Tag: Seni Mengubah Nasib

  • Sering Merasa Kekurangan? Ini Cara Jalani Hubungan yang Sehat dengan Uang

    Tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak dari kita yang sering merasa kekurangan dalam hal rezeki.

    Apalagi untuk kita yang sedang berada di usia produktif saat ini, bekerja rasanya semata-mata untuk bertahan hidup dan tanpa bisa menikmatinya.

    Setelah mendapatkan gaji, sering kali kita merasa uang yang ada sangat cepat habis karena tersedot untuk membayar biaya sewa tempat tinggal, cicilan, dan memenuhi kebutuhan utama.

    Rasanya uang hanya menumpang lewat saja di dompet kita dan tidak bisa bertahan lama.

    Apakah Anda adalah salah satu yang merasakan hal tersebut?

    Jika iya, mungkin selama ini Anda belum menjalin hubungan yang baik dengan uang Anda.

    Masing-masing dari kita memiliki respons yang berbeda-beda ketika dihadapkan dengan uang.

    Ada yang merasa sangat bahagia hingga susah untuk mengontrol dirinya, ada juga yang takut dan cemas ketika akan mendapatkan uang.

    Semua itu berasal dari pembelajaran yang diberikan kepada kita mengenai uang, bisa jadi dari orang tua, lingkungan, tempat kerja, dan lain sebagainya.

    Lalu, bagaimana cara yang paling tepat untuk menghadapi uang agar bisa memiliki hubungan yang baik sehingga kita tidak lagi merasa kekurangan?

    Cara Hadapi Uang agar Tidak Merasa Kekurangan

    1. Menyembuhkan Luka Masa Lalu

    Kebanyakan orang memiliki hubungan yang buruk dengan uang karena bertahan pada pekerjaan yang mereka benci atau bisnis yang dilakukan hanya karena gaji.

    Akibatnya, kebahagiaan sulit direguk dan tanpa disadari perasaan stres, galau, takut, sakit, atau jengkel muncul setiap kali mereka menggunakan atau berpikir tentang uang, sehingga Anda harus mengubah pola pikir terlebih dahulu agar luka masa lalu Anda sembuh.

    2. Meraih Masa Depan dengan Menghargai Masa Lalu

    Banyak orang tidak menyadari banyaknya perjuangan yang dilaluinya untuk mencapai titik saat ini.

    Anda harus mampu melihat diri Anda sendiri dalam rangkaian yang luas, di masa lalu dan masa depan, sehingga Anda akan cenderung berperilaku dan bertindak dengan rasa tanggung jawab untuk generasi mendatang.

    3. Menerima Dua Sisi Uang

    Uang memang senantiasa memiliki dua sisi, dicintai tapi juga dibenci karena ia bisa memberikan ketakutan yang penuh dengan kontradiksi dan bisa mengantarkan kita pada mimpi terindah sekaligus mimpi terburuk yang tak pernah kita bayangkan.

    Sama seperti apa pun di dunia ini, jika kita ingin memiliki hubungan yang baik dengan uang, kita harus dapat menerimanya apa adanya.

    Namun jika Anda sudah melakukan hal tersebut dan masih merasa kekurangan, mungkin Anda harus memperdalam lagi pengetahuan Anda tentang uang dan tentang bagaimana cara untuk menarik rezeki yang berkelimpahan pada buku Seni Mengubah Nasib.

    Buku ini tidak hanya mengajak Anda mengenali keyakinan kita terhadap uang yang sebagian besar diwariskan dari orang tua kita, melainkan juga mengajak Anda menghilangkan keyakinan negatif yang menghancurkan dan menguatkan keyakinan positif yang memberdayakan berdasarkan arketipe uang Anda.

    Kemudian menggunakan wawasan tersebut untuk menciptakan tidak hanya hubungan yang lebih baik dengan uang, tetapi juga kekayaan dan kemakmuran yang membahagiakan.

    Buku Seni Mengubah Nasib ditulis langsung oleh motivator ulung Indonesia, yaitu Coach Yudi Candra, dan Agung Setiyo Wibowo yang sudah melahirkan puluhan buku pengembangan diri lainnya. Buku ini sudah bisa kamu dapatkan di Gramedia.com.

    Sumber: Kompas.com

  • Seni Mengubah Hidup: Bagaimana Menjadi Pribadi yang Bisa Menarik Rezeki dan Kebahagiaan

    Bukan seberapa banyak Anda menghasilkan atau memiliki uang yang membuat Anda bahagia atau tidak bahagia. Melainkan energi yang diberikan dan diterima uang, yang menentukan aliran emosinya.

    Kebanyakan dari kita tidak memiliki hubungan yang sehat dengan uang, karena kita menghabiskan banyak waktu untuk membenci uang. Sebagian dari kita bahkan kelelahan, karena mengkhawatirkan kekurangan uang dan kehabisan energi untuk mengurusi hal-hal lainnya dalam hidup. Kita begitu terbebani untuk membayar tagihan, melunasi cicilan, dan memenuhi segala keinginan yang tak berujung.

    Tidak hanya orang miskin dan kelas menengah yang sengsara karena energi negatif dari uang. Kelas menegah ke atas dan orang kaya juga mengalaminya. Buktinya, banyak orang yang lebih kaya dari Midas pun masih takut kehilangan dengan apa yang dimiliki. Bahkan, mereka tidak tahu bagaimana cara menikmati uang mereka.

    Kekayaan yang membahagiakan tidak semata-mata diukur dari berapa banyak uang yang Anda hasilkan atau investasikan. Melainkan tentang permainan uang yang kita jalankan dan “tipe” kita dalam hubungan kita dengan uang. Lebih sering daripada tidak, pilihan keuangan yang kita buat tidak disadari dan kebanyakan dari kita merasa di luar kendali.

    Buku ini tidak hanya mengajak Anda mengenali keyakinan kita terhadap uang yang sebagian besar diwariskan dari orang tua kita. Melainkan juga mengajak Anda menghilangkan keyakinan negatif yang menghancurkan dan menguatkan keyakinan positif yang memberdayakan berdasarkan arketipe uang Anda. Kemudian menggunakan wawasan tersebut untuk menciptakan tidak hanya hubungan yang lebih baik dengan uang, tetapi juga kekayaan dan kemakmuran yang membahagiakan.

     

    Keunggulan Buku

    Buku ini mengajak pembaca untuk menemukan “mutiara” kekayaan sejati dari dalam diri dengan menggali sejarah keyakinan kita dengan uang yang sebagian besar dipengaruhi oleh orang tua. Selain memandu untuk menyembuhkan luka masa lalu hingga mengubah keyakinan terhadap uang, buku ini juga membantu pembaca menyadari arketipe keuangan masing-masing. Cocok dibaca oleh siapa saja yang ingin menciptakan hubungan yang sehat uang guna mewujudkan kebahagiaan dan keberlimpahan.

     

    Apa Kata Mereka?

    “Well-Written. Buku yang tepat bagi Anda yang ingin mengubah perspektif dalam memandang uang, kehidupan dan kebahagiaan.”
    Anne Patricia Sutanto
    Vice CEO Pan Brothers

    “Apakah Anda bahagia dengan keadaan keuangan Anda sekarang? Apakah Anda merasa terberkati dan bersyukur akan apa yang Anda miliki saat ini? Atau jangan-jangan Anda merasa frustasi dan stres ketika berbicara mengenai uang? Bahkan merasa terjebak dalam permainan uang? Buku ini mengajak Anda untuk mengenali keyakinan Anda tentang uang dan strategi untuk mengubah keyakinan tersebut untuk mewujudkan kebahagiaan versi Anda.”
    Peter Shearer
    Founder Wahyoo

    “Kalau saya dulu membaca buku ini, mungkin saya sudah terjun ke bisnis. Buku Coach Yudi Candra dan Agung Setiyo Wibowo ini sangat mudah dimengerti dan membuka pikiran bahwa bisnis is ‘all about mindset’. Sekali kita men-setting pikiran, maka uang akan mengalir. Buku ini akan sangat bermanfaat bagi anak muda yang ingin memulai kariernya di bisnis ataupun mencari rezeki lainnya.”
    Dede Yusuf
    Artis, Mantan Gubernur Jawa Barat & Mantan Ketua Komisi IX DPR RI

    “Uang sesungguhnya adalah energi. Untuk dapat mengundangnya, kita perlu menyediakan tempat yang nyaman pada diri kita. Semakin jelas kita mengenali sifat uang, semakin mudah kita mengadopsi karakteristiknya ke dalam diri kita. Semakin harmonis hubungan kita dengan yang, semakin nyaman uang akan datang pada diri kita. Buku ini bisa menjadi teman untuk mengenali emosi uang Anda.”
    Oscar Darmawan
    CEO Indodax

    “Berapa banyak uang yang Anda hasilkan kurang penting daripada seberapa banyak yang Anda inginkan – dan bagaimana Anda habiskan. Selain itu, tidak peduli seberapa banyak atau sedikit uang yang Anda miliki, Anda dapat menggunakannya untuk menjalani hidup yang lebih bahagia jika Anda memahami batasan dari apa yang dapat dilakukannya untuk Anda dan kekuatan yang Anda gunakan untuk pengendalian diri. Buku ini wajib dibaca oleh siapa saja yang ingin memperbaiki kualitas keuangan, kesuksesan dan kebahagiaannya.”
    Donny Pramono
    Founder & CEO Sour Sally Group

    “Buku ini adalah jalur cepat untuk menemukan cara mereguk kebahagiaan dan kelimpahan melalui uang.”
    Suteja Sidarta Darmono
    Direktur PT Jababeka Tbk

    “Buku ini sangat berfaedah untuk mengelola hubungan baru kita dengan uang secara lebih baik. Kita akan belajar untuk mengetahui pola dan kepercayaan diri yang menghalangi kita untuk menjadi versi terbaik diri kita dan menerima segala sesuatu yang terbaik dalam diri kita.”
    Johari Zein
    Presiden Komisaris JNE

    “Tidak peduli berapa banyak uang yang Anda miliki atau hasilkan. Perasaan Anda tentang uanglah yang menentukan kekayaan Anda. Jika Anda tidak memiliki sikap yang sehat dan Anda merasa negatif tentang uang, maka jumlah uang di rekening bank Anda tidak ada artinya. Buku ini membantu Anda menyadari sejarah hubungan Anda dengan uang dan cara mengubahnya.”

    Adhi S. Lukman
    CEO PT. Niramas Utama (Inaco) & Ketua Umum GAPMMI

    “Hubungan kita dengan uang dibentuk sejak kecil oleh orang tua kita. Mereka menanamkan nilai-nilai tertentu dengan langsung memberikan contoh di kehidupan sehari-hari. Apa yang mereka ajarkan tanpa kita sadari membentuk pola keuangan kita. Selama kita tidak menyadari dan mengubah pola tersebut, pola keuangan kita sama dengan mereka. Buku ini bisa menjadi panduan Anda untuk mengubah ‘kesehatan keuangan’ Anda.”
    Michel Senjaya
    Founder & CEO Stella Maris

    Uang Kakinya Empat
    Dalam ilmu moneter diajarkan bahwa fungsi uang paling tidak ada tiga, yaitu: alat satuan hitung, alat tukar/pembayaran dan alat penimbun kekayaan. Nah fungsi ketiga (: penimbun kekayaan) inilah yang menyebabkan manusia dipenuhi dengan ambisi sebagai pemburu uang.
    Padahal dalam dialek Hokkian ada kata-kata bijak yang mengatakan: Lui si ka, Lang neng ka (: Uang kakinya empat, Manusia kakinya dua). Kata bijak ini mengandung makna mendalam bahwa ibarat manusia (yang kakinya hanya dua) kalau ingin mengejar uang (yang kakinya empat, seperti kuda) maka bisa dipastikan hidupnya akan kelelahan.
    Secara filosofis, pepatah bijak di atas sebetulnya juga mengajarkan bahwa uang tidak perlu diburu karena uang akan mencari “Tuannya” yang baik. Dengan demikian manusia harus memperlakukan uang sebagai alat, bukan sebagai tujuan utama hidup. Sebagai Tuan yang baik, rezeki justru akan menghampiri kita. Bisa saja dengan filosofi ini kita kalah kaya dibanding mereka yang terus mengejar uang dalam seluruh hidupnya. Namun bisa dipastikan hidup kita akan lebih bahagia dan bermakna daripada para pemburu uang tersebut. Bukankan kebahagiaan dan kebermaknaan adalah tujuan hakiki hidup manusia?
    Buku Money Magnet karya saudara Yudi Candra dan Agung Setiyo Wibowo ini sangat relevan dibaca karena menyampaikan pesan berharga tersebut di atas.
    Sudhamek AWS
    Chairman Garudafood