Tag: Pencari Kerja

  • 10 Kesalahan Fatal Pencari Kerja di LinkedIn (Versi Gen Z Banget!)

    LinkedIn itu kayak mall-nya dunia kerja: tempat kita “show off” keahlian dan cari peluang emas. Tapi, banyak yang nggak sadar bikin kesalahan yang bikin HRD atau rekruter malah skip profil mereka. Yuk, bahas apa aja kesalahan paling mainstream yang sering kejadian, lengkap dengan data dan fakta!


    1. Profil Tanpa Foto Profesional

    Fun Fact: Profil dengan foto punya peluang dilirik 14 kali lebih banyak dibanding yang polos tanpa foto. Tapi jangan salah, fotonya juga jangan yang selfie di kasur ya, bro/sis! Gunakan foto formal atau semi-casual yang menggambarkan keprofesionalanmu.


    2. Headline yang B aja

    “Sedang mencari pekerjaan”? Meh. Headline yang flat bikin rekruter males ngeklik. Menurut pakar karier, Sylvia Gorajek, headline itu ibarat slogan personal kamu. Buatlah spesifik, contoh: “Digital Marketer | Expert in Campaign Optimization”


    3. Sampul Kosong

    Background cover kosong itu ibarat rumah nggak punya atap. Padahal, cover ini bisa jadi “billboard” kecil untuk showcase skill, portofolio, atau prestasi kamu. Yang pakai desain Canva? Ayo, hajar!


    4. Deskripsi Nggak Jelas

    Banyak yang deskripsinya cuma panjang tanpa isi. Tips Gen Z: bikin singkat tapi impactful. Contohnya:

    “SEO Specialist with 3+ years experience boosting organic traffic by 250%.”

    HRD itu sibuk, mereka cuma kasih waktu sekitar 6 detik untuk scan profil kamu.


    5. Nggak Ada Keywords

    Recruiter sering pakai tools seperti ATS (Applicant Tracking System) untuk cari kandidat. Kalau kamu nggak nyelipin keywords kayak “content creator”, “data analyst”, atau “UI/UX designer”, ya wassalam! Gunakan keyword yang relevan dengan posisi yang kamu incar.


    6. “Ghosting” di Bagian Activity

    LinkedIn itu kayak medsos profesional, jadi be active! Menurut studi, kandidat yang sering nge-share insight atau engage punya peluang 30% lebih besar buat dihubungi rekruter. Jangan cuma “connect” doang, share artikel atau opini soal bidang kerjamu.


    7. Spamming HRD

    Jangan nge-DM HRD dengan kalimat kayak: “Mau kerja dong, Kak.”

    Menurut Lori Goler, VP HR di Meta, pesan harus spesifik dan sopan.

    Contoh: “Hi, Kak. Saya lihat posisi X terbuka di perusahaan Anda. Boleh saya tahu kualifikasi tambahan yang diutamakan?”


    8. Nggak Ada Skill Section

    Fitur “Skills & Endorsements” itu penting! Data LinkedIn menunjukkan profil dengan skill lengkap punya 13 kali peluang lebih besar buat ditemukan rekruter.  Pilih skill yang benar-benar kamu kuasai, jangan overclaim.


    9. Resume dan Profil Nggak Sinkron

    HRD paling males kalau info di LinkedIn beda sama CV. Kalau di LinkedIn kamu tulis “Project Manager”, tapi di CV tulis “Marketing Specialist”, itu bikin mereka bingung.


    10. Mengabaikan Testimoni

    Jangan ragu minta rekomendasi ke eks-bos atau kolega. Testimoni bikin profilmu makin kredibel. Profil dengan rekomendasi direview 2 kali lebih sering oleh rekruter.


    Kesimpulan:
    LinkedIn itu bukan sekedar akun pasif. Manfaatkan buat “jualan” skill kamu. Buatlah profil yang standout dan relevan! Udah saatnya ninggalin kebiasaan yang bikin HRD ilfil.

    Ayo, Gaskeun! Jangan sampai peluang karier terbaikmu ke-skip cuma karena hal-hal kecil ini.

  • LinkedIn untuk Pencari Kerja

    Teman A: “Eh, kamu udah denger belum? Teman kita si Joni baru dapet kerja di startup keren! Gila, padahal dia baru lulus!”

    Teman B: “Iya, gue juga denger. Gimana ya, kok bisa sih? Padahal banyak yang nyari kerja, masih sibuk ngelamar sana-sini!”

    Teman A: “Nah, itu dia! Mungkin Joni punya strategi jitu. Kita mesti belajar dari dia!”

    Halo, Sobat Pencari Kerja!

    Wududuh, kadang berburu kerja itu kayak main game, ya? Banyak rintangan, level-level yang harus dilalui, dan kadang kamu merasa stuck. Tapi tenang aja, di artikel ini, gue bakal kasih kamu 5 strategi jitu buat jadi pencari kerja yang lebih efektif.

    1. Bangun Brand Diri yang Kuat

    Pertama-tama, guys, penting banget buat kamu membangun personal branding. Di era digital kayak sekarang, profil medsos kamu bisa jadi pintu masuk yang nentuin masa depan kariermu. Coba deh update LinkedIn kamu, share accomplishment, dan ikut diskusi di grup profesional. Menurut survei dari LinkedIn, 85% dari perekrut mencari kandidat melalui profil online mereka. Jadi, pastikan kamu mencerminkan diri kamu dengan baik!

    2. Networking, Networking, Networking!

    Jangan remehkan kekuatan relasi! Melibatkan diri dalam komunitas atau acara, baik online maupun offline, bisa ngebuka banyak peluang. Kayak yang terjadi pada Lisa, yang dapet tawaran kerja dari hasil networking di event seminar. Dia ngobrol sama orang penting, dan voila, kesempatan kerja pun datang!

    3. Skill yang Sesuai dengan Kebutuhan Pasar

    Yup, di dunia kerja, skill itu kayak currency. Kembangkan skill-skill yang dibutuhkan industri. Misalnya, kalau kamu mau kerja di bidang digital marketing, pelajarin SEO, Google Analytics, dan social media marketing. Menurut LinkedIn’s 2023 Emerging Jobs Report, permintaan untuk digital marketing specialists meningkat 34% tahun ini. Jadi, jangan ketinggalan, ya!

    4. Berkreasi dengan CV dan Surat Lamaran

    CV kamu adalah tiket menuju interview pertama. Jaman sekarang, kamu bisa bikin CV yang unik dan menarik. Gunakan template yang eye-catching, tapi tetap profesional. Tampilkan pengalaman dan keahlian yang sesuai dengan posisi yang dilamar. Dan, jangan lupa, rancang surat lamaran kamu dengan cara yang personal, seolah kamu lagi ngobrol sama si perekrut.

    5. Tes Gelombang Pertama: Interview

    Oke, kamu sudah lolos ke tahap interview, selamat! Nah, di sini kamu harus jadi diri sendiri, tapi tetap tunjukkan profesionalisme. Siapkan jawaban untuk pertanyaan umum dan beberapa pertanyaan pintar tentang perusahaan. Di sini, penting banget untuk riset tentang perusahaan yang kamu lamar. Misalnya, mintalah waktu untuk bertanya tentang budaya perusahaan saat interview, ini menunjukkan kamu serius dan tertarik.

    Studi Kasus:

    Untuk nguatkan poin-poin di atas, kita bisa lihat kisah sukses dari Sarah (bukan nama sebenarnya), seorang fresh graduate yang sukses dapet pekerjaan impiannya. Dia menggunakan LinkedIn dengan aktif untuk networking dan ikut berbagai webinar. Sarah juga meng-upgrade skill-nya dengan mengikuti kursus online yang relevan. Akhirnya, dia berhasil melamar di sebuah perusahaan ternama dengan CV yang menarik dan berhasil melewati interview hanya dalam waktu 3 minggu!


    Kesimpulan:

    Jadi, untuk kamu yang lagi cari kerja, jangan menyerah! Gunakan strategi-strategi di atas, bangun networking, dan pastikan kamu siap menghadapi dunia kerja dengan percaya diri. Lihat Joni dan Sarah sebagai inspirasi kamu. Ingat, kerja keras dan kesabaran bakal mengantarkan kamu ke posisi yang kamu impikan. Semangat ya!

    #PencariKerja #KarierImpian #Networking #SkillDevelopment #GenZ #Milenial