Stories

  • Menabur, Menuai

    Hukum tabur-tuai?

    Apa yang ada di benakmu ketika mendengar ini? Apapun itu, hukum ini takkan lekang dimakan zaman.
    Jadi, sekecil apapun tindakan kita, pasti ada akibatnya. Sesepele apapun aksi kita, ada hasilnya.
    Jika kita menanam padi, tak mungkin tumbuh jagung. Jika kebaikan yang kita taburkan, kebaikan pula yang akan kita dapatkan.
    Jika kamu sekarang merasa telah atau sedang berjuang namun belum nampak hasilnya, teruslah bertindak. Jangan pernah berhenti menjadi orang baik dan benar. Karena semuanya direkam, dinilai Tuhan.
    Jadi, apa yang masih kamu khawatirkan? Taburlah apa yang ingin kamu dapatkan.
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 19 Januari 2021

  • Mampir Minum

    Hidup

    Kata mbahku laksana mampir minum
    Begitu singkatnya?
    Ya
    Seperti bertamu
    Seenak apapun sajian si tuan rumah, kita tak kuasa memiliki
    Itulah kesementaraan
    Jadi, apa yang membuatmu khawatir?
    Semua hanyalah titipan
    Segalanya tak dibawa mati
    Yang tersisa hanyalah amalan
    Mengerti?
    Mampir minum
    Kemudian melanjutkan perjalanan lagi
    Sudah siapkah bekalmu?
    Jangan terbuai dengan minuman
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 22 Januari 2021

  • Semua Camat

    Hei, apa kabar camat?

    Kamu, aku dan kita semua adalah camat.
    Ya, kita adalah camat alias calon (orang yang) mati.
    Hemmm, mungkin ungkapan ini terdengar menggelikan dan garing? Ataukah sebaliknya? Mengerikan?
    Apapun perasaanmu, kita memang camat. Suka tidak suka, mau tidak mau, siap tidak siap kita semua akan mati.
    Mengingat status kita sebagai camat semestinya menjadikan kita bersyukur. Untuk tidak menyesali masa lalu dan tak merisaukan masa depan. Yang ada di depan matalah yang kita nikmati.
    Camat menyadarkan kita pentingnya memprioritaskan hal yang paling bermakna. Untuk memperjuangkan apa yang kita yakini.
    Hei camat. Bekal apa yang sudah kamu siapkan sejauh ini?
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 26 Januari 2021

  • Keajaiban Ikhlas

    Hai kawan.

    Menurutmu, seberapa penting sikap ikhlas itu?
    Menurutku, ikhlas itu super penting.
    Dengan ikhlas, hidup kita akan terasa enteng. Karena, kita menerima apapun yang terjadi. Kita ikhtiar dan tawakkal. Bukan mengeluhkan lalu pasrah.
    Ikhlas merupakan wujud keimanan. Karena kita tahu segala sesuatu telah ditetapkannya.
    Setuju?
    Jika ya, apa pengalamanmu tentang keikhlasan? Adakah keajaiban?
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 29 Januari 2021

  • Alami, Mengalami

    “Hidup ini alam”. Begitulah pernyataan yang kudengar dari salah satu teman. Maksudnya?

    Kehidupan ini sejatinya sederhana saja. Kita hanya diharuskan mengalami. Artinya, kita diwajibkan berproses, bereksperimen, berupaya.
    Perkara sukses atau tidaknya itu bukan urusan kita. Meskipun kerja ikhlas, keras, cerdas, dan tuntas tetap menjadi pedoman. Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan menjadi patokan.
    Alami, mengalami. Laksana air yang mengalir. Kita hanya perlu diminta untuk menjalani takdir sebaik mungkin yang kita bisa.
    Alami, mengalami. Sudahkah kamu menyadarinya?
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 30 Desember 2020

  • Merangkul Ketidaksempurnaan

    “Kesempurnaan hanyalah milik Allah!”

    Ungkapan ini mungkin terdengar sangat klise. Namun toh relevansinya abadi.
    Manusia memang tak luput dari apa yang namanya cacat, kurang, dan lemah. Sekeren apapun kita menampilkan diri pada publik, kita memiliki ketidaksempurnaan dari banyak sisi.
    Jadi, relevansinya apa Mas? Terimalah ketidaksempurnaanmu. Karena semakin kamu mengharapkannya, kebahagiaan semakin menjauh.
    Ketidaksempurnaan menyadarkan kita bahwa kita hanyalah makhluk ciptaan-Nya. Hanya Tuhanlah yang sempurna, tempat kita memohon dan bersandar.
    Sudahkah kamu menyadari ketidaksempurnaanmu?
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 6 Januari 2020