Jujur aja, gue sering kepikiran sama hal-hal kecil yang ternyata bikin nyesel.
Bukan nyesel karena keputusan besar kayak karier atau pindah kota, tapi hal-hal sepele yang kadang nyantol terus di kepala.
Kayak, “Kenapa dulu gue nggak berani ngomong pas ada kesempatan?” atau “Coba dulu gue lebih niat belajar, mungkin ceritanya beda.”
Pernah ngerasain hal yang sama?
Gue yakin iya. Karena menurut riset Daniel Pink dalam bukunya The Power of Regret, nyaris semua manusia punya penyesalan. Itu universal. Jadi kalau lo mikir “kok gue doang ya yang hidupnya penuh penyesalan?”—tenang, lo nggak sendirian.
Bayangin hidup itu kayak nyetir mobil.
Kita bisa terus ngeliat ke depan (masa depan) lewat kaca besar di depan, tapi tetap perlu sesekali melirik spion (masa lalu) buat tahu posisi kita, biar nggak nabrak.
Nah, penyesalan itu ibarat spion. Kalau kita cuek sama spion, bisa bahaya. Tapi kalau terlalu fokus ke spion, kita malah nggak jalan-jalan.
Penyesalan itu kayak tato emosional.
Nggak gampang hilang, selalu ada di kulit hidup kita. Kadang bikin sakit kalau disentuh, tapi juga bisa jadi pengingat identitas kita.
Masalahnya, banyak orang salah kaprah: mereka menganggap penyesalan itu kutukan. Padahal, menurut Daniel Pink, penyesalan itu sumber kebijaksanaan.
Pelajaran Utama dari The Power of Regret
Daniel Pink memetakan penyesalan manusia ke dalam empat kategori utama. Dan ini menarik banget karena relatable ke hidup sehari-hari:
-
Foundation Regret – penyesalan karena gagal bikin pondasi yang kuat.
Contoh: nyesel nggak rajin belajar, nggak menabung, atau malas olahraga.
Intinya: kita menyesal karena gagal bikin basic yang solid.Pelajaran buat kita: kecil-kecil konsisten itu kuncinya. Kayak nabung 10 ribu sehari mungkin keliatan receh, tapi nyeselnya bakal gede kalau nggak dimulai dari sekarang.
-
Boldness Regret – penyesalan karena nggak berani ambil risiko.
Misalnya: nggak berani confess ke gebetan, nggak berani apply kerjaan impian, atau nggak berani mulai bisnis.Pelajaran: sering kali nyesel karena kita nggak melakukan sesuatu, bukan karena kita melakukan dan gagal. Jadi, lebih baik babak belur tapi coba, daripada hidup dengan “andai dulu gue coba…”
-
Moral Regret – penyesalan karena nggak nurutin kompas moral kita.
Misalnya: pernah bohong, nyakitin orang lain, atau ngambil jalan pintas.Pelajaran: hati kecil itu radar paling canggih. Kalau dilanggar, dia bakal ngasih notifikasi nyesel seumur hidup.
-
Connection Regret – penyesalan karena gagal menjaga hubungan.
Misalnya: nggak pernah minta maaf ke orang tua, kehilangan kontak sama sahabat, atau nggak sempat ngomong “I love you” ke orang terdekat.Pelajaran: hubungan itu rapuh. Jangan nunggu kehilangan baru sadar betapa berharganya mereka.
Kenapa Penyesalan Justru Penting?
Menurut Pink, penyesalan itu kayak GPS emosi.
Dia nunjukin ke kita: “Eh bro, lo harusnya belok kiri kemarin, tapi jangan khawatir—sekarang lo bisa adjust rute.”
Dengan kata lain, penyesalan itu nggak perlu dihapus, tapi di-reframe.
Kuncinya ada di 3R:
-
Reveal – akui dulu penyesalan lo. Jangan denial.
-
Reframe – lihat sisi positifnya: apa yang bisa lo pelajari?
-
Repair – ambil aksi buat memperbaiki atau move on dengan cara baru.
Gue punya temen yang dulu nyesel banget nggak serius kuliah. Nilainya biasa aja, IPK pas-pasan. Tapi karena penyesalan itu, dia belajar sungguh-sungguh waktu kerja. Dia jadi rajin ikut kursus, belajar skill baru, dan akhirnya kariernya malah lebih cepat naik.
Ada juga kisah dari dunia olahraga: Michael Jordan pernah bilang, dia lebih banyak belajar dari kegagalan dan tembakan yang meleset ketimbang dari keberhasilannya. Bisa dibilang, “nyesel” karena gagal masuk tembakan justru yang bikin dia terus berlatih lebih keras.
Gue pribadi? Salah satu penyesalan terbesar gue adalah nggak ngomong jujur ke seseorang yang dulu sangat gue hormati. Gue pikir waktu itu, “ah, nanti aja.” Ternyata nggak ada “nanti.” Itu jadi reminder: kalau ada hal baik yang bisa lo ucapin hari ini, ucapin sekarang.
Bagaimana Kita Bisa Menerapkannya?
Biar nggak cuma jadi teori, gue rangkum beberapa cara praktis ala Daniel Pink yang bisa kita coba:
-
Tulis jurnal penyesalan.
Catat hal-hal yang lo sesali, sekecil apapun. Dengan menuliskannya, lo jadi bisa lihat pola. Biasanya, pola itu nunjukin hal-hal penting yang sebenarnya lo peduliin. -
Tanya diri sendiri dengan “future you test”.
Bayangin lo 10 tahun lagi. Apa hal yang lo rasa bakal paling lo sesali kalau nggak dilakuin sekarang?
Gunakan jawaban itu buat ambil keputusan hari ini. -
Practice self-compassion.
Jangan terlalu keras sama diri sendiri. Penyesalan bukan berarti lo gagal total. Itu cuma tanda lo manusia normal yang lagi belajar. -
Jangan tunda reconnect.
Kalau ada orang yang kepikiran buat lo hubungin, jangan nunggu momen sempurna. Cukup bilang: “Eh, gue kepikiran lo. Gimana kabarnya?” Sesimple itu bisa nyembuhin connection regret.
Kenapa Ini Penting buat Sukses dan Bahagia?
Daniel Pink bilang: Penyesalan adalah tanda bahwa kita punya standar.
Artinya, kita nyesel karena tahu kita mampu lebih baik.
Kalau nggak pernah nyesel, mungkin malah bahaya—bisa jadi standar hidup kita terlalu rendah.
Kebahagiaan sejati datang bukan karena hidup tanpa penyesalan, tapi karena bisa berdamai dengan penyesalan. Dari situ, kita belajar bikin keputusan yang lebih berani, lebih bijak, dan lebih penuh cinta.
Closing Story
Bayangin lo lagi berdiri di tepi pantai. Ombak datang, kadang besar, kadang kecil.
Penyesalan itu kayak ombak: nggak bisa lo stop. Tapi lo bisa belajar berselancar di atasnya.
Dan percayalah, rasa puas yang datang setelah lo bisa menaklukkan ombak itu jauh lebih indah daripada pantai yang airnya selalu tenang.
Jadi, kalau hari ini lo masih nyesel sama sesuatu… senyum aja. Itu tanda lo masih hidup, masih belajar, masih bisa berubah.
Nah, bagaimana dengan diri lo? Sudah dapet banyak manfaat dari LinkedIn belum? Sudah tahu cara main LinkedIn yang efektif? Sudah paham jurus jitu dapet kerjaan tanpa melamar, dapet klien tanpa pitching, dapet orderan tanpa jualan, dapet investor tanpa proposal, atau dapet mitra bisnis tanpa menawarkan diri? Ikutin solusi gue ini:
#ThePowerOfRegret #DanielPink #LifeLessons #SelfGrowth #HidupBahagia #PersonalDevelopment #CareerGrowth #MindsetShift #EmotionalIntelligence #LinkedInNewsletter
Leave a Reply