Stories

  • Hidup yang Merdeka

    Merdeka!

    Apa definisi merdeka di matamu?
    Apapun itu, merdeka berarti bebas. Tak terikat. Mandiri.
    So, apakah hidupmu saat ini merdeka? Hanya kamu yang bisa menjawab.
    Sesungguhnya kebahagiaan adalah milik orang yang merdeka. Orang-orang yang bebas dari rasa takut, cemas, beban atau tekanan orang lain.
    Orang yang merdeka menjalani hidup mengalir saja. Tak terlalu mengharap karena mereka sadar, harapan bisa mengantarkannya pada kekecewaan hingga depresi.
    Orang yang merdeka bebas dari rasa takut. Karena mereka sadar bahwa ketakutan hanya akan menghambat setiap langkah.
    Orang yang merdeka jauh dari rasa cemas. Karena kecemasan hanya memberikan stres.
    Jadi, orang yang merdeka senantiasa ikhlas, sabar, berikhtiar, bertawakkal dan bersyukur.
    Ikhlas membuat mereka tidak ada beban. Sabar membantunya tetap tegar ketika segala ujian datang. Berikhtiar menjadi kunci menjalani hari-hari. Bertawakkal menjadi panglima setelah berupaya. Bersyukur menjadi pedoman.
    Nah, apakah hidupmu merdeka? Hanya kamu yang bisa menjawab. Renungkanlah!
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 7 Juli 2020

  • The Pilot Way

    IMG-20210301-WA0011

    Penerbangan mengajarkan kita begitu banyak. Tentang memandang dan memaknai kehidupan.

    Dari proses terbangnya pesawat itu sendiri misalnya. Kita disadarkan bahwa hidup ini adalah perjalanan. Petualangan dari titik A ke titik B. Dari sini kita bisa mengingat siapa diri kita, di mana kita saat ini, dan mau dibawa ke mana hidup ini.

    Penerbangan mengajarkan kita untuk memilih. Mau pergi ke kota mana, dengan maskapai apa, di kelas layanan mana, di jam berapa, dan dengan siapa.

    Dari bandar udara kita disadarkan  bahwa hidup ini hanyalah persinggahan, bukan tujuan akhir.  Tempat tinggal sementara saja, bukan selamanya.

    Dari fisik pesawat, kita diajarkan untuk hidup seimbang. Karena mana mungkin pesawat bisa terbang jika sayapnya hanya satu? Sama halnya dengan burung.

    Dalam hidup, apapun yang tidak seimbang itu mendatangkan kehancuran. Itu mengapa sudah semestinya kita memperhatikan semua aspek dalam bingkai harmoni. Mulai dari spiritual, finansial, sosial, intelektual, mental, kesehatan, keluarga, karir, hingga pengembangan diri.

    Dari pilot, kita diingatkan bahwa kitalah pemegang kendali kehidupan. Karena pilot yang profesional tahu harus bagaimana bersikap ketika cuaca buruk datang, agar semua penumpang selamat sampai tujuan.

    Buku ini mengajak pembaca menyelami makna kepemimpinan dan kehidupan dengan perspektif penerbangan – khususnya pilot. Disajikan dengan gaya bertutur tanpa maksud menggurui, buku ini penuh dengan cerita menggelitik, studi kasus, best practices, dan pembelajaran untuk semua kalangan.

     

    TESTIMONI

    “Buku ini menggambarkan perjalanan panjang sahabatku Cerah yang penuh liku dalam hidup dan meniti karier di beberapa perusahaan setelah impian menjadi seorang pilot di CAE, Oxford Air Training School, UK untuk menjelajah bentangan langit di tujuh benua; kandas dalam perjalanannya tidak menjadi kenyataan.

    Yang menarik dari buku ini adalah adanya prinsip-prinsip dalam penerbangan yang dipakai sebagai referensi untuk meraih keberhasilan dalam hidup yang digambarkannya bagaikan perjalanan seorang pilot dalam merencanakan dan mempersiapkan sebuah penerbangan yang aman, nyaman serta menjadikan keselamatan adalah prioritas utama. Tidak lain adalah penerbangan yang berfokus pada proses ketaatan pada Standard Operating Procedure (SOP) dan segala regulasi yang ada agar keselamatan pesawat yang berada pada genggaman kemudinya dipastikan berjalan dengan baik  mulai dari lepas landas menjelajah di birunya langit hingga mendarat dengan mulus dan selamat mencapai tujuan.

    Bagi pembaca yang suka tantangan dan ingin api semangat juangnya terus menyala dalam dirinya, saya sarankan untuk membaca buku ini.

    Terimakasih Cerah, terimakasih sahabat. Jadilah penerang membangun generasi penerus, generasi perubahan yang akan membawa bangsa ini ke peradaban yang lebih maju dan menjadi bangsa yang jauh lebih terhormat.”

    Capt Suhasril Samad

    Vice President Operation, PT Garuda Indonesia Tbk (2005 -2015)

    Buku menarik dan mudah dicerna yang disajikan dalam bahasa yang enak dan renyah.  Ditulis oleh dua orang dari dua generasi yang berbeda; buku ini cocok dibaca oleh Baby Boomers, Gen X, milenial maupun Gen Z. Terlebih isinya dituliskan dalam alur penerbangan ala pilot, sarat dengan kisah perjuangan dengan kata-kata bijak nan filosofis yang dapat membangkitkan motivasi untuk berani keluar dari zona nyaman guna meraih kehidupan yang lebih baik demi membahagiakan ibu satu-satunya yang dimiliki penulis sejak kecil.

    Buku ini berisi pengalaman penulis sebagai profesional yang meniti karier dari bawah dan pindah-pindah perusahaan yang membawa dirinya piawai sebagai motivator dann senior dalam bidang pengembangan sumber daya manusia. Cocok dibaca bagi siapa saja yang ingin maju, suka tantangan demi karier, masa depan dan kesejahteraan lebih baik.”

    Sahat Sianipar

    CEO MSA Kargo

    Mau menjadi pemimpin yang kuat? Anda bisa belajar dari buku The Pilot Way ini, karena memberikan pemahaman mulai dari apa itu kepemimpinan dan juga ada tools untuk melakukan muhasabah (self- reflection) dan juga dasar manajemen berdasarkan way of thinking seorang pilot yang mementingkan keselamatan  tidak jauh berbeda dengan bidang yang saya geluti yaitu satelit.

    Tonda Priyanto

    Direktur Utama PT Telkom Satelit Indonesia

    “Sanggup memimpin diri sendiri adalah salah satu syarat seorang pemimpin yang baik, kemudian ia sanggup memotivasi bawahan untuk memunculkan performa terbaiknya. Apabila terwujud, itu adalah keberhasilannya dan keberhasilan timnya. Seperti kopi dalam latte, susu tidak akan menghapus rasa kopi tetapi justru memunculkan rasa kopi dan menimbulkan cita rasa baru. Buku ini adalah panduannya.”

    Fonda Rafael

    Master Trainer Public Speaking, Hypnotheraphy Instructor, Author, Personal Life Improvement Coach, & Motivator

    Penumpang tidak akan bisa mencapai destinasinya dengan aman dan nyaman tanpa kepemimpinan pilot yang didukung kerja sama solid dari co-pilot, pramugari, hingga air traffic controller. Demikian juga kita, yang nyata-nyata adalah penumpang dalam kehidupan kita. Sesederhana itulah pesan buku ini.”

    Michael Adryanto

    Praktisi Manajemen SDM

    Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Peribahasa ini sepertinya tepat untuk menggambarkan manfaat Anda ketika membaca buku ini. Anda bisa belajar kepemimpinan dalam konteks pribadi, pentingnya kerja tim dalam membangun imperium bisnis, dan tentunya makna perjalanan hidup.

    Hevy Febriyansyah

    General Manager Wira Angkasa Aviation Training Center

    “Menakjubkan! Penulis mampu menceritakan rumitnya konsep kepemimpinan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua kalangan.”

    Jimmy Susanto, CSMT.NLP, ACC

    100 Best Global Coaching Leaders Award Winner

    “Mau menjadi pemimpin? Anda bisa belajar dari mana saja. Termasuk dari The Pilot Way ini.”

    Captain Dharmadi

    CEO Flybest Flight Academy

    “Setiap orang laksana pilot untuk perjalanan hidupnya sendiri. Setiap pemimpin bisnis ibarat pilot yang menentukan berputarnya roda organisasi. Dua hal ini saya anggap paling mewakili pesan dari lahirnya buku ini.”

    Yohanes Grady Irawan

    First Officer Garuda Indonesia

    The Pilot Way is awesome! Destinasi kita adalah tujuan hidup kita.  Baik sebagai pilot untuk diri kita sendiri, keluarga, maupun orang lain.  Pilihan cara (strategi), dan implementasi mencapai destinasi sangatlah menentukan pencapaian hasil akhir (sampai ke tujuan destinasi). Be focused and different we will reach our destination!

    Dr. Adi Nurmahdi, MBA

    Director of Inovation, Alumni & International Cooperation

    Universitas Mercu Buana (UMB), Jakarta


  • Menerima Kekurangan

    “Tiada manusia yang sempurna”. Ungkapan ini mungkin begitu klise di mata Anda, namun toh maknanya abadi.

    Kesempurnaan adalah milik Tuhan. Jadi, ketika ada orang yang mengharapkan kesempurnaan berarti mereka tidak menyadari fitrahnya.
    Bagi sebagian orang, kekurangan mungkin dianggap aib. Karena kenyataan itu membuat mereka buruk di mata orang lain.
    Kekurangan menjadikan seseorang tidak aman. Karena menurut mereka ada yang kurang atau belum lengkap dalam dirinya.
    Namun, kehidupan adalah pembelajaran abadi. Oleh karena itulah, kekurangan semestinya disadari dan diterima sepenuhnya.
    Menerima kekurangan bukan berarti menunjukkan kelemahan. Namun, justru menjadi kunci kebahagiaan.
    Masalahnya, kita tidak bisa membedakan kekurangan mana yang masih bisa kita perbaiki dan kekurangan mana yang sudah tidak bisa kita perbaiki lagi. Itulah tugas kita untuk terus-menerus berikhtiar dengan ikhlas. Selanjutnya, menyerahkan segalanya kepada-Nya.
    Sudahkah kamu menyadari kekurangan? Sudahkah kamu berdamai dengan kekurangan?
    Agung Setiyo Wibowo
    Jakarta, 13 Juli 2020

  • Merawat Kebodohan

    Bodoh.

    Apa yang ada di benakmu ketika mendengar kata ini? Apapun itu,  setiap orang sesungguhnya dilahirkan dalam kebodohan. Lah, kok bisa?
    Ya karena dari situ kita memerlukan pendidikan. Baik yang bersifat formal maupun nonformal. Kapan saja. Di mana saja. Dari siapa saja. Melalui media apa saja.
    Kebodohan perlu dirawat. Karena jika kita sudah merasa pintar, kita takkan pernah mengembangkan diri.
    Kebodihan perlu dirawat. Karena manusia diwajibkan belajar sepanjang hayat. Dari buaian hingga liang lahat.
    Nah, bagaimana denganmu? Apa yang kamu pelajari hari ini?
    Rawatlah kebodohanmu. Teruslah belajar. Tetaplah haus ilmu dan pengetahuan!
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 20 Juli 2020

  • Bergerak

    Bergerak.

    Satu kata ini saya rasa mewakili makna hidup. Karena manifestasi dari masih adanya nafas adalah berupaya.
    Mengapa demikian?
    Karena hidup di dunia ini adalah ujian. Segala hal yang kita lalui dicatat. Baik buruk, positif negatif, terpuji tercela. Semua kelak akan dipertanggungjawabkan.
    Jadi, apapun kegiatanmu saat ini, nikmatilah. Seberat apapun tantangan yang kamu hadapi, jalanilah. Sesulit apapun masalah yang kamu temui, laluilah. Karena kamu akan lebih menderita jika tidak melakukan apapun.
    Teman, Tuhan hanya meminta kita mengupayakan sebaik yang kita bisa. Hasil akhir bukan menjadi parameter pencapaian. Karena segenap proses ada nilainya.
    Sudahkah kamu bergerak hari ini? Apa yang menggerakkanmu?
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 3 Agustus 2020


  • Berdamai dengan Krisis

    Krisis. Pernahkah kamu mengalaminya. Saya yakin setiap individu pernah menghadapinya dengan kadar tertentu.

    Krisis sesungguhnya sebuah peluang. Untuk berubah ke jalan yang benar. Asalkan kita sadar diri. Dan mau menyikapinya dengan arif.
    Sebaliknya, krisis bisa menjadi gerbang kehancuran. Untuk siapa saja yang lengah, bermental kalah. Bagi orang yang tak mau belajar menyesuaikan perubahan.
    So, di manakah posisimu? Sudahkah kamu berdamai dengan krisis? Apa yang kamu pelajari dari krisis?
    Agung Setiyo Wibowo,
    Depok, 18 Agustus 2020