Bersyukur?
Tag: Agung Setiyo Wibowo
-
Bersyukur Selamanya
Ya, benar. Bersyukur itu maha penting. Karena kunci kebahagiaan ada di situ.Bersyukur adalah pangkal ketentraman batin. Karena kita menerima kenyataan apa adanya. Tak merisaukan masa depan, tak menyesali masan lalu. Ikhlas dengan ketentuan-Nya di manapun berada.Bersyukur adalah kunci kehidupan. Karena itu menjadikan kita mengetahui jati diri.Sudahkah kamu bersyukur hari ini?Agung Setiyo WibowoDepok, 14 Juli 2021 -
Satu Kesatuan
Kawan. Apakah kamu saat ini bahagia? Doaku selalu untuk kebahagiaanmu ya.
Hidup ini begitu singkat. Karena sejatinya dunia hanyalah tempat perhentian, bukan tujuan akhir.Hidup itu ada sistemnya. Tuhanlah yang mengatur semuanya dengan rapi.Segala sesuatu dalam dunia itu berpasangan. Ada siang, ada malam. Ada laki-laki, ada perempuan. Ada panas, ada dingin. Ada suka, ada duka.Jadi, jika kamu mengharapkan yang pasti-pasti saja sesuai keinginanmu, kamu akan kecewa. Karena segalanya sudah sepaket. Sudah satu-kesatuan.Kamu tidak bisa merasakan nikmatnya kesenangan jika tak pernah mengalami kemalangan. Kamu tak bisa mensyukuri siang, jika tak ada malam. Dan seterusnya.So, serahkan hidupmu kepada-Nya. Cintai takdirmu. Terimalah segala tantangan tanla ekspektasi apapun.Karena hidup hanya perlu dijalani.Agung Setiyo WibowoDepok, 5 Juli 2021 -
Ekspektasiku, Ekspektasimu
Kawan.
Sadarkah kamu bahwa kebahagiaanmu dipengaruhi banyak oleh ekspektasimu?Buktinya saja, kita seringkali kecewa bahkan depresi jika ekspektasi kita tak menjadi realita. Kita juga riang gembira tatkala ekspektasi kita terpenuhi.Masalahnya, kita tidak bisa mengendalikan semua hal di dunia ini. Yang bisa kita kontrol adalah sikap kita.Jadi, renungkan baik-baik. Apakah saat ini kamu bahagia? Jika ya, apa korelasinya dengan ekspektasi? Jika tidak, apa penyebabnya.Kunci bahagia itu sederhana kawan. Sah-sag saja ekspektasi kita tinggi. Namun, kemampuan menerima kenyataan tidak kalah penting.Intinya? Ikhlas dan syukur. Sesederhana itu. Setuju?Agung Setiyo WibowoDepok, 29 Juni 2021 -
Waktumu, Nasibmu
Demi waktu
Sang saksi perjalanan kitaMengarungi liku-liku duniaDemi waktuAda yang sadar keterbatasannyaSehingga menjadikan semangat terus membaraUntuk mewujudkan diri yang bahagiaDemi waktuKebanyakan kita lengah karenanyaMenukarkan kesenangan sesaatMendapatkan penyesalan selamanyaJuga penderitaan tiada taraDemi waktuYang bisa menjadi musuh terburukmuJuga menjadi sahabat terbaikmuSemua adalah pilihanmuDemi waktuApa tujuan hidupmu?Apa yang memotivasimu untuk terus maju?Agung Setiyo WibowoDepok, 15 Desember 2020 -
Belajar dari Bayi
Pertumbuhan. Itu menurutku merupakan satu kata yang bisa menggambarkan jika saya ditanya mengenai bayi.
Coba kita perhatikan. Sejak keluar rahim, bayi terus bertumbuh. Meskipun setiap bayi memiliki “kecepatan” pertumbuhan yang beragam.Pengalaman pertama kali bisa berjalan misalnya. Bayi perempuan cenderung lebih cepat daripada bayi laki-laki. Sementara itu, baik bayi laki-laki maupun perempuan memiliki kecerdasan tertentu yang lebih dulu berkembang. Ada yang kecerdasan motoriknya lebih dulu terlihat dibandingkan kecerdasan verbal, ada yang kecerdasan emosionalnya lebih tertata daripada kecerdasan audotorinya, dan seterusnya.Dari bayi aku belajar banyak hal. Salah satunya tentang proses. Mereka tak pernah mengeluh. Karena mengganggap belajar adalah proses bermain yang menyenangkan. Sungguh berbeda dengan orang dewasa yang sudah banyak memiliki “mental block”.Itulah pendapatku. Kalau kamu bagaimana?Agung Setiyo WibowoDepok,17 Desember 2020 -
Anak Fellow
Anak Fellow menuturkan perjalanan nyata penulis memperjuangkan pendidikan. Terinspirasi dari ribuan teman yang terhubung dengan platform Kampusgw.com, apa yang ditulis di sini menguraikan secara rinci bagaimana jatuh-bangunnya menuntut ilmu di jenjang perguruan tinggi dengan jalur beasiswa.
Sebagai orang yang pernah berkali-kali gagal memperjuangkan beasiswa, penulis bertekad berniat berbagi strategi. Sebagai orang yang sempat “down” lantaran keterbatasan finansial untuk melanjutkan pendidikan, buku ini lahir untuk berbagi tips, trik, dan hikmah. Sebagai orang yang pernah bekerja sambil kuliah, buku ini ada untuk mengajak pembaca merenungkan makna hidup.Memoar ini hadir sama sekali bukan untuk menggurui atau menyombongkan diri. Sebaliknya, pesan-pesan yang tersurat maupun tersirat sengaja dirancang sedemikian rupa oleh penulis untuk menginspirasi, memotivasi, dan mengeluarkan potensi terbaik dari dalam diri pembaca sekalian.
Apa yang Dibahas Dalam Buku Ini?
•Mengingatkan kembali pentingnya pendidikan bagi masa depan generasi muda
•Mengajak pelajar dan mahasiswa memetakan terlebih dahulu kekuatan, minat, bakat, dan potensi diri sebelum memilih jurusan (program studi) tertentu
•Menuturkan hikmah yang tersirat maupun tersurat dari ke-belum-beruntungan dan keberuntungan penulis dalam mendapatkan beasiswa
•Menguraikan strategi, teknik, dan peta jalan dalam memenangkan beasiswa S1 maupun S2
•Menyadarkan urgensi Self-Discovery setelah menamatkan SMA maupun S1
•Mengedukasi betapa strategisnya Self-Mastery sebelum menentukan jurusan kuliah, perguruan tinggi, dan pekerjaan
•Menyodorkan hikmah yang dialami penulis dalam Life After College
•Membagi rahasia melewati Fresh Graduate Syndrome dan Krisis Seperempat Baya
•Memaknai keberhasilan dan kebahagiaan dari beragam sudut pandang
Testimoni
“Setiap orang menghadapi tantangan dan cara tanggap yang unik, oleh karena itu perjalanan hidup setiap individupun menjadi unik. Saya mengenal Agung Setiyo Wibowo sejak tahun 2008 ketika dia harus menjawab tantangan hidupnya untuk memperjuangkan akses memperoleh pendidikan tinggi di tengah biaya pendidikan yang mahal. Sebagai tim panel Paramadina Fellowship saat itu, saya mengagumi kegigihannya dalam cara dia memperjuangkan asa: mengerahkan segala kompetensi dan menyandarkan keyakinan kepada yang Kuasa. Memoar ini menyadarkan pembaca untuk selalu melihat kehidupan dari dua sisi secara berimbang, sekaligus memberikan pesan untuk tidak cepat menyerah dalam memperjuangkan rajutan asa. Untuk kalian yang muda-muda : Rugi bingits kalau gak baca buku ini.”
Dr. Dra. Prima Naomi, M.T.
Wakil Rektor Bidang Pengembangan Sumber Daya Universitas Paramadina“Tidak perlu membaca buku ini jika hanya ingin mengetahui ‘How To Get Scholarship’. Karena Anda bisa menemukan jutaan artikel ataupun blog yang mengupas tuntas tips dan trik mendapatkan beasiswa. Memoar ini lebih dari itu. Karena mengajak pembaca menemukenali diri sendiri dan merenungkan esensi kehidupan yang dibalut dalam petualangan menimba ilmu.”
Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten
Alumni Queen’s University of Belfast, Inggris Penerima Beasiswa LPDP, Kementerian Keuangan RI
“Touchy, mengalir, dan mengharukan.” Tiga kata ini mungkin paling tepat mewakili bagaimana Mas Agung menguraikan sepenggal kisah hidupnya. Sarat dengan pelajaran hidup, pesan moral, dan cerita menggelitik khas Millennial.”
Digital Expert
“Setiap orang memiliki jalan unik dalam mengarungi perjalanan hidupnya, termasuk dalam memperjuangkan pendidikan, karier dan masa depannya di tengah keterbatasan yang ada. Memoar ini menyadarkan pembaca untuk tetap optimis dalam memperjuangkan dan merealiasikan mimpi dan cita-cita.”
Founder & Managing Director Gerakan Tunas Bangsa
People Development Manager Tanihub
“Selalu ada jalan bagi siapa saja yang mengupayakannya. Sepertinya ungkapan ini paling cocok menggambarkan perjalanan penulis yang penuh tantangan dan cobaan dalam memenuhi cita-cita akademiknya. Kalau Agung bisa maka para pembaca pun juga pasti bisa.”
Founder iBeasiswa
Bagaimana Cara Mendapatkannya?
Anda dapat membeli atau menikmati Anak Fellow melalui dua kanal:
- Google Books: Buka https://books.google.co.id/, lalu ketik Anak Fellow.
- Google Play Book: Buka apps Play Book, lalu ketik Anak Fellow.