Pernah nggak sih kamu merasa kayak dunia lagi memojokkan kamu, dan segala hal kayaknya nggak berjalan sesuai rencana? Kayak ditarik mundur terus, atau dilempar bola masalah yang terus datang tanpa henti. Apa yang kamu lakukan? Marah, frustrasi, atau malah jatuh dan diam?
Nah, kalau kita ngomongin soal cara menghadapi hidup dan masalah, ada satu buku yang mungkin bisa bikin kamu mikir ulang soal cara kita merespons tantangan. Meditations karya Marcus Aurelius!
Ibaratnya gini, hidup itu kayak naik gunung. Semakin tinggi kamu mendaki, semakin banyak tantangan yang akan kamu hadapi. Tapi, kunci untuk tetap bisa menikmati perjalanan itu adalah cara berpikir kita. Meditations bukan cuma buku filsafat kuno yang dibaca orang-orang di ruang perpus, tapi ini adalah catatan pribadi dari seorang Kaisar Romawi yang menulis tentang bagaimana dia menghadapi dunia dan dirinya sendiri dengan ketenangan dan kebijaksanaan.
Gimana bisa? Ayo kita bahas.
Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Meditations?
1. Kontrol Diri Itu Kekuatan Terbesar
Pernah merasa emosi kamu meledak-ledak dan akhirnya malah nambah masalah? Itu sering banget terjadi, terutama kalau kita berada dalam situasi yang menekan. Tapi, di Meditations, Marcus Aurelius ngajarin kita buat mengontrol reaksi kita terhadap hal-hal yang terjadi. Dia percaya bahwa kita nggak bisa mengontrol dunia luar, tapi kita bisa mengontrol bagaimana kita merespons dunia tersebut.
“Jangan biarkan apa yang ada di luar kendalimu mengganggu kedamaian pikiranmu.”
Riset psikologi positif juga mendukung hal ini. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Martin Seligman, tokoh utama di balik Positive Psychology, menemukan bahwa mereka yang memiliki kontrol diri yang baik (self-control) cenderung lebih bahagia dan sukses. Kalau kita bisa mengendalikan emosi dan reaksi kita, kita nggak akan mudah terpengaruh oleh hal-hal eksternal yang nggak sesuai dengan harapan.
Best Practice: Sebagai pengusaha atau karyawan, penting banget untuk menjaga ketenangan dalam menghadapi tekanan. Misalnya, ketika perusahaan kamu sedang menghadapi penurunan omzet atau performa kerja yang nggak sesuai harapan, jangan terbawa emosi. Sebaliknya, berpikirlah jernih dan fokus pada langkah-langkah konkret yang bisa diambil untuk memperbaiki situasi.
2. Fokus pada Hal yang Bisa Kamu Kontrol, Lupakan Sisanya
Kehidupan kita sering kali penuh dengan kerisauan dan ketidakpastian—apakah itu masalah pekerjaan, hubungan, atau masalah pribadi. Marcus Aurelius mengingatkan kita untuk fokus pada apa yang bisa kita kendalikan dan melepaskan hal-hal yang di luar kendali kita. Daripada kebingungan soal hal-hal yang nggak bisa kita ubah, lebih baik kita beri perhatian pada langkah-langkah yang kita bisa ambil untuk memperbaiki situasi.
“Jangan biarkan dirimu terganggu oleh apa yang tak bisa kamu ubah.”
Studi menunjukkan bahwa orang yang bisa memisahkan hal-hal yang bisa dikendalikan dan yang nggak bisa dikendalikan akan memiliki tingkat stres yang lebih rendah. Ini relevan banget dalam dunia kerja, kan? Seperti ketika kita nggak bisa mengendalikan ekonomi global yang sedang terpuruk, tapi kita bisa mengendalikan bagaimana cara kita beradaptasi dengan kondisi tersebut.
Best Practice:
Kalau kamu seorang konsultan atau mahasiswa, mungkin sering merasa terjebak dalam hal-hal yang di luar kontrol kita—seperti keputusan atasan yang nggak sesuai harapan atau masalah yang datang tanpa diduga. Solusinya adalah fokus pada tindakan yang bisa kamu lakukan. Alihkan perhatian pada tugas-tugas kecil yang bisa kamu selesaikan dengan baik, dan lihat bagaimana itu akan membawa perubahan besar.
3. Kehidupan Itu Sementara, Jadi Nikmatilah
Seringkali, kita terlalu sibuk dengan pekerjaan, ambisi, dan target hidup sampai lupa menikmati momen-momen kecil yang berarti. Marcus Aurelius mengingatkan kita bahwa kehidupan ini singkat dan sementara, jadi kita harus benar-benar menyadari setiap detik yang kita jalani.
“Hidup ini cuma perjalanan singkat. Jangan buang waktumu untuk hal-hal yang nggak perlu.”
Riset tentang well-being atau kebahagiaan menunjukkan bahwa mereka yang bisa menikmati hidup mereka, menerima kenyataan, dan nggak terobsesi dengan kesempurnaan lebih cenderung merasa puas dengan hidup mereka. Sebagai contoh, penelitian oleh University of California menemukan bahwa orang-orang yang memiliki keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi lebih bahagia dan sehat secara mental.
Best Practice: Sebagai mahasiswa, jangan hanya terfokus pada ujian atau tugas yang nggak ada habisnya. Nikmati juga momen-momen bersosialisasi dengan teman-teman dan kegiatan yang membuat kamu merasa lebih hidup. Sebagai pengusaha, meskipun sibuk mengejar target, tetaplah luangkan waktu untuk menikmati hasil kerja keras, bahkan dalam bentuk yang kecil.
3 Takeaways yang Bisa Kamu Terapkan:
-
Kontrol Diri Itu Kekuatan! Dalam menghadapi masalah, fokuslah pada bagaimana kamu merespons, bukan pada masalah itu sendiri. Ketika kamu mengendalikan reaksi, kamu bisa tetap tenang meskipun dunia terasa penuh tekanan.
-
Fokus pada Hal yang Bisa Kamu Kontrol! Jangan pusingkan hal-hal yang di luar kendali. Alihkan perhatian pada tindakan konkret yang bisa kamu ambil untuk memperbaiki situasi.
-
Nikmati Hidup Ini! Jangan biarkan dirimu terjebak dalam ambisi yang tak ada habisnya. Kehidupan itu singkat, jadi nikmatilah setiap momen yang ada, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan pribadi.
Nah, itu dia pelajaran-pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari Meditations karya Marcus Aurelius. Kalau kamu merasa artikel ini bermanfaat, jangan lupa untuk like, komen, dan share ke teman-teman kamu! Yuk, mulai ubah cara kita berpikir dan bertindak untuk hidup yang lebih bijak dan bahagia!