Tag: Karma

  • Menebar Karma

    Karma?

    Ya, satu kata ini sering disampaikan oleh pemuka agama. Tak jarang dibeberkan oleh orang awam pula.
    Bagiku pribadi, karma nyata adanya. Karena apa yang kita tabur, kelak kita tuai.
    Karma menjadi timbangan sekaligus saksi dari apa yang telah kita perbuat. Agar hidup lebih terarah. Tidak seenaknya sendiri.
    So, karma baik apa yang sudah kita tabur hari ini?
    Agung Setiyo Wibowo
    Jakarta, 26 Desember 2022
  • Karma

    Karma. Aku begitu percaya dengan kata yang satu ini. Karena apa yang kita tabur, akan kita tuai.

    Sayangnya, kita seringkali lupa dengan hukum karma. Ketika emosi negatif menguasai diri, kita takluk dengan ego. Tatkala hawa nafsu mengalahkan diri, kita bisa begitu egois.
    Apa yang kita lakukan sejatinya akan kembali kepada diri kita. Karena energi hanyalah berubah bentuk.
    So, apa guna gelisah atau galau? Apa manfaatnya jika kita iri dengan apa yang dimiliki orang lain?
    Hidup ini begitu singkat. Ingat karma, ingat hidupmu.
    Agung Setiyo Wibowo
    Depok, 31 Agustus 2021
  • Mengenai Karma

    Karma.

    Apakah kamu percaya karma?
    Jika ya, mengapa? Jika tidak, apa alasannya?
    Aku sendiri percaya karma. Apapun agamamu, sejatinya karma berlaku universal. Apa yang kamu tanam, kelak akan kamu tuai.
    Jika kamu menebar kebaikan, kamu akan memanen kebaikan di kemudian hari. Bila kamu berbuat buruk, kemalangan nanti akan menghampiri.
    Sesederhana itu hukum kehidupan. Sayangnya, dalam praktiknya kita sering lupa. Bahkan, seolah-olah tidak menyadari atau sengaja melupakannya.
    Kita ingin mendapati kebahagiaan, namun dalam hati masih memiliki persyaratan ini itu yang “njlimet”. Kita ingin mendapatkan kesuksesan, tapi seringkali malas bergerak. Dan berderet contoh lainnya.
    Karma.
    Ingatlah selalu prinsip ini, teman.
    Karena Tuhan tidak akan pernah tidur.
    Apa yang kamu tanam, kelak akan kamu panen.
    Agung Setiyo Wibowo
    Jakarta, 17 Maret 2020
  • Karma

    Hei, kamu.
    Apakah kamu pernah mendengar kata karma?
    Jika ya, percaya kah?
    Jika ya, apa alasannya?
    Jika tidak, apa yang menjadi faktornya?
    Saya sih percaya dengan karma.
    Dari kaca mata sains saja menguatkan loh. Jadi, karma itu semacam energi yang konon abadi. Energi hanya berubah bentuk, tidak hilang, tidak musnah.
    Jadi, jika kita suatu hari menaburkan kebajikan kepada si X senilai Y. Entah kita sadari atau tidak, kelak kita akan mendapati “balasan” yang setimpal. Mungkin bentuknya bisa Dewata ubah dalam bentuk lain. Penerimanya pun bisa jadi tidak langsung melalui diri kita. Bisa pasangan, anak, atau bahkan cucu.
    Karma, karma, karma.
    Jika apa saja yang kita lakukan kelak mendapatkan balasannya, masih beranikah kita mengingkari nurani?
    Jika apa pun yang kita tanam nanti akan kita panen, maukah kita menanam asal-asalan?
    Jika segala pikiran, tindakan, ucapan dan sikap kita ke depannya akan ditimbang; masihkah kita seenaknya sendiri?
    Karma. Mungkin di setiap kepercayaan bahasanya berbeda-beda. Namun yang pasti, hukum ini berlaku universal.
    Tak peduli siapa diri Anda, tidak ada orang yang “kebal” dengan hukum ini.
    Apa yang kamu tanam, kelak itulah yang akan kamu panen.
    Demi karma. Hidupmu, hidupku, hidup kita semua. Semua akan dipertanggungjawabkan kepada-Nya.
    Agung Setiyo Wibowo
    Mega  Kuningan, 12 September 2019