasa salat Subuh berjamaah di masjid lalu Anda kesiangan bangun?

Sebagai contoh, ritual menulis Anda adalah pukul 5-6 pagi. Anda harus berkomitmen menulis setiap hari. Taruh menulis sebagai agenda harian Anda. Masukkan dalam Google Calendar. Buat notifikasi pengingat. Pasang alarm di jam tersebut. Niscaya Anda akan terpacu untuk bertindak.

Itu hanya contoh ya. Saya tidak tahu kapan Anda memiliki waktu luang. Yang pasti, sediakan waktu terbaik Anda. Jika sudah menemukannya, Anda wajib mematuhinya.

Pertanyaan kedua: “Mas, sebaiknya menulis itu mulai dari mana?”

Jawaban saya simple juga. Dari mana pun. Karena tidak ada formula khusus. Setiap orang tentu memiliki pendekatan berbeda-beda.

Agar cerita Anda runut, saya sarankan Anda untuk membuat outline. Mengapa?

Karena outline itu mencerminkan kerangka ide kita. Outline bisa membuat tulisan kita jauh lebih terstruktur. Pada akhirnya, outline juga memudahkan kita untuk melakukan riset. Sehingga, upaya kita lebih terarah.

Outline membuat waktu kita efisien karena kita tidak lagi “meraba-raba”. Ibarat kita bepergian, outline ibarat peta. Kita sudah tahu arah a.k.a destinasi yang kita tuju.

Pertanyaan ketiga: “Mas, share dong tips menghadapi Writer’s Block!”

Jawaban saya sederhana: rehat dulu sejenak. Anda bisa membaca buku-buku yang sejenis dengan topik yang Anda tulis. Anda bisa mendengarkan musik favorit Anda. Anda bisa melakukan hobi Anda.

Jangan paksakan menulis jika Anda merasa buntu. Karena nanti hasilnya bisa tidka maksimal.

Dari sini sudah paham kan?

“Memang bisa semudah itu ya menulis buku?”

Iya dong.

Tentu, saya tidak bisa menjamin jika Anda langsung mahir menulis dalam sekejap ketika mempraktikkan tiga jawaban di atas. Karena yang pasti, jam terbang tidak akan pernah bohong.

Saran saya, perbanyaklah membaca buku. Karena penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Jangan pernah bermimpi untuk bisa menjadi penulis ulung jika Anda malas membaca.

Tak mengherankan bila seorang penulis terkenal bilang, “Anda adalah apa yang Anda baca.” Saya sependapat.

Buku-buku yang pernah kita baca mempengaruhi genre buku kita. Buku-buku yang pernah kita baca mempengaruhi gaya menulis kita.

So, kapan Anda berencana menulis buku pertama Anda?

Topik apa yang ingin Anda tulis di buku pertama Anda?

Jika ingin menerbitkan buku tapi Anda belum tahu harus mulai dari mana atau masih ragu ingin menulis dengan gaya seperti apa, jangan sungkan untuk bertanya.

Anda bisa menghubungi saya melalui Whatsapp +62 852 3050 4735.  Japri aja saja. Kita bisa berdiskusi sambil ngopi-ngopi.

Jika Anda tidak punya waktu untuk menghubungi saya secara daring maupun luring, tenang saja. Anda bisa membaca buku Write First. Beli saja versi digitalnya. Karena semua ilmu dan pengalaman saya dalam dunia menulis dan menerbitkan buku telah saya kupas tuntas di situ.

 

Salam literasi,

Depok, 23 Maret 2024

 

 

Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn

Leave a Reply