Klise. Mungkin kata ini tepat untuk menggambarkan keseimbangan dalam hidup. Ya, kita mungkin bahkan sudah bosan mendengarnya.
Namun, alam memiliki hukum tersendiri. Terlepas kita suka maupun tidak.
Ada siang ada malam. Ada manis ada pahit. Ada hujan ada kemarau. Ada suka ada duka. Ada tangis ada tawa.
Kita tak bisa menikmati jabatan tatkala sebelumnya kita tak bersusah payah memperjuangkannya. Kita mungkin tidak bangga melihat anak sukses berkarier manakala kita tak mendapati masalah ketika mengasuhnya. Kita tak bisa melihat indahnya pelangi jika sebelumnya tak ada hujan petir bahkan badai.
Kenikmatan mensyaratkan penderitaan untuk mencapainya. Kesenangan meminta kesengsaraan untuk meraihnya. Benarkah demikian?
Sejujurnya segala hal di dunia ini bersifat netral. Kitalah yang menilainya secara positif dan negatif. Kitalah yang menghakiminya dengan keyakinan, persepsi, dan nilai-nilai tertentu.
Terlepas dari itu, aku meyakini keseimbangan. Karena segala sesuatu di dunia ini dirancang Tuhan berpasangan.
Jangan lengah ketika dirimu diberi kenikmatan yang melenakan. Jangan gundah tatkala dirimu diuji dengan kesulitan. Karena hidup ini tentang keseimbangan.
Agung Setiyo Wibowo
Depok, 11 Februari 2020