Author: Agung Wibowo

  • Benarkah Perbedaan Itu Indah?

    Unik.

    Spesial.
    Berbeda.
    Tidak sama.
    Ya, itulah diri kita.
    Kita memiliki keyakinan, kepribadian, karakter, minat, bakat, kebiasaan dan ideologi masing-masing.
    Tidak ada yang lebih buruk atau lebih baik. Yang ada adalah pilihan. Keputusan untuk menjalani kehidupan yang benar-benar kita inginkan.
    Namun, kita tak boleh egois. Kita hanyalah sebutir debu di tengah miliaran yang lainnya. Kita adalah bagian dari masyarakat.
    Kita tak bisa hidup sendirian. Oleh karena itu, penting untuk mengenali dan menghargai perbedaan-perbedaan dari orang lain.
    Kita perlu berempati. Welas asih. Cinta. Jika tak terwujud, hanya tersisa konflik, permusuhan, dan penderitaan.
    Kita mesti ingat bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Dengan demikian, kita perlu memiliki jiwa melayani. Tidak mementingkan diri sendiri.
    Jadi, benarkah perbedaan itu indah? Sederhana saja. Pelangi indah karena penuh warna. Begitupun umat manusia.
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 15 Januari 2021
  • Jangan Kebanyakan Mikir!

    Kawan, pernahkah kamu mendengar istilah “Jangan kebanyakan mikir!”? Jika ya, apa pendapatmu?

    Apapun itu, aku tak berhak menghakimi. Namun,  aku hanya ingin menekankan bahwa apapun yang berlebihan tidak baik.
    Ya, berpikir memang wajib diperlukan untuk membantu pengambilan keputusan terbaik. Namun, apa jadinya kalau kita ” tenggelam” dalam prosesnya hingga melupakan bertindak untuk mewujudkan gol?
    Kawan, bertindak sama pentingnya dengan berpikir. Jadi, selalu rencanakan aktivitasmu. Evaluasilah jika diperlukan. Tinggalkan apa yang membuatmu terhambat. Lakukan perbaikan secara berkesinambungan. Karena hidup terlalu singkat untuk disia-siakan.
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 14 Desember 2020
  • Waktumu, Nasibmu

    Demi waktu

    Sang saksi perjalanan kita
    Mengarungi liku-liku dunia
    Demi waktu
    Ada yang sadar keterbatasannya
    Sehingga menjadikan semangat terus membara
    Untuk mewujudkan diri yang bahagia
    Demi waktu
    Kebanyakan kita lengah karenanya
    Menukarkan kesenangan sesaat
    Mendapatkan penyesalan selamanya
    Juga penderitaan tiada tara
    Demi waktu
    Yang bisa menjadi musuh terburukmu
    Juga menjadi sahabat terbaikmu
    Semua adalah pilihanmu
    Demi waktu
    Apa tujuan hidupmu?
    Apa yang memotivasimu untuk terus maju?
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 15 Desember 2020
  • Belajar dari Bayi

    Pertumbuhan. Itu menurutku merupakan satu kata yang bisa menggambarkan jika saya ditanya mengenai bayi.

    Coba kita perhatikan. Sejak keluar rahim, bayi terus bertumbuh. Meskipun setiap bayi memiliki “kecepatan” pertumbuhan yang beragam.
    Pengalaman pertama kali bisa berjalan misalnya. Bayi perempuan cenderung lebih cepat daripada bayi laki-laki. Sementara itu, baik bayi laki-laki maupun perempuan memiliki kecerdasan tertentu yang lebih dulu berkembang. Ada yang kecerdasan motoriknya lebih dulu terlihat dibandingkan kecerdasan verbal, ada yang kecerdasan emosionalnya lebih tertata daripada kecerdasan audotorinya, dan seterusnya.
    Dari bayi aku belajar banyak hal. Salah satunya tentang proses. Mereka tak pernah mengeluh. Karena mengganggap belajar adalah proses bermain yang menyenangkan. Sungguh berbeda dengan orang dewasa yang sudah banyak memiliki “mental block”.
    Itulah pendapatku. Kalau kamu bagaimana?
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok,17 Desember 2020
  • Kekuatan Ikhlas

    Guys, kamu tahu ikhlas kan? Aku yakin kamu tahu.

    Ikhlas tuh padanan katanya tulus. Nggak jauh beda dengan ridha.
    Terdengar begitu sepele sih. Tapi, makna dan efeknya wow.
    Menurutku, ikhlas adakah kunci kebahagiaan sih. Karena dari titik ini kita menerima apapun yang terjadi pada diri kita.
    Orang yang ikhlas tuh nggak ada mengeluh dalam kamus hidupnya. Segala kejadian diterima dengan lapang dada. Karena ia tahu bahwa hidup ini perlu dijalani.
    Kenapa coba? Karena kebanyakan dari kita (kadang-kadang aku pun masih) seringkali menghakimi segala sesuatu secara tidak proporsional. Kita senantiasa merasa kecewa, menyesal, terpuruk, down, galau, sedih, takut, marah atau khawatir jika ada hal yang tak sesuai dengan keinginan kita. Sebaliknya, kita tidak jarang senang berlebihan jika ada hal-hal positif yang “berpihak” kepada kita.
    Ikhlas menjadikan diri kita lebih kuat dalam menjalani hidup. Juga kunci mereguk kebahagiaan. Sayangnya, kita seringkali melupakannya. Sehingga, hidup ini terasa begitu berat dan penuh masalah.
    Bagaimana menurutmu?
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 5 November 2020
  • Tak Ada yang Kebetulan

    “Tak ada yang kebetulan”. Kalimat ini sering kudengar.

    Pernah kamu mendengarnya? Jika ya, apa tanggapanmu?
    Menurutku, memang ya kok. Ambil saja perjalanan hidupmu. Betapa banyak hal yang seperti tak masuk akal terjadi – sambung menyambung keterkaitannya. Mulai dari urusan jodoh, pekerjaan, bisnjs, keluarga, hingga keberuntungan.
    Benar jika kamu mengatakan kitalah yang berupaya. Tak salah jika kamu mengklaim semua pencapaianmu adalah hasil kerja keras. Aku hanya ingin menekankan bahwa takdir itu memang ada.
    Disinilah misterinya. Kita tidak tahu mana yang masih kita upayakan dan mana yang tidak. Tuhan hanya meminta kita untuk ikhtiar dan tawakkal. Karena segala sesuatu telah dituliskan-Nya. Dengan demikian, hasil di luar kendali kita.
    Terdengar klise? Memang. Tak ada yang kebetulan di dunia ini. Cintai takdirmu.
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 11 November 2020