Lima tahun terakhir saya sering mengadakan pelatihan menulis. Baik yang berbayar maupun yang digratiskan. Salah satu pertanyaan yang paling sering muncul selama ini adalah, “Bagaimana tips menulis buku dengan cepat?”
Pertanyaan itu begitu sederhana. Karena toh semua orang bisa mencari jawabannya hanya dalam hitungan detik melalui Google, YouTube, dan seterusnya.
Namun, mengapa pertanyaan tersebut masih sering mencuat?
Menurutku, tidak sedikit orang yang malas berproses. Mimpinya besar banget, wow gitu. Tapi upaya untuk mewujudkan mimpinya yang masih minim.
Sejujurnya ada banyak banget faktor yang membuat orang tidak menyelesaikan naskah bukunya. Dari motivasi diri yang rendah, buruknya kedisiplinan, hingga keterampilan menulis yang terbatas.
Namun, menurutku mengapa kebanyakan orang belum berhasil menuntaskan karya pertamanya, adalah kebanyakan mikir ketika proses menulis.
Apakah berpikir itu salah? Bukan begitu. Justru berpikir itu yang perlu terus kita asah. Namun, menurutku salah besar jika dalam proses menulis sambil mengkritik karya sendiri, menghakimi karya sendiri atau menyunting.
“Ketika menulis, sebaiknya tulis aja. Edit mah bisa belakangan.” Itulah mantra yang sering kuberikan kepada para peserta pelatihan menulisku selama ini.
Tak mengherankan jika slogan, “Write First, Edit Later!” terus kusampaikan selama ini. Karena toh mantra tersebut yang menurutku dan banyak penulis lain cukup efektif dalam meningkatkan produktivitas kita sebagai seorang penulis.
Ya, ketika menulis, fokus nulis aja. Nanti ada kok waktu untuk merevisi, menyunting, atau menyempurnakan. Kalau menulis sambil mengedit, nggak akan kelar-kelar bukunya hehe.
So, buku apa yang akan teman-teman tulis tahun ini? Pesan apa yang ingin teman-teman sampaikan kepada dunia?
Agung Setiyo Wibowo
Depok, 4 Juni 2022
Sumber gambar: Freepik.com