Netral. Itulah kata yang kuucapkan ketika memandang segala sesuatu.
Ya, begitulah hidup. Segala peristiwa yang hadir pada diri kita sesungguhnya bersifat netral. Kitalah yang menghakimi, menilainya.
Namun, bukan berarti kita seenaknya sendiri. Kita semestinya memakai nalar dan hati secara berimbang ketika menyikapi segala hal.
Netralitaslah yang menawarkan berkah dan kutukan. Bagai koin bermata dua.
Menjadi berkah jika kita menyikapi hidup ini sebagai persembahan kepada Tuhan dan diniatkan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada orang lain. Menjadi kutukan bila kita mengabaikan peran-Nya dan justru merugikan sesama.
Berkah bisa dipancing. Kutukan bisa dibuat. Segalanya dimulai dari sendiri.
Sudahkah Anda menyadarinya?
Agung Setiyo Wibowo
Depok, 26 Februari 2020