Tag: Numerologi

  • Membandingkan Anies, Ganjar, Prabowo dari Kaca Mata Numerologi

    Suhu politik di tanah air belakangan ini mulai “memanas”. Apa lagi kalau bukan karena Pemilihan Presiden 2024? Apalagi, kita akan melalui kurang dari setahun lagi pesta demokrasi terbesar di Asia Tenggara tersebut.

    Manuver-manuver politik sudah semakin terasa di berbagai kanal. Sindir demi sindir di media sosial untuk mendapatkan simpati publik semakin terlihat. Dan masyarakat kita pun semakin intens memperbincangkannya.

    Salah satu topik yang paling tidak pernah membosankan untuk diulas adalah perbandingan antara tiga Capres. Meski tak sedikit masyarakat yang terang-terangan akan golput, namun toh sebagian besar masyarakat kita agaknya masih sudi untuk mencoblos salah satu dari ketiganya (jika kelak benar-benar tiga Capres).

    Siapa yang pantas dipilih?
    Bisa kita lihat dari waktu ke waktu hasil survei terbaru Capres-Cawapres 2024 di media daring maupun luring hasilnya. Yang pasti, karena masih berbulan-bulan, hasil surveinya masih begitu sangat dinamis.

    Nah, sebagai praktisi pengembangan SDM; izinkan saya untuk menakar perbandingan ketiga Capres 2024 dari kacamata numerologi. Apa itu numerologi?

    Numerologi (dikenal sebelum abad ke-20 sebagai arithmancy) adalah kepercayaan pada hubungan okultisme, ketuhanan atau mistik antara angka dan satu atau lebih peristiwa yang bertepatan. Ini juga merupakan studi tentang nilai numerik, melalui sistem alfanumerik, huruf dalam kata dan nama. Ketika numerologi diterapkan pada nama seseorang, itu adalah bentuk onomancy.

    Para numerolog sangat percaya bahwa setiap angka memiliki makna, karakteristik, pengaruh dan getaran. Karena manusia dilahirkan pada tahun, bulan dan hari tertentu ke dalam energi bumi.

    Banyak pakar percaya bahwa angka ialah bahasa atau simbol yang mencerminkan maksud tertentu. Bahasa angka dianggap tidak pernah berubah alias konstan sejak sejarah peradaban manusia bermula.

    Dalam kaca mata numerologi, angka mencerminkan pola getaran energi. Oleh karena itu, angka dan getaran dalam tanggal lahir seseorang dapat dijadikan sebagai “data” yang mewakili energi utamanya.

    Tak mengherankan bila Pythaghoras pernah berujar, “Dunia itu dibangun di atas kekuatan angka. Seluruh alam semesta terdiri dari pola matematika. Dan semua hal dapat diekspresikan dalam angka. Sesuai dengan getaran universal.”

    Berikut perbandingan Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dari kaca mata numerologi.

    Pertama, Anies Baswedan yang lahir pada 7 Mei 1969. Berdasarkan numerologi, Anies masuk dalam nomor “jalan hidup” 1 yang cenderung ambisius, individualistis, memiliki tekad kuat, dan mengambil peran pemimpin dalam bidang apa pun. Orang-orang seperti Anies secara “hitungan angka” cenderung lebih mandiri, kreatif, dan inovatif. Mereka menyukai kebebasan untuk mengejar gol sendiri dan menjadi “bos” ketika membuat setiap dan semua keputusan hidup. Berdasarkan numerologi, orang-orang dengan tipe itu disarankan untuk tidak terlalu memaksakan diri dan kehilangan fokus ketika mengejar mimpi.

    Kedua, Ganjar Pranowo yang lahir pada 28 Oktober 1968. Berdasarkan numerologi, Ganjar memiliki nomor “jalan hidup” 8 yang cenderung menjadi pemimpin secara alami (bukan pengikut) dengan kapasitas yang baik untuk memvisualisasikan, dan kemampuan intuitif untuk mengetahui, apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan tugas yang ada. Dengan demikian, ia lebih berpotensi untuk lebih sukses dalam urusan uang, bisnis, atau politik. Dalam kaca mata numerologi, orang-orang dengan tipe tersebut disarankan untuk tidak kehilangan belas kasih, terlalu ambisius dan atau serakah dalam mengejar gol.

    Ketiga, Prabowo Subianto yang lahir pada 17 Oktober 1951. Berdasarkan numerologi, Prabowo memiliki “jalan hidup” 7 dengan tingkat kesadaran lebih tinggi dan sudut pandang lebih luas dalam memandang dunia. Orang-orang dengan tipe ini cenderung menjadi pemikir intelektual dan analitis. Mereka memiliki pemahaman yang baik tentang spiritual dan tertarik pada misteri keberadaan semua yang ada di alam semesta dan segala sesuatu di dalamnya. Mereka sungguh mandiri dan kadang-kadang menarik diri ke dunia soliter diri sendiri untuk merenungkan gol yang tengah dimiliki. Dalam kaca mata numerologi, orang-orang dengan tipe tersebut disarankan untuk berhati-hati agar tidak berpikiran terlalu sempit dan menyendiri.

    Bagaimana reaksi Anda dengan hasil numerologi di atas?

    Harus diakui bahwa tidak semua orang mempercayai numerologi. Karena dianggap pseudosains. Kendati demikian, bagi orang-orang yang mempercayai, numerologi ibarat “petunjuk” yang dapat menjadi pedoman untuk belajar, bertumbuh atau hidup lebih baik.

    Bagi Anda yang tidak percaya numerologi, anggap saja informasi ini sebagai “hiburan”. Bagi Anda yang percaya, anggap informasi ini sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk memilih Capres terbaik.

    Selamat memilih Indonesia.

  • Ragam Peranti Pencarian Jati Diri

    “Setiap orang memiliki orbit masing-masing”. Ungkapan sederhana ini mungkin begitu klise bagi Anda, tapi faktanya memang tak lekang dimakan zaman.

    Ya, Tuhan telah memberikan karunia kepada setiap insan. Sejak lahir, masing-masing individu telah memiliki sejumlah “modal” yang bernama potensi. Sebutlah bakat, kekuatan, atau kepribadian.

    Seiring dengan bertambahnya usia, dinamika diri pun terjadi. Baik yang dipengaruhi oleh pola asuh orang tua, interaksi dengan masyarakat, maupun pola pikir yang ditanamkan oleh para pengajar di bangku sekolah.

    Sebagai lulusan non-psikologi, saya bisa dikatakan abai mengenai isu-isu pengembangan sumber daya manusia. Ketertarikan saya mengenai isu ini meningkat signifikan ketika saya memasuki dunia kerja. Sebuah periode yang membawa saya dalam krisis seperempat baya. Sebuah fase yang menjadi titik balik saya dalam memandang karir maupun kehidupan.

    Dalam tiga tahun terakhir saya belajar otodidak mengenai ranah pengembangan diri – khususnya pencarian jati diri. Jika dihitung secara fair, jumlah buku maupun jurnal ilmiah yang saya baca mengenai topik ini sudah mengalahkan bacaan yang serap selama 5,5 tahun menempuh pendidikan formal S1 dan S2 jurusan Hubungan Internasional. Itu belum termasuk kursus, seminar, pelatihan, maupun forum yang saya ikuti untuk mendalami ranah Self-Discovery.

    Selama dan setelah menempuh setahunnmasa Sabbatical, saya bertemu dengan ribuan orang. Mereka datang dari berbagai latar belakang. Baik dari strata pendidikan, profesi, maupun status sosial.Saya mengamati bagaimana orang-orang tersebut bertransformasi dari nobody menjadi“somebody”. Dalam arti, saya petakan mengapa mereka bisa meraih happiness, success, sekaligus fulfillment. Jika saya tarik benang merahnya, pencapaian tersebut ada polanya dan pola tersebut berakar pada Self-Discovery.

    Jika boleh saya sarikan, berikut ialah beberapa ragam peranti pencarian jati diri. Baik yang telah teruji secara ilmiah maupun yang “hanya” pseudoscience. Semuanya – dengan pendekatan masing-masing – bisa membantu Anda menemukenali diri sendiri, sehingga bisa lebih cepat mengantarkan pada “karpet merah”. Yang pasti secara keseluruhan saling mendukung, dalam upaya pemenuhan panggilan hidup.

    Fingerprint-based Genetic Test
    Merupakan peranti assessment jati diri berbasis sidik jari. Karena mengandalkan metode psycho-biometric, peranti seperti ini begitu aktual. Pasalnya hasil tes tidak tergantung mood maupun emosi seseorang. Sungguh bisa terhindar dari “faking assessment” ketika mengikuti tes yang berbasis kuisioner. Di Indonesia sendiri ada beberapa penyedia jasa yang tersohor. Namun yang paling saya rekomendasikan ialah PRiADI Psychological Fingerprints (P2F) dan STIFIn.

    Dengan biaya terjangkau dan waktu yang relatif singkat, Anda bisa memetakan karakter bawaan dengan rinci. Sebagai contoh P2F. Anda bisa mengenai preferensi berpikir, kepemimpinan, minat bakat, kecerdasan emosional, relasi sosial, gaya belajar, arahan bekerja, motivasi berprestasi, followership hingga temperamen.

    Grafologi
    Merupakan pendekatan analisis kepribadian manusia melalui tulisan tangan. Menurut paragrafolog kenamaan, tulisan tangan tidak lain ialah gambaran yang ada di dalam otaknya. Sehingga bisa membantu siapa saja untuk memetakan minat, menentukan kecocokan pasangan (jodoh), rekrutmen karyawan (preferensi bekerja), hingga menghilangkan kebiasaan buruk (dan penyakit mental). Percaya atau tidak, kita bisa mengubah “nasib” dengan mengubah tulisan tangan dan tanda tangan.

    Fisiognomi
    Pendekatannya begitu sederhana. Pasalnya siapapun bisa “dibaca” karakternya hanya melalui wajah. Kendati bisa melalui foto saja, analisis bisa lebih komprehensif jika pakar fisiognomi melihat langsung wajah kita. Meski banyak yang menganggapnya sebagai ilmu semu, pendekatan ini dapat membantu kita dalam urusan bisnis, persahabatan, percintaan, hingga karir.

    Numerologi
    Ialah salah satu pendekatan metafisika yang populer digunakan di berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Dengan “menghitung” angka dari tanggal, bulan, dan kelahiran (serta nama); setiap orang bisa dianalisis dirinya. Baik karakter, kekuatan, kelemahan, peluang, rintangan, hingga karir. Sebagaimana bakat, hasil analisis numerologi tidak lebih dari “potensi”. Jadi ia semakin berpengaruh dalam mendukung pencapaian jika dapat disambungkan dengan passion, minat, mimpi, dan panggilan hidup yang bersangkutan.

    Berasal dari Barat, dengan cepat tes kepribadian ini menjalar keseluruh dunia. Peranti ini dikembangkan oleh psikolog kelahiran Bolivia Oscar Ichazo dan psikiater kelahiran Chili Claudio Naranjo yang didasarkan atas pengajaran G.I.Gurdjieff. Enneagram berasal dari bahasa Yunani ennea yang berarti sembilan dan grammos (yang digambarkan). Oleh karena itu, Enneagram merupakan 9 (sembilan) jenis kepribadian yang digambarkan dalam diagram yang masing-masing memiliki hubungan. Selain membantu profesi apa yang cocok bagi kita, Enneagram bisa memetakan kepribadian secara lebih mendalam. Mulai dari karakteristik dasar, keinginan mendasar, passion, fiksasi ego, ketakutan alamiah, kebaikan, hal yang membuat stres hingga faktor-faktor yang dapat menjerumuskan seseorang.

    Nah, apakah Anda penasaran dengan beragam peranti pencarian jati diri di atas ? Terlepas bisa teruji secara ilmiah ataupun “hanya” pseudoscience, tidak ada salahnya untuk mencoba. Setidaknya bisa membantu mengenali diri sendiri dalam memenuhi panggilan hidup. Selain itu lima pendekatan di atas bisa menjadi alternatif jika bosan dengan tes psikologi tradisional maupun peranti populer lainnya, seperti Human Design, DISC, MBTI, Ba Zhi, Palmistri, Astrologi dan seterusnya.

    Selamat menyelami diri sendiri.

     

    *) Artikel ini pertama kali dimuat di Inti Pesan, 17 Januari 2018