Tag: Kupu-Kupu

  • Si Lebah Rajin dan Si Kupu-Kupu

    Di sebuah taman yang cantik, hiduplah segerombolan lebah dan kupu-kupu. Si Lebah Rajin bernama Lani adalah pekerja keras yang selalu sibuk mengumpulkan nektar dari bunga-bunga. Setiap pagi, ia bangun lebih awal dan langsung terbang ke kebun, tidak peduli seberapa lelah dan capeknya dia. “Aku harus bekerja keras untuk menghasilkan madu yang banyak!” pikir Lani.

    Di sisi lain, ada Kiki, si Kupu-Kupu yang ceria. Kiki selalu terbang dari satu bunga ke bunga lainnya, tetapi dia juga tidak lupa untuk sesekali berhenti, beristirahat, dan menikmati keindahan taman. Kiki memiliki kebiasaan untuk berhenti sejenak untuk merasakan matahari dan mendengarkan kicauan burung.

    Suatu hari, saat Lani sedang terbang dengan lelah mengumpulkan nektar, ia tersandung dan jatuh ke tanah. “Oh tidak! Aku terlalu lelah!” keluhnya. Melihat Lani terjatuh, Kiki pun mendekatinya dan bertanya, “Lani, mengapa kamu tidak istirahat sebentar? Kerja terus-menerus tidak baik untukmu.”

    Lani menjawab, “Aku tidak punya waktu untuk beristirahat, Kiki! Madu harus segera dihasilkan, dan aku harus menyelesaikannya sekarang juga!”

    Kiki tersenyum dan berkata, “Tapi jika kamu tidak beristirahat, kamu tidak bisa bekerja dengan baik. Lihatlah, aku selalu berhenti dan beristirahat, dan aku masih bisa menikmati keindahan taman ini.”

    Setelah berdebat selama beberapa saat, Lani menyadari bahwa tubuhnya memang sangat lelah. Akhirnya, ia setuju untuk beristirahat sejenak. Ia duduk di atas bunga yang indah sambil menikmati pemandangan sekitar. Setelah beberapa menit, Lani merasa lebih segar dan bertenaga.

    “Rasanya menyenangkan untuk berhenti sejenak,” kata Lani sambil tersenyum. “Aku merasa lebih baik dan siap untuk kembali bekerja!”

    Kiki berkata, “Ingat, Lani, istirahat itu penting. Kita tidak hanya harus bekerja keras, tetapi juga harus memberi waktu untuk diri kita sendiri. Dengan beristirahat, kita bisa berpikir lebih jernih dan bekerja lebih efisien.”

    Ketika Lani kembali bekerja, ia merasa lebih energik dan mampu mengumpulkan nektar dengan lebih cepat. Ia menyadari bahwa dengan memberi diri sedikit jeda, produktivitasnya meningkat.

    Sejak hari itu, Lani belajar untuk seimbang antara bekerjanya dan waktu untuk beristirahat. Ia sering menghabiskan waktu bersama Kiki, menikmati keindahan taman dan merasakan momen-momen kecil yang membuat hidup lebih bermakna.

    Pesan Moral
    Penting untuk memberi diri kita waktu untuk beristirahat dan bersantai. Bekerja keras itu baik, tetapi beristirahat juga sama pentingnya untuk menjaga kesehatan dan produktivitas. Jeda sejenak bisa membuat kita lebih bertenaga dan kreatif dalam melakukan pekerjaan kita.

  • Kupu-Kupu Atau Permata?  

     

                     Berinteraksi dengan orang ialah “hobi bawaan” yang dimiliki oleh seorang ekstrovert. Bertemu, bertukar pikiran, atau sekedar mengobrol santai menjadi keasyikan tersendiri.

    Tak terkecuali dengan diri saya. Berinteraksi dengan sesama ibarat baterai yang sedang diisi (charging). Pasalnya, saya bisa “menyerap energi” orang yang saya ajak bicara. Jadi, berapapun lamanya saya berbincang-bincang, tidak pernah merasa lelah.

    Sebaliknya, orang ekstrovert akan merasa “loyo” ketika sendirian. Energi seakan-akan habis. Sehingga, tidak akan betah jika berlama-lama menyendiri.

    Menyadari sifat alamiah ini, saya berusaha bertemu dengan kawan lama atau kenalan sesering mungkin. Karena selain menambah dan merekatkan hubungan persaudaraan, aktivitas ini memang membawa banyak positif. Itu mengapa benar-benar membuat ketagihan.

    Belum lama ini saya bersua dengan Mahatma (bukan nama sebenarnya). Beliau merupakan salah satu “resi” yang cukup tersohor di nusantara. Maksud kedatangan saya tidak lain ialah untuk mewawancarainya guna memperkaya riset saya.

    Sesungguhnya ada begitu banyak pelajaran hidup yang saya “curi” dari Mahatma. Namun, ada satu hal yang paling saya ingat. Yakni analogi kupu-kupu dan permata.

    Maksudnya apa Mas Agung? Sebagian besar manusia di dunia ini fokus mengejar kupu-kupu. Sehingga, semakin lama mereka mengejar, kupu-kupu malah semakin menjauh.

    Sebaliknya, hanya segelintir saja manusia yang menggali permata. Padahal, semakin lama permata digali dari dalam tanah, maka semakin banyak “keindahan” yang diterima. Semakin dalam galiannya, peluang untuk mendapatkan permata berkualitas prima semakin besar.

    Kupu-kupu dan permata hanyalah simbol. Bahwa sebagian besar orang cenderung mengejar kupu-kupu yang merupakan perumpamaan dari kebahagiaan. Mereka sulit untuk mendapatkannya karena mengejar apa yang ada di luar dirinya. Itu mengapa banyak orang yang tidak bahagia meski kekayaan, ketenaran dan kekuasaan dalam genggaman. Karena manusia memang merasa kurang, kurang, dan kurang.

    Hanya sedikit manusia yang mau menggali “permata” di dalam dirinya. Padahal kebahagiaan sejati ada di dalam diri sendiri. Lantaran kebahagiaan ialah perihal hati yang menyatu jiwa dan ilahi.

    Jadi, selama ini mana yang Anda dambakan? Mengejar kupu-kupu atau menggali permata? Hidup adalah pilihan.

    Kebagusan, 7 Oktober 2018