Pernahkah kamu merasa dunia ini melawanmu? Pekerjaan yang nggak selesai-selesai, deadline yang menghantui, atau bahkan impian yang sepertinya hanya tinggal angan-angan? Tapi, bayangkan jika kamu sadar bahwa kunci untuk mengubah hidupmu ada di tanganmu sendiri?
Yup, itu yang coba disampaikan oleh Eric Thomas dalam bukunya yang berjudul You Owe You. Buku ini bukan cuma sekadar motivasi biasa, tetapi juga sebuah pemicu perubahan yang bisa menginspirasi siapa saja, baik pengusaha, karyawan, mahasiswa, bahkan kita semua yang sedang mencari arti hidup yang lebih berarti.
Bayangkan ini: hidupmu adalah investasi besar yang harus kamu kelola dengan bijak. Seperti seorang pengusaha yang memilih untuk menanam benih yang tepat untuk masa depan, kamu pun harus memutuskan untuk berinvestasi pada diri sendiri.
Tapi, apakah kamu sudah merasa kamu cukup memberi perhatian dan waktu untuk itu? Atau justru terlalu sibuk dengan hal-hal yang bukan untuk kebaikan dirimu?
Itulah yang ingin dijelaskan oleh Eric Thomas, bahwa kita semua memiliki kewajiban kepada diri kita sendiri, yakni untuk mengejar potensi maksimal yang ada dalam diri kita. Kamu… kamu berutang kepada dirimu sendiri untuk mencapai lebih.
Kenapa Kamu Berutang pada Dirimu Sendiri?
Konsep utama dalam buku You Owe You adalah self-investment atau investasi pada diri sendiri. Eric Thomas menjelaskan bahwa kunci sukses ada pada kemampuan kita untuk menghargai dan meluangkan waktu untuk diri kita, untuk belajar, berkembang, dan bertumbuh. Tapi jangan salah paham, self-investment bukan cuma soal uang atau kursus. Itu adalah tentang mindset—seperti bagaimana kita memandang hidup, memilih peluang, dan berkomitmen untuk mengatasi tantangan.
Banyak yang menganggap ini sebagai kalimat motivasi kosong, tetapi riset menunjukkan bahwa self-efficacy—keyakinan bahwa kita mampu mencapai tujuan melalui usaha kita sendiri—merupakan faktor penting dalam kesuksesan. Berbagai temuan penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki self-efficacy tinggi cenderung lebih gigih dalam menghadapi tantangan dan lebih berani mengambil risiko yang diperlukan untuk mencapai tujuan mereka. Nah, You Owe You berusaha mengingatkan kita untuk tidak melupakan fakta bahwa untuk sukses, kita harus mempercayai dan menghargai kemampuan kita.
Pelajaran yang Bisa Kita Ambil dari Buku Ini
Baik kamu seorang pengusaha yang ingin membangun kerajaan bisnis, karyawan yang berjuang naik jabatan, mahasiswa yang ingin lulus dengan gemilang, atau masyarakat umum yang sedang mencari arah hidup, You Owe You memberikan pelajaran yang sangat relevan untuk semua. Berikut beberapa takeaway yang bisa langsung kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Kendali Terletak di Tanganmu
Sebagai pengusaha atau karyawan, seringkali kita merasa terjepit antara tuntutan pekerjaan dan impian pribadi. Buku ini mengajarkan bahwa kita memiliki kontrol penuh atas pilihan kita. Tidak ada yang bisa mengubah nasib kita selain diri kita sendiri.
Seperti yang dikatakan Thomas, “Jika kamu ingin sukses, kamu harus mengambil tanggung jawab penuh terhadap hidupmu.” Ini berarti kamu harus menghentikan kebiasaan menyalahkan orang lain atau kondisi eksternal atas kegagalanmu. Lakukan yang terbaik yang kamu bisa, dan lihat bagaimana dunia mulai berpihak padamu.
2. Jangan Takut Mengambil Risiko
Banyak orang merasa nyaman dengan zona aman, terutama dalam karir atau usaha. Namun, Eric Thomas menekankan pentingnya mengambil risiko untuk bisa berkembang. Kamu mungkin takut gagal, tapi kegagalan itu adalah bagian dari proses belajar.
Best Practice: Jika kamu seorang karyawan yang ingin naik jabatan, jangan ragu untuk mencoba hal baru di tempat kerja, misalnya mengambil proyek besar atau mengajukan ide-ide inovatif. Jika kamu seorang pengusaha, coba pertimbangkan untuk mengeksplorasi pasar baru atau produk baru meskipun ada ketidakpastian. Dalam dunia bisnis, risiko yang dihitung dengan baik justru sering menjadi pintu menuju kesuksesan.
3. Konsistensi adalah Kunci
Sering kali kita merasa lelah atau kehilangan motivasi saat perjuangan terasa berat. Namun, Thomas mengingatkan bahwa konsistensi lebih penting daripada semangat sesaat. Ini berlaku untuk semua orang—mahasiswa yang belajar untuk ujian, karyawan yang mengejar promosi, atau pengusaha yang membangun usaha dari nol. Semua kesuksesan besar dimulai dari langkah kecil yang dilakukan berulang kali.
Cerita Nyata: Coba ingat kisah tentang Dian Sastro, aktris Indonesia yang sudah terjun di industri hiburan sejak belasan tahun lalu. Ia dikenal karena konsistensinya dalam mengembangkan karir, memilih proyek yang tepat, dan menjadi sosok yang menginspirasi. Melalui konsistensi dan kerja kerasnya, Dian telah mencapai puncak karir yang luar biasa.
Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Semua Ini?
-
Self-efficacy itu penting – Percaya pada kemampuanmu sendiri akan mengubah cara kamu menghadapi tantangan dan peluang.
-
Risiko yang dihitung adalah peluang – Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba hal baru.
-
Konsistensi itu lebih penting dari sekadar semangat – Lakukan apa yang harus dilakukan, walau dalam situasi yang penuh tantangan, dan lihatlah hasilnya.
Kamu berutang pada dirimu sendiri untuk menjadi yang terbaik. Seperti yang dikatakan Eric Thomas, “Kamu bukanlah apa yang kamu pikirkan tentang dirimu sendiri, tetapi apa yang kamu lakukan untuk dirimu sendiri.” Jadi, mari kita ambil langkah pertama menuju versi terbaik dari diri kita.
Jika artikel ini bermanfaat, jangan lupa untuk like, comment, atau share! Siapa tahu, ada temanmu yang juga butuh sedikit dorongan untuk mulai berinvestasi pada dirinya sendiri.