Hei, apa kabar camat?
Kamu, aku dan kita semua adalah camat.
Ya, kita adalah camat alias calon (orang yang) mati.
Hemmm, mungkin ungkapan ini terdengar menggelikan dan garing? Ataukah sebaliknya? Mengerikan?
Apapun perasaanmu, kita memang camat. Suka tidak suka, mau tidak mau, siap tidak siap kita semua akan mati.
Mengingat status kita sebagai camat semestinya menjadikan kita bersyukur. Untuk tidak menyesali masa lalu dan tak merisaukan masa depan. Yang ada di depan matalah yang kita nikmati.
Camat menyadarkan kita pentingnya memprioritaskan hal yang paling bermakna. Untuk memperjuangkan apa yang kita yakini.
Hei camat. Bekal apa yang sudah kamu siapkan sejauh ini?
Agung Setiyo Wibowo
Depok, 26 Januari 2021