Kebahagiaan yang Tergadaikan

Bahagia. Inilah yang diidam-idamkan semua anak manusia. Namun, kenapa sebagian besar orang gagal mereguknya.

Jika kebahagiaan diukur dari harta benda, mengapa banyak taipan hidupnya merana?
Jika kebahagiaan diukur dari popularitas, mengapa banyak pesohor menggantungkan hidupnya pada narkoba?
Jika kebahagiaan diukur dari kekuasaan, mengapa banyak pejabat dilempar ke jeruji karena korupsi?
Kebahagiaan tak pernah hadir untuk orang yang menyesali masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan. Kebahagiaan adalah menerima keadaan saat ini dengan penuh rasa syukur. Menerima bukan berarti pasif tak berdaya, melainkan ikhlas menjalani dengan upaya terbaik. Di saat yang bersamaan tak menghakimi dan berharap.
Kebahagiaan sejati itu tanpa syarat. Pemulung dan presiden memiliki peluang yang sama. Begitu juga anak-anak dan lansia. Semua individu sudah memiliki segalanya di dalam dirinya untuk bisa berbahagia.
Apa arti kebahagiaan di matamu?
Hidup ini terlalu singkat untuk menggadaikan kebahagiaan dengan segala sesuatu di luar dirimu. Sudahkah kamu menyadarinya?
Agung Setiyo Wibowo
Jakarta, 24 Februari 2020
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn

Leave a Reply